Wednesday, August 17, 2011

Trip to Bogor...^^

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, pagi ini cerah sekali. Bogor, seperti kemarin, masih bersahaja dan ramah pada aku yang baru kemarin sampai di tempat ini. Hmm.. rumah sepi, pemiliknya lagi ke IPB urus ini itu. Si Indah masih asyik dalam buaian mimpi, dan ada aku yang lantas clingak clinguk ke dunia maya, klik ini klik itu yang menarik perhatianku dan akhirnya mampir ke blogq tersayang ini..:P

Well, ini adalah kali pertamaku ke Bogor. Sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benakku kalau bakal menginjakkan kaki di daerah ini. Kita tidak pernah tahu jalan hidup yang digariskan Tuhan sampai kita benar-benar mengalaminya, bukan? Jadi setelah melakukan perjalanan sekitar 13 jam dari Solo sampai kesini, akhirnya aku bisa menghirup udara Bogor. Berada dibawah langit yang menaugi tempat ini. Kesan pertama yang kurasakan adalah, "kok Bogor ga sesejuk yang kubayangkan, yah?" Iya, jadi kan yang saya ketahui kata orang, Bogor itu sejuuk dan dingiiin bgt, tapi yang saya rasakan tidak seperti itu. Bahkan menurutku Solo jauuuh lebih dingin. Bener, lho!! Setelah menanyakan hal ini ke tuan rumah, (k Tika) dia menjelaskan memang kalau untuk daerah sini tidak dingin, yang dingin itu di kotanya... _oohh ternyata gitu..:8

Perjalanan ke sini, kemarin naik kereta ke Jakarta seorang diri. Sebenarnya sempat khawatir juga karena kata orang banyak kejahatan yang bisa terjadi di kereta. Tapi, syukur alhamdulillah kemarin itu bisa selamat sampai tujuan, dan perjalanannya pun lumayan nyaman. Penumpang kereta cukup sepi, mungkin karena saya melawan arus mudik, dimana orang pada rame-rame keluar jakarta, nah saya malah masuk jakarta. Berangkat dari Solo jam 5 sore, dan sampai di Stasiun Manggarai jam 4 dini hari. Melelahkan sih, tapi seru. Untuk pertama kalinya saya berbuka puasa di kereta, menunya pun seadanya hanya sebotol Aqua dan sebiji roti. Hmm.. saya dapat pelajaran lagi, bahwa kesederhanaan itu bisa terasa sangat manis jika kita ikhlas dan mensyukuri nikmat yang ada. Lama aku memperhatikan kesibukan yang terjadi di dalam kereta. Beberapa saat sebelum waktu berbuka tiba, para pedagang asongan tidak henti menjajakan barang dagangannya. Barang dagangannya pun rupa-rupa. Dari makanan untuk berbuka, makanan untuk oleh-oleh, TTS, buku tuntunan sholat, cendra mata, bantal sampai alat pijat. Mereka berlalu lalang di lorong-lorong gerbong menawarkan dagangan kepada penumpang dengan tak kenal lelah. Dengan irama suara yang stabil, mereka gesit dan sabar berjuang untuk mencari rejeki. Pengamen dan pengemis, yang sempat kukira akan berdatangan tanpa henti, ternyata malah sangat sedikit. Hanya jika berhenti di stasiun-stasiun ku dengar mereka menjual suara. Dari teman yang duduk disampingku, aku tahu kalau rupanya pihak kereta api telah melarang para pengamen dan pengemis itu untuk "berkeliaran" di dalam kereta. Mungkin ini salah satu upaya PT Kereta Api untuk membuat penumpang lebih nyaman.

Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dalam perjalananku kali ini. Banyak yang mengagap mereka "sang penjajah barang" di dalam kereta dengan pandangan yang sedikit negatif. Khususnya bagi penjajah makanan. Ada prasangka bahwa makanan yang mereka jual itu telah di"bumbui" dengan hypnosis sehingga para penumpang umumnya khawatir untuk membeli makanan mereka, termasuk juga aku. Tetapi, jika kita melihat bagaimana mereka berjuang semalaman tak tidur demi mencari rejeki, sedikitnya hati kita akan terenyuh. Saya tak henti mengucap syukur, betapa tak pantasnya aku mengeluhkan ini itu selama ini, sementara masih banyak yang lebih kurang beruntung dariku. Mereka juga mengajarkanku untuk tak gampang menyerah. Malu hati ini menyaksikan mereka tak lelah menyodorkan dagangan kepada penumpang yang kebanyakan akan menggelengkan kepala atau melambaikan tangan. Apakah mereka putus asa begitu saja? Tidak! bahkan tak kudengarkan perubahan dalam suaranya ketika menawarkan dagangannya ke penumpang lain. Begitu terus berulang-ulang sampai subuh menjelang dan aku tiba di Stasiun Manggarai..

Tiba di manggarai, sekilas ku menoleh pada kereta yang aku tumpangi tadi. Melambaikan tangan pada teman yang baru ku kenal di kereta. Dia anak UMS juga. Mahasiswa S1 jurusan psikologi. Anaknya lumayan asik buat diajak ngobrol. Darinya aku juga tahu serba-serbi kehidupan didalam kereta. Dia akan turun di stasiun terakhir, yakni di Stasiun Tanah Abang. Aku lupa siapa namanya. Tetapi, aku akan mencarinya ketika balik ke Solo nanti. Kuedarkan pandanganku menyapu stasiun Manggarai. Tampak beberapa orang tertidur di bangku-bangku stasiun. Beberapa ibu mengendong bayinya, ada bapak-bapak yang menahan kantuk dengan menonton TV yang hanya menanyangkan iklan yang cuma itu-itu saja. Beberapa pedagang asongan tetap semangat berjualan dibawah langit Manggarai yang masih hitam. Mereka telah terbiasa dengan dingin yang kurasakan sangat menggigit. Seorang awak kereta api sedang membersihkan bagian atap KA. Benar-benar subuh yang sibuk. Adzan belum lagi berkumandang ketika loket tiket terbuka, bergegas aku kesana sebelum antrian memanjang. Setelah tiket telah berada ditangan, aku menunggu di jalur 6 untuk kereta menuju Bogor. Keretanya datang sejam lagi. Aku clingak clinguk mencari mushollah ketika adzan subuh berkumandang. Sayangnya aku tak menemukannya. Akhirnya sholatnya sambil duduk saja di kursi stasiun.

Kereta yang ditunggu akhirnya tiba juga. Aku segera naik dan duduk di kursi. Mata terasa begitu berat sehingga aku sempat tertidur berulang kali. Penumpang turun dan naik di setiap stasiun. Anak sekolahan yang akan mengikuti upacara bendera 17 Agustus, orang yang pulang mudik, dan lagi pedagang asongan.. Sejam pun akhirnya berlalu, dan Kereta telah tiba di stasiun terakhir. Suami K' Tika telah ada disana untuk menjempt. Sempat lama saling menelpon karena ada sedikit miss komunikasi.. (aku yang sangat susah dalam hal-hal navigasi sukses membuat K Dani kelimpungan mencari,,hehehehe).. tetapi akhirnya ketemu juga daaaann sampailah saya dirumah ini, di rumah K Tika,,,,^^

Hmmm.. sudah lumayan panjang y, postingan kali ini,, sudah dulu y, pals.. Cerita lainnnya ntar mentusul. Aku dan Indah telah merencanakan petualangan-petualangan yang akan kami lakukan selama di Bogor. Semoga seru dan dapat pengalaman n pelajaran berharga,,amiiinn^^

Friday, August 05, 2011

First Fasting Without Families

Assalamualaikum. Wr. Wb


 Hi, pals? how's your morning? It's half past ten now. I just wake up and straightly feel pain around my throat. It seems that I'll get cold. O I do wish it wouldn't happen, amen. Being sick in the place where you are much far from your families is a disaster, hiks,,hiks,,hiks..

Finally, akhirnya sudah bisa puasa juga hari ini. My first fasting without my families. It's pretty sad but it's OK. Our menu were fried rice with a glass of milk. I couldn't help my self not to remember my families in Kendari. Yeah, I knew what were they eating, how was the atmosphere (my mom and my sistas were busy to prepare our food, my fatha' was watching TV). It was frustrated. I mean it.

Hmm, aktifitas hari ini apa y? kemarin kami ke PGS dan Beteng seharian, belanja-belinji buat oleh-oleh untuk keluarga (memanfaatkan momen terakhir g puasa, hhehehehe), Hari ini entah mau apa. Kok rasanya bete bgt ya, gapunya sesuatu untuk dilakukan. Suram aku membayangkan aktifitas hari ini hanya, online and then sleep, online and sleep again,,hufftt...

Kemaren, pengumuman penerimaan Maba Pasca UMS sudah keluar, Thx God I was accepted. Orientasi Mahasiswa Baru akan dilaksanakan nanti pada tgl 17 september. Huaaaa...masih lamaaaa. Dalam rentang waktu itu aku ngapain yah? Keinginan untuk pulang ke kendari besar sekali sih, tetapi dalam hal ini aku harus realistis. Banyak dana yang harus dikeluarkan dalam masa-masa ini, (SPP cs, IELTS test, and so on and so on). So, Mudiknya di pending aja. Lumayan susah lho, membujuk diri untuk tegar karena teman-teman seperjuangan pada pulang semua,, Bisa dibilang ini adalah lebaran kali pertama tanpa keluarga. But, akan selalu ada kali pertama kan untuk semua yang kita alami? Anggap saja ini bagian dari perjalanan hidup yang akan memberi warna pada lukisan hidupku. Kelak akan kukisahkan dan kubanggakan,,amiiinn

Well, pals, sudah dulu y,,,? Sakit ini telah merampas moodku untuk bercerita tentang banyak hal. Akan ada waktu dimana kita akan berbagi cerita lagi,,, CIAO..^_^

Wednesday, July 27, 2011

Random Stories


Assalamualaikum Wr.Wb.

Hi, my dearest blog,,, (y iyalah cuman satu2nya ini kok..:P) Long time  no see yah, Eh ralat ding, bukannya long time no see, tiap hari malah aku mengunjungi blog ini. Setiap kali itu juga aku menklick tombol “entri baru” tetapi begitu lappyku mendisplay web page itu, wussssss…..!! tiba-tiba semua kalimat yang sempat tertata rapi itu lenyap begitu saja. Terbang tertiup angin. Tidak meninggalkan kesan yang mendalam. Meneghilangkan hasrat untuk menulis. Akirnya, hanya bisa blog walking dan menahan iri melihat postingan teman-teman blogger :(


Ya sudahlah, hari ini biarpun hanya ngalor ngidul “gaje” (ga jelas.com..^_~), gapapalah. Hmm..Let’s pick the stories randomly. Here they are: Hari ini adalah hari terakhir kursus persiapan IELTS buat ke Minnesota, besok sudah post test. Yeah, Honestly I feel nothing but confuse. Well, actually among four skills (listening, speaking, reading and writing), I think I get better in my writing and speaking. Vice versa, I get worse in my listening and reading,,hiks..hiks..hiks.. And poor me as I don’t have any idea how to deal with it, listening I mean. In the listening class activity, I think I can perform good, but in the fuc**n’ progress test, I always fail. My score is never upper than 4, while in order to get LOA from Minnesota, at least I should gain 6. It’s so frustrated, you know… Sigh..:P

Tetapi, biarpun begitu bukan berarti aku akan berhenti bermimpi untuk study in abroad. No way!! Selalu ada waktu memang dimana kita berada dalam titik jenuh dan lelah. Tetapi itu bukan sinyal untuk berhenti dan berputus asa. Yeah, semacam waktu untuk beristirahat dan kembali mengatur strategi untuk mearaih mimpi itu. Merencanakan back uu planningslah istilahnya. Berpikir realistis dan membuka mata lebar-lebar terhadap semua peluang dan kesempatan yang terbuka juga cara ampuh untuk tidak terjebak hanya pada satu cara meraih mimpi. Many ways to go to Rome, right? Nah, sementara berjuang untuk Minnesota, sekarang ini aku juga sedang mecoba mengetuk pintu beasiswa yang lain, which is ADS (Australian Development Scholarsip). Application formnya sudah aku download dari kapan hari. Cuman beginilah jeleknya orang yang sangat moody. Apa-apa tergatung apada mood. Ditambah lagi aku sedikit bingung dengan formnya yang sangat berbeda dengan tahun lalu. Untungnya, Mr Fitri, instruktur untuk speaking, telah bersedia membantu. Jadi ceritanya, aku tinggal mencoba mengisi semampunya dan dia akan mengecek dan memberi masukan-masukan. See.. benar emang kata k Yudhi Karim Gumanawan, bahwa mimpi akan selalu mencari caranya sendiri untuk dapat diwujudkan sepanjang dia dibiarkan untuk tetap hidup didalam jiwa. (Dapat suplemen lagi, nih..:P)

Tadi aku sudah bilang kan kalau cerita dalam postingan kali ini sifanya acak? jadi jangan heran kalau alurnya loncat-loncat yah.. (ini salah satu strategi supaya tidak stuck dalam menulis,,hehehe).. Oh ya, hari-hari belakangan ini emosi dan pikiran serasa diayun-ayun oleh tangan-tangan tak terlihat yang begitu kuat terkait kepastian status beasiswa kami. As I told you before that we expect to continue our study through scholarship by DIKTI. Actually we've done what we should done to gain it: completing documents, registering through online on DIKTI's web, bla,,bla,,bla,,.. But, I don't know why it seems to difficult to get Kopertis 9 agreement. Yeah, sekarang ini saya dan teman-teman sedang sangat sangat sangat muak dengan kinerja dan tabiat orang-orang di Kopertis 9 yang terkesan sangat-sangat mempersulit kami. Sesuatu yang sebenarnya sangat trivial kok dibuat susah ya,,?? (heran campur gemes plus berasapp,,grrrr) Apa sih susahnya sekedar menstatuskan doang? Jadi kan kami sudah melengkapi semua yang mereka minta, pihak Universitas penyelenggara juga sudah menjamin kami akan diterima, Rektor dari Unversitasku juga sudah turun tangan. Tapi kok semuanya terkesan dipersulit dengan dalih yang sangat-sangat lemah. Hufttt, kayaknya kesabaran lagi di uji nih, semoga bisa menang pada akhirnya,,amiiinn

And here the other random story...
Kata orang, hidup tidak cukup hanya dengan satu planning. Saat plan A kelihatannya akan tidak berhasil, harus selalu ada plan B, plan C even until plan Z, sebagai back upannya. Seperti juga aku saat ini. Plan Anya: dapat BPPS dan terbang ke Minnesota dan meraih gelar Double Degree dengan penuh kebanggaan (heheheh). Tetapi sehubungan dengan adanya riak diarea Kopertis 9, it means that I should think my Plan B, yaitu tetap lanjut kuliah di UMS dengan biaya sendiri, tetapi tidak di Magister Manajemen Pendidikan, melainkan lanjut ke jurusan yang sesuai dengan majorku ketika S1, which was in English Department. Nah, sementara itu saya juga akan apply for ADS. Kali aja lulus dan akhirnya terbang ke Aussie meraih gelar M.ED dari salah satu University di sana, amiiinnn.


Yeah,, begitulah, study in abroad always be my biggest dream and I dont want to change it. I do believe that it's just the matter of time that I'll be there someday to hold my Master even my Doctoral Degree.  Amiiinn. And, oh, also going to the UK is my dream...hehehhe...(^_~)v



Tuesday, June 28, 2011

It's Wednesday, and It's holyday, finally I have time to post some stories about my days in Solo.Time runs fastly that I don't notice it's been 3 weeks since we arrived here.

As I had told in my previous posting, we're staying in students' house right now. We have class 5 days a week started from Monday to Fryday. When my friends and I met instructors for the first time, we're so happy as they were all young, friendly and smart. The first instructor is Mb Syahara, she is handling listening class. The second one is Mas Fitri, he is speaking instructor. Next is Mb Susi, she's handling Writing class, and the last but not least is Mr. Giri, he is master in reading.

We took our pretest of IELTS on Fryday, June 17th '11. It was horrible, hehhe..I mean I just got low score, but don't worry be happy coz that was the pretest. I still have 6 more weeks to improve my ability, don't I? In the weekend, we went together to Slamet riyadi. there was Solo Batik Carnival. It was owesome. we took some pictures and uploaded it on FB.

OMG,,, actually I want to finish this posting, but unfortunatelly suddenly there's sumthin' that I should fix..Hufffttt,,, C Y...

Thursday, June 16, 2011

Grrrrr... Dinginnya udara Solo menembus jaket yang telah beberapa hari ini tak pernah lepas dariku. Lumayan membuat kulit kering, bibir pecah-pecah dan mata perih. Apa lagi malam ini, di kantin Rusunawa KH. Mas Mansur yang terbuka seperti ini angin malam berhembus dingin sekali. Sebenarnya ingin sekali aku beranjak naik bergelung didalam selimut. Tetapi area hotspot tidak menjangkau kamar. MOdem sedang dipakai oleh Nasir, jadi disinilah aku, bersama beberapa orang yang juga online, facebookan, posting, and browsing...


Ada beberapa cerita yag ingin aku bagi malam ini. Tentang hari ini, hari kemarin dan mungkin nanti. Satu sejarah lagi terukir dalam perjalanan hidupku hari ini. Yeah, hari ini adalah hari pertamaku mengikuti test IELTS. Meski ini hanyalah pre test dan pengujinya bukan native speaker, test ini lumayan memberiku gambaran tentang seperti apa IELTS itu. Hari ini juga hari pertamaku menempati asrama. Asramanya cukup bagus menurutku. Bersih dan nyaman. Fasilitas lengkap, dan yang jauh lebih penting adalah keamanannya terjaga.

Hatchi...!!! wuih dingin bgt disini,,, It seems that I couldnt stay here any longer. So,, ceritanya dipending saja ya...^^

Tuesday, June 14, 2011

I've miss them already...

Sawah nan hijau membentang di depan rumah kembali menyambut ku pagi ini. Sama seperti waktu pertama kali dulu, aku masih begitu terkesima dibuatnya. Piringan keemasan diufuk timur tetap menyapaku tak kalah ramanya seperti 3 minggu yang lalu. Akhirnya aku kembali lagi kesini. Huuuuffffttt... kembali aku meresapi indah ini. Meskipun kali ini aku tak bisa memandang Merapi karena sedang berselimut kabut. Seperti juga hatiku.

Mataku memandang jauh luas sawah yang terbentang, tetapi jiwaku terbang melampaui itu. Bagaimana tidak? Jika diatas hamparan hijau itu tergurat wajah ibu dan bapakku tersayang. Masih terasa pelukan ibuku saat mengantar ku di bandara kemarin. Pelukan itu terasa istimewa karena itu adalah hal yang sangaaaaaaaatt jarang dilakukan oleh ibuku. Perempuan paling istimewa yang dianugerahkan tuhan untukku. Bagaimana tidak, jika masih sangat terasa ciuman Bapak di pipiku? Aku tak kuasa menahan jatuhnya air mata ini, betapa aku menyayangi mereka...

Hari ini, aku dan teman-teman dirumah saja, beristirahat dulu. Besok baru jalan-jalan. Masing-masing teman sibuk dengan urusannya masing-masing. Untuk mengisi waktu,aku memutuskan nonton saja. Tetapi bagaimana bisa menikmati jika anganku langsung terbang tak terelakkan kepada adik2ku dikendari? Canda tawa mereka nyata kurasakan saat ini. Bagaimana kami selalu menemukan cela dari sebuah film untuk kemudian mengkritiknya habis-habisan. masih terasa bagaimana nikmatnya aku dan eda menjahili ache menonton film korea,, ah.. betapa melownya aku hari ini. Sesuatu yang sangat tidak ingin kutunjukkan didepan mereka semua sebenarnya. Tapi so what?? I've missed them already.

Memang benar pada saat jauh, apa yang tadinya menyebalkan akan terasa begitu manis. Ruang hatiku kini dipenuhi dengan sosok hitam yang jarang mandi itu. Yeah I miss U aco... really.

Friday, June 03, 2011

Trip to Solo, Trip to Reach my Dream part II

Hai... ternyata gag bisa berlama-lama menunda postingan selanjutnya, hehehe.. iya nih rupanya cerita ini gag bisa lama-lama cuman tersimpan dalam kepala, takutnya mengendap dan memfosil seperti cerita lainnya yang terpaksa "teraborsi" tak sempat lahir. Walau sebenarnya jujur saja, saya tergerak mempostingkan cerita ini karena adanya dorongan dari Suhartini Syukri. Dia tidak memintaku menulis secara langsung, tetapi pengakuannya bahwa dia sering mampir ke blog ini membuatku sedikit termotivasi untuk segera memperbaharui cerita, merekam jejak hidupku pada laman ini.... So, here the story goes..



Setelah Sholat Dzuhur di Mesjid Agug Surakarta yang sukses membuatku semakin mengagumi kota ini, kami memutuskan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Mb Endang kemudian mengajak kami menyelusuri warung jajanan disekitar situ. Wow.. harganya sangat murah, lho.. mpek-mpek palembangnya bahkan cuman seribu sebiji, dengan ukuran yag sama seperti di tempatnya "mpek-mpek ibu Fathun" di kendari yang seharga delapan ribu. ckckckck...Akhirnya kami pun berhenti di warung makan "Mba Endang" kami sempat bergurau, kok nama pemiliknya sama dengan nama mb Endang, guide kami? tapi kata Mb Endang, warung ini bukan miliknya. Hanya suka makan disini aja katanya. Menu yang tersaji lumayan menarik. Dan sekali lagi kami dibuat melongo dengan harganya. Sangat miring, boooo... Lidah kami yang sangat "Sulawesi" lumayan kesulitan dengan kuliner di sini. Sedikit-sedikit kami bergumam.."mmmm...enakan di kendari...." atau "kalau dikendari bumbunya terasa bgt.."..hehehe.. untungnya Mb' Endang tidak tersinggung ucapan kami yang berkali-kali kami lontarkan tersebut. Malah belum-belum salah seorang temanku sudah merindukan ikan. Aku sendiri sebenarnya sudah merindukan laut. Di Solo ini aku belum melihat laut. OOOo...we are so Sulawesi...jiakkakakak..



Target kami selanjutnya adalah Keraton Surakarta yang juga jaraknya dekat dengan Masjid Agung Surakarta ini. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Matahari yang telah tepat berada di atas kepala kami tak menyurutkan langkah kami menuju Keraton. Sayang sekali ketika kami tiba, Museum Keraton telah tutup. Tetapi bukan kami namanya jika patah semangat. Dengan antusias kami mengamati apa yang bisa kami amati disekitar keraton. Tentu saja tak lupa acara foto-foto. (foto-foto diriku yang narsis di area keraton belum dapat ku upload karena masih tersimpan di kamera teman...:(...). Tak lama sebelum memutuskan pulang, tiba-tiba seorang pak tua menghampiri kami. Mungkin terharu melihat kami yang begitu antusias dengan Keraton, beliau menawarkan andongnya untuk mengantar kami berkeliling Keraton. Wow... betapa menyenangkannya. Tanpa ragu kami mengangguk setuju. Beliau kemudian pamit sebentar mengambil andongnya. Dan tak lama kemudian,,,kletak kletok bunyi kaki kuda mendekati kami.  Bapak tua dan Andongnya. Dengan noraknya kami berebut naik keatas andong. Nikmatnya jadi turis....hehehe. Pak tua ini tidak hanya baik hati, tetapi juga seorang guide yang sangat handal. Beliau menerangkan kepada kami setiap area yang kami lalui dengan detil. Ada kebo bule, ada rumah tumenggung dan lain-lain, kami juga diantarkannya ke Kampung Batik, tempatnya batik dengan beragam corak. Rasanya belum ingin pulang, tetapi apa boleh buat, waktu yang sudah masuk Ashar mengharuskan kami untuk pulang. Istirahat yang belum tercukupi dari kemarin membuat kami harus segera beristirahat. Yah,, besok kan kami masih harus ke gedung pasca UMS untuk menghadiri acara penerimaan, jadi harus terlihat segar. Malam itu Mb Endang sempat ngajakin jalan ke Mal, tetapi karena terlampau capek, aku memutuskan tidak ikut. Apalagi kecapekan ini membuatku terserang flu. Beberapa temanku memutuskan pergi malam itu, tetapi aku tidak.


Akhirnya hari ini tiba juga. Hari dimana kami diumumkan diterima oleh pihak UMS untuk bergabung dalam program double degree kerjasama dengan Minnesota University USA. Aku dan teman-temanku sangat mengagumi kampus ini dan langsung jatuh cinta pada kampus ini saat itu juga. Kampus ini besar dan sangat asri serta bersih. Suasana yang sangat kondusif untuk belajar. Dan akhirnya aku bertemu juga dengan  Bapak Dr. Supriono, Kepala Biro Pengembangan SDM, International Program, orang yag selama ini aku hubungi via telepon untuk menanyakan banyak hal mengenai program ini. Orangnya tinggi putih dan sangat berwibawa. Keramahan terpancar jelas dari dirinya. Acara belum dimulai ketika kami tiba. Aku dan teman-teman mempergunakan kesempatan ini untuk saling berkenalan dengan teman-teman undangan dari daerah lain. Ada yang dari Ponorogo dan Surabaya. Setelah Direktur Pasca Sarjana tiba di ruangan, acara pun dimulai.



Penjelasan dari beberapa bapak-bapak disana mmbuat kami semakin tertarik mengikuti program ini. Selain karena kami akan dibiayai oleh BPPS, kami juga dibuat tertarik dengan proses perkuliahan kami nantinya. Jadi ceritanya kami akan mengikuti pendidikan sebanyak 9 SKS di Surakarta, 9 lagi di Singapur, dan sisanya di USA. Tetapi untuk dapat keluar negeri syaratnya adalah kami harus mencapai score IELTS minimal 6, tetapi jika tidak, kami akan tetap mendapat pembiayaan BPPS sampai akhir tetapi tidak ke luar negri. dalam rangka ikhtiar mencapai score IELTS tersebut, pihak UMS mengadakan kursus selama satu setengah bulan di UMS. Biayanya relatif murah, karena sudah mencakup penginapan, makan, dan laundry. TIdak ada alasan untuk tidak mengikutinya. Bukankah setiap mimpi wajib untuk dibela? Kelar acara ini, kami langsung pulang dan berpamitan pada Mb Endang. Suasana haru kental terasa pada saat adegan cipika-cipiki itu. Mb Endang berjanji mengajak kami ke Astana GiriBangun, makam Ibu Tien Soeharto kelak ketika kami kembali 2 minggu lagi. Mobil didepan telah menunggu kami. Akhirnya, Surabaya,,kami dataaaaaannnggg...

Perjalanan menuju Surabaya lumayan menguras tenaga juga. Kami sampai lewat tengah malam, menginap di rumah kerabat salah satu teman kami. Esoknya aku dan 3 orang teman terbang menuju kendari. Banyak hal yang mesti aku bereskan sebelum benar-benar meninggalkan Kendari.  Tumpukan pekerjaan telah menanti di ruang kerja. Lelah jelas terasa, tetapi semangat itu kian berkobar. Rasa syukur tak terperi menjalari hatiku. Betapa Dia telah mendengar doaku....Yeahhhh... bukankah mimpi memang wajib diyakini dan diperjuangkan????


Trip to Solo, Trip to Reach my Dream part I

Islam tak berlebihan saat memerintahkan manusia untuk senantiasa berprasangka baik pada ketetapan Tuhan. Karena ketetapannya adalah selalu yag terbaik. Mungkin saja manusia tidak "ngeh" pada awalnya, tetapi Dia selalu mampu membuat para "peragu" itu tersenyum pada akhirnya. Setidaknya itulah yang sedang aku rasakan saat ini. Dulu, sebelum sampai pada titik ini, sempat aku bersedih dan kecewa atas beberapa kali kegagalan dalam mendapatkan peluang beasiswa. Sebut saja program pelatihan bahasa yang hampir saja aku ikuti tetapi kemudian batal karena tidak mendapat ijin dari Bos. Ada juga program kerjasama Unhas dan UMK tentang study gender yang tidak jadi aku apply karena sesuatu dan lain hal. Kurang lebih beberapa minggu aku sempat terpancing mempertanyakan keadilan Tuhan, tetapi sekeras mungkin aku halau perasaan itu. Syukur Alhamdulillah, aku dikelilingi dengan motivator yang luar biasa hebat, terutama ibuku dan keluargaku. Dan akhirnya, setiap janjiNya adalah Haq. Tidak akan ada kekecewaan yang tak diganjar dengan kabar baik, asalkan terus berqanaah kepadaNya dan tentu saja terus menerus berusaha. Sebuah fax dari Surakarta membuncahkan hatiku. 7 Orang dosen tetap UMK diterima di UMS untuk bergabung dalam program double degree kerjasama UMS dan COllege of Education and Human Development University of Minnesota USA dengan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan. Namaku salah satu diantaranya...^^

Fax tersebut adalah undangan penerimaan bagi kami bertujuh untuk melanjutkan studi di UMS. Maka, kami pu berangkat ke Surakarta pada Senin, 23 Mei 2011 yang lalu. Kami memesan tiket menuju Surabaya. Dari Surabaya kami ke Surakarta dengan jasa travel. Perjalanannya lumayan panjang. Sekitaran enam sampai tujuh jaman. Aku membayangkan perjalanan Kendari-Kolaka pulang pergi. Tetapi ternyata, meskipun dua kali lebih jauh, perjalanan ini tidak begitu melelahkan karena jalan yang lurus mulus meski sedikit macet. Banyak cerita seru sepanjang perjalanan kami. Ada banyak canda tawa. Sebelumnya kami tidak begitu saling mengenal, selain aku dan k Titin tentunya. Tetapi berada jauh dari kampung halaman, membuat ikatan kekeluargaan terjalin dengan cukup kuat disana.


Kami sampai di Solo (Surakarta) pada pukul 2 dini hari. Rumah yang kami tuju adalah rumah milik kerabat K Titin. Alhamdulillah orangnya sangat baik. Namanya Mb' Endang. Semoga Tuhan membalas kebaikan hatinya dalam menjamu kami selama beberapa hari, amiiinn. Tanpa ba bi bu, kami segera beristirahat. Keesokan harinya, setelah sholat subuh, seperti biasa saya kembali bergelung didalam selimut, hehhehehe..sampai ketika K Titin membangunkan aku. Ditaiknya aku keluar rumah. Sedikit menggerutu aku ikut juga. Dalam hati aku berkata apaan sih K Titin, dingin ini... tetapi.. Subhanallah..pemandangan diluar sunnguh indah. Hamparan sawah yang menghijau, Piringan keemasan di ufuk timur sempurna membangkitkan kekaguman akan kebesaranNya. Hmmmm.... aku memuaskan diri menghirup udara pagi pertamaku di Solo sembari memejamkan mata. Aku ingin menyimpan keajaiban ini dihati dan kenanganku untuk kunikmati nanti. Untuk kuceritakan nanti. Bau tanah, bau sawah, sapaan ramah penduduknya... Ku pikir ini tak bisa lebih indah lagi. Tetapi aku keliru. Ketika aku menengok ke kiri, aku sudah tak dapat berkata-kata lagi. Disana, menjulang Merapi, Gagah perkasa berselimut awan. Biru menjulang dalam rengkuhan langit. Sungguh pagi yang akan selalu ku kenang. Pagi pertamaku di Solo.

Suara gaduh mb Endang memanggil kami untuk sarapan, mau tak mau membuatku beranjak dari pematang sawah. Tak apalah, semuanya sudah ada disini, dihatiku, sepotong keajaiban lagi telah terukir disana. Sarapan terasa nikmat dengan riuhrendahnya candaan dan gelak tawa. Hari itu kami memutuskan untuk berkeliling Solo. Mba Endang bersedia menjadi guide kami. Tujuan kami adalah Pasar Klewer, dan Keraton Solo. Solo terkenal akan batiknya, maka tak heran di Klewer, mata kami dibuat "puyeng" dengan banyaknya ragam batik yang khas dan harganya pun relatif terjangkau.  Wuiiiihhh... maka dimulailah sesi mengobok-obok pasar itu demi oleh-oleh bagi orang tersayang di kampung halaman. Rombongan yang terdiri dari 5 orang perempuan dan hanya satu pria ini pun kalap belanja belanji. Tau sendiri kan gimana para ladies kalau belanja. Muter-muter sampai capek. Aku sendiri sebenarnya bukan termasuk golongan yang doyan belanja. Belum berapa lama aku sudah merasa lelah. Tempat perbelanjaan memang tidak pernah begitu menarik perhatianku dan tidak pernah membuatku betah berlama-lama disitu. Lain ceritanya kalo ke tempat wisata yang memuat unsur sejarah dan budaya, wah kalau itu seharian aku kuat,,hheheehehe...

Setelah menaklukkan Klewer, kami bergegas menuju Mesjid Agung Surakarta yang jaraknya sangat dekat dari Klewer. Jam menunjukkan waktu Solat Dzuhur telah tiba. Sebagai orang Sulawesi, aku takjub juga dengan model Mesjid ini. Unik dan Khas. Tempat sembahyang bagi pria dan wanitanya terpisah ruang. Masjid yang selama ini aku lihat tidak seperti ini. Di Sulawesi jeamaah pria dan wanita memang dipisah, tetapi hanya oleh sekat dimana pria menempati bagian depan. Tetapi mesjid ini tidak. Jemaat Pria malah berada di ruangan bagian belakang. Hal lain yang ku kagumi adalah mesjid ini sangat ramai. SIlih berganti jemaat melakukan ibadah. Hal yang berbeda yang biasa kutemukan di kampung halamanku. Di Mesjid Agung Kendari, jemaat hanya segelintir saja. Mesjid Agung Alkautsar kendari hanya ramai jika lebaran atau tarawih saja. Hmmm... Masjid ini menguatkan keinginanku melanjutkan studi disini. Bukankah tinggal dengan orang yang taat beribadah dapat membawa pengaruh positif??

Wah, jam menunjukkan waktu solat dzuhur untuk wilayah kendari telah tiba. Artinya aku harus segera menghentikan postingan kali ini. Lagian juga sudah lumayan panjang menurutku. Hei... I dont want to make you bore with my story, so... see you in the next posting. Still with the same topic because this is not the end... C U....

To be continue....^^

Monday, May 02, 2011

Terbang Terhempas


Pernahkah kalian merasakan sensasi diterterbangkan/diangkat tinggi sekali lalu kemudian dihempaskan begitu saja kebumi dengan kecepatan tak terkira? Mungkin bagi yang pernah naik wahana Histeria di Dufan pernah merasakannya. Isi perut seakan jeblok dan jantung serasa mau copot, bahkan yang kudengar dari teman ada yang sempat ngompol saat mengalaminya. Aku sendiri sama sekali belum pernah bermain di wahana histeria tersebut tetapi sensasinya sedang aku rasakan saat ini. Bukan ragaku yang diterbangkan tinggi sekali lalu dihempas ke bumi begitu saja melainkan hatiku yang mengalaminya. Sungguh sensasi yang tak menyenangkan. Jantungku bukan hanya mau copot, tapi juga berdegup-degup tak karuan karena bercampur dengan kecewa, sedih, dan perasaan tak rela. Bagaimana bisa aku merasakannya? Begini ceritanya… Auuuuuu….



Masih ingat dengan postinganku yang lalu mengenai Program Pelatihan Bahasa Inggris? Pelatihan itu bertujuan untuk membekali para dosen tetap terpilih dengan penguasaan Bahasa Inggris sebelum pada akhirnya dikirim ke LN untuk melanjutkan studi. Aku dan beberapa rekan dosen di UMK telah mendaftar secara online tetapi dari 19 yang mendaftar hanya dua orang yang berhasil lolos. Banyak rekan dan  termasuk juga aku merasa sedikit kecewa, karena kami tak tahu apa penyebab kami tidak lulus. Dalam aplikasi online itu tidak ada bagian yang mempertanyakan mengenai nilai, pangkat akademik, dan apapun yang dapat membedakan “derajat/nilai” kami dengan peserta yang lain. Semisal ada bagian yang mempertanyakan tentang pangkat akademik atau sebagainya, mungkin kami akan memahami, ”ooo mungkin si A lolos karena pangkat akademiknya lebih tinggi dari kami”, tetapi ini tidak ada sama sekali. Sebenarnya ada bagian yang mungkin dapat menggolong2kan “kasta” kami yaitu bagian kualifikasi pendidikan. Tetapi, banyak diantara kami yang bergelas master tetapi juga tidak lulus. Jadi apa dasar DIKTI menentukan Si Ini yang lolos dan Si Itu yang tidak?

Alhamdulillah, meskipun sedikit kecewa, kami tidak larut dalam perasaan yang tidak menyenangkan ini apalagi terjebak dalam perangkap iri. Kami secara tulus mengucapkan selamat pada kedua rekan kami tersebut. Mungkin belum rejeki, atau Tuhan sedang mempersiapkan yang jauh lebih bagus untuk kami. Kesibukan mempersiapkan penerimaan mahasiswa baru membuat kami melupakan hal itu dan semuanya kembali normal seperti sebelumnya.

Tetapi, sesuatu terjadi hari ini. Ketika aku berada di ruang Biro Keuangan, K Rahma, salah satu rekan dosen memberitahu aku bahwa jumlah peserta Pelatihan Bahasa di Makssar kurang 6 orang, dan dia bertanya apakah aku berminat ikut. Apa katanya? Berminat? Waduh, kak..tentu saja sangat aku sangat berminat. Dengan senang hati aku berkata padanya bahwa aku sangat sangat mau. Disebelahnya, P Ary menjelaskan segala sesuatunya. Katanya dia dapat info dari P Suharta (rekan yang lulus) bahwa panitia meminta satu peserta lagi dari UMK yang telah melakukan pendaftaran tetapi tidak lulus untuk segera ke Makassar guna mencukupi kuota. P Suharta mengajukan P Ary, tetapi karena sesuatu dan lain hal P Ary tidak bisa pergi. Maka dia pun bertanya pada K Rahma siapa kira-kira yang bisa berangkat. Nah, K Rahma kemudian teringat padaku. Aku sempat ragu juga, apakah sudah ada jaminan bahwa aku akan diterima disana, atau jangan sampai ada syarat-syarat yang harus aku penuhi dulu sebelum berangkat. P Ary pun menjelaskan bahwa aku hanya perlu Surat Tugas yang ditandatangani Rektor atau Dekan. Ah, itu mah masalah mudah, P Dekan masih ada diruangannya, dan beliau dengan senang hati pasti akan meberikan Surat Tugas tersebut. Aku kemudian meminta nomor ponsel P Suharta untuk informasi lebih lanjut. P Ary memberitahu bahwa P Suharta hanya bisa dihubungi pada malam hari, karena selama pelatihan, HP harus disilentkan.

Dengan hati yang hanya dipenuhi perasaan girang tak terkira, aku kembali keruangan. Penuh semangat aku memberi tahu Si Bos tentang berita tersebut, dan betapa inginnya aku mengikuti Pelatihan itu. Tetapi, ada yang ganjil dengan raut muka Si Bos, dan ini mebuatku sedikit waspada. Jangan-jangan…. Lalu, dengan pelan dan hati-hati Si Bos berkata bahwa bukannya dia mau menghalangi aku untuk pergi, tetapi sekarang ini masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan terkait penerimaan mahasiswa baru dimana aku menjadi wakil sekertaris. Huuhuuuuhuuuu…. Begitulah, hatiku seperti baru saja diterbangkan setinggi langit namun kemudian dihempaskan begitu saja kebumi tanpa ampun. Aku tertunduk, berusaha keras menyamarkan perasaan kecewa yang langsung menyiram hatiku. Beberapa argumen protes berkelebat dibenakku. Tentang bukankah dulu Si Bos sendiri yang mendukung kami untuk ikut? Bukankah ini demi pengembangan dosen UMK juga? Bukankah Si Bos bisa saja mencari orang lain untuk menggantikan posisiku? Dan masih banyak bukankah-bukankah lain yang berlomba menghasut pikiranku. Tetapi aku tak berani mengungkapkannya pada Si Bos. Oh, lagi-lagi aku melihat pintu peluang untuk melanjutkan studi ditutup didepan mataku. Sedih dan tak rela menusuk-nusuk hatiku. Tetapi diatas segalanya, aku juga sangat memahami penjelasan Si Bos. Disini ada tanggung jawab yang harus aku laksanakan. Aku harus bersikap professional, bukan? Pelan-pelan aku membujuk hatiku untuk berdamai dan iklas, semoga ada yang lebih baik menunggu di depan sana.

Dan, oh berdamai dengan keadaan dan mencoba iklas itu sama sekali bukan perkara mudah, kawan. Sungguh. Apalagi ketika Si Bos memintaku agar bersabar dan memberitahu teman-teman lain siapa tahu ada yang bersedia ikut. Duhhh,,!!! ini bagian terberatnya. Mengapa harus aku yang memberi tahu mereka, Bos? Kenapa bukan Bos saja?..hiks..hiks..hiks…T_T… Tetapi bukan “gw bgt” kalau aku  tidak memberitahu teman-teman yang lain mengenai hal ini.  Aku bukan manusia picik yang suka menyembunyikan atau menghalangi orang mendapat informasi atas sesuatu yang baik. Aku tidak ingin menjadi orang yang berkepribadian kerdil. Maka dengan memantapkan hati aku pun mengabarkan ke teman-teman tentang informasi ini. Yang pertama kuberitahu adalah K Tika lalu K Titin, saying keduanya tidak bisa pergi karena sesuatu dan lain hal. Y sudahlah, yang penting aku telah menghindarkan diriku dari perbuatan kerdil tersebut. Lega rasanya…

Setibanya dirumah, aku curhat ke mace tentang sensasi “Terbang Terhempas” yang aku alami hari ini. Dan lagi-lagi aku wajib bersyukur karena telah diberi ibu seperti beliau. Dengan bijaknya beliau menghibur hatiku dan membuat aku kembali berprasangka baik pada skenario yang dibuat olehNya. Membuatku kembali meyakini bahwa Dia hanya akan memberi yang terbaik untukku pada waktu yang tepat. Aku mengirup udara  banyak-banyak. Hatiku pun kembali sejuk dan damai. “O terimaksih, ma… You’re d Best dah…” bisikku sembari menatap lembayung dari balik jendela....

Friday, April 29, 2011

My Dream...^^


Melanjutkan studi untuk program magister dengan sokongan beasiswa selalu menduduki tahta teratas dijajaran mimpi-mimpiku sejak dulu. Sampai saat ini posisi itu belum tergantikan oleh mimpi-mimpiku yang lain. Oh, betapa keinginan ini begitu setia bercokol dalam benakku. Tak putus-putus aku mencari nafkah lahir dan batin peluang beasiswa, mengetuk pintu-pintu universitas yang sesuai dengan majorku agar mau menerimaku, sembari tak lelah mengirim doa dengan paket termanis menuju langit, berharap Sang Penguasa Arsy “terbujuk” oleh doaku.

Beberapa kali telah aku coba mengaply sana sini, tapi mungkin belum rejeki atau memang mugkin aku yang masih belum pantas untuk itu. Kalau mau jujur kacang ijo mungkin alasan kedua lebih tepat untukku. Aku sangat menyadari selama ini usaha yang aku kerahkan dalam mewujudkan mimpiku belum maksimal. Kadang aku jadi malu hati sendiri. Berani bermimpi tinggi tetapi tak meretas jalan untuk mewujudkannya. Selama ini aku hanya merajuk pada Allah agar mendengar doaku tetapi apa tindakan nyata yang ku lakukan?? Sangat jauh dari maksimal. Beberapa tawaran beasiswa sedang terbuka saat ini. Ada Aminef, Pelatihan Bahasa Inggris yang akan berujung pada pemberangkatan melanjutkan study di LN, Bea Unggulan Dikti untuk dalam dan luar negeri, ada program double degree, dan ada juga bea tentang studi gender yang diadakan UNHAS kerjasama dengan UMK.  Tetapi dengan sangat menyesal Aminef kubiarkan melenggang dan berlalu, karena toh skor ITP toeflku tidak mencukupi standar yang dipersyaratkan. Aku mengutuk diri karena tak pernah lagi menyempatkan diri mempelajari soal-soal toefl, padahal bukunya sudah aku beli. Sigh…

Well, untuk program double degree kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta dan salah satu University di US telah aku apply. Lagian juga syaratnya sangat sangat sangat tidak ribet, alias tidak ada syarat. Hanya harus jadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah, n merupakan dosen dari Sabang sampai Merauke FKIP. Info tentang bea ini datangnya dari K Titin, rekan sesama dosen di UMK, katanya P Natsir (Wakil Dekan FKIP UMK yang sekarang telah naik jabatan jadi Dekan, _ _congrats y, Pak…^^) memanggil kita berdua untuk diusulkan sebagai peserta dalam program ini. Maka dengan senang hati kami pun menemui beliau. P Natsir tengah menulis nama-nama dosen yang akan diusulkan untuk mengikuti program ini pada secarik kertas. Sekilas kulihat telah ada 2 nama yang tertera disana. Beliau lalu menjelaskan secara ringkas mengenai beasiswa ini kepada kami, dan setelah mendengar kalimat yang mengatakan “no requirements” kami pun memekik senang. Kami hanya perlu menuliskan nama kami pada kertas tersebut, and that’s it.

Beberapa hari berselang, Si Bos (kepala Biro Akademik UMK) menyuruhku untuk gantung diri membuat Surat Pengatar Rektor untuk nama-nama dosen yang diusulkan mengikuti program Double Degree tersebut. Ooo.. rupanya dari P Natsir, nama-nama dosen itu diteruskan ke Si Bos sebagai Kepala BAA untuk kemudian ditandatangani Bapak Rektor. Aku melihat lampiran nama dosen-dosen tersebut, dan mendapati namaku terpampang dengan manisnya pada kolom ke-empat. Surat tersebut kuketik dengan semangat membara (LEBAYYYY,,hehehehe..). Tepat ketika aku selesai memprint surat tersebut dan hendak menuju ruang Rektor untuk meminta tanda tangan, Si Bos dengan mengecilkan suaranya meminta agar aku tidak banyak bacot meminta tanda tangan P Rektor dengan sembunyi-sembunyi. Katanya itu pesan dari Bapak Rektor sendiri untuk membatasi jumlah dosen yang diusulkan, dan sebisanya dosen yang diusulkan tidak perlu gembar gembor karena hanya akan menimbulkan rasa tidak enak pada rekan-rekan yag lain. OKlah kalau begitu, Boss!! Siap Laksanakenn!!

Kelar meminta tanda tangan dari Bapak Rektor, Surat itu pun ku fax ke UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) tak lupa mengkonfirmasikan hal ini pada CPnya. Yang perlu kulakukan sekarang adalah menunggu adalah hal yang membosankan pengumuman dari UMS.  Ditengah masa iddah menunggu tersebut, datang kabar mengecewakan dari Program Pelatihan Bahasa Inggris yang telah ku apply secara online beberapa waktu lalu. Dari UMK ternyata yang lolos cuman 2 orang. Ada rasa kecewa yang sempat hinggap di ujung ranting cemara benakku saat itu, karena salah seorang yang lulus itu adalah teman yang banyak sekali meminta bantuan padaku pada saat melakukan pendaftaran online. Namun cepat-cepat aku halau perasaan itu sebelum meracuni prasangkaku padaNya. Bukankah rejeki Dia yang menentukan?? Tenang…tenang… masih ada yang lebih baik, kataku menghibur hati dan perlahan kekecewaan itu pun terlupakan.

Pengumuman yang ditunggu dari UMS belum juga tiba saat tawaran untuk melanjutkan studi Program Magister terbuka lagi. Kali ini kerjasama UNHAS dan UMK tentang Study Gender. Mengetahui kuliahnya akan dilaksanakan di Kendari membuatku tak begitu tertarik pada awalnya, tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pak Prof. Jufri (direktur pasca sarjana), aku sedikit banyak tergiur juga. Tapiiiii…. Apakah ini yang benar-benar aku inginkan?  Maksudku, Study Gender itukan bukan bidang ilmuku. Apakah aku bersedia menghabiskan waktu dua tahun untuk menghitung angkot yang lewat didepan rumah fokus menyelesaikan studi ini tanpa boleh berhenti ditengah jalan? Bagaimana dengan mimpiku untuk lanjut ke LN? Bukankah sudah ada kesepakatan antara aku dan orangtuaku, bahwa kalaupun tidak lulus untuk bea di LN, tahun depan aku akan melanjutkas studi di Malang dengan jurusan yang linear dengan S1ku?
Tidak ingin bimbang berlama-lama, aku bergegas menemui Ibu Ida (Senior Lecturer di UMK yang juga istri dari Si Bos) untuk meminta sesuap nasi “wejangan”. Beliau menyarankan agar aku focus saja mimpi yang aku punya yakni lanjut S2 di LN dengan jurusan yang sesuai dengan bidang ilmuku tentu saja. Caranya meyakinkan dan menguatkan aku sangat bagus. Dengan mantap aku memutuskan untuk tidak mengapply Program Study Gender itu.

Getir, aku melihat pintu-pintu beasiswa itu tertutup dan terlewati didepan mataku. Sekarang ini, pengumuman dari Surakartalah yang terus memantik semangat dalam hatiku dan juga adanya penawaran ADS yang menanti didepan mata. Untuk ADS pendaftaran dimulai kurang 2 lebih bulan lagi, yakni pada bulan Juni. Satu kesyukuran bahwa sore ITP Toeflku mencukupi untuk itu. Aku hanya harus lebih mempersiapkan diri dengan banyak-banyak belajar, bertanya kiri kanan dalam mengisi formulir, dll. Tuhan juga menyayangiku dengan memberikan senior-senior di UMK yang selalu siap membantu. Ada ibu Ida, Ibu Santi, Ibu Isna, dan K Halim. See..?? sebenarnya tidak ada alasan untuk pesimis, kan? hehehe…

O my dear God,
Yang maha mengetahui segalanya…
Yang selalu mempunyai rencana terindah dan terbaik untukku..
Disini aku menulis mimpi-mipiku dengan pensil, penghapusnya kuserahkan padaMu..
SIlahkan hapus yang tak baik untukku..
Dan ikhlaskan aku menerima segalanya…

Saturday, April 16, 2011

Thx, God....^^

Hal apa sajakah yang membuatmu bahagia hari ini?  Ah, kalau iya, congratulation, deh..^^ Aku juga punya cerita bahagia hari ini. Bukan oleh sesuatu yang spektakuler dan fantastis. Ini sangat jauh dari luar biasa dan bukan sesuatu yang mengguncang dunia. Ini hanya hal yang sangat sederhana. Bukankah kebahagiaan tidak mesti selalu berasal dari hal-hal yang menakjubkan? Aku bersyukur padamu ya Rab, yang telah menghadirkan kedamaian ini dalam bingkisan yang sangat cantik mewarnai hatiku. Aku berterimakasih akan pagi yang kau berikan hari ini. Kau menyapaku dengan cara yang selalu kusukai. Melaui mereka, kau menjawab doaku, menghilangkan gelisahku.

Aku mendengarMu berbicara melalui mereka, orangtuaku. Begitu sederhana sehingga mudah kupahami. Aku mengagumi kebesaranMu diantara tarian ikan koi di kolam belakang rumahku, menjadi saksi kasih sayangmu diantara gemulai dedaunan tertiup angin.

Baru semalam yang lalu, aku mengadu kepadaMu, tanpa malu meminta padaMu tentag janji kebahagiaan. Menengadahkan tangan mencoba membujukmu untuk sesuatu yang dapat menerangkanku. Semua pertahananku luruh dihadapanMu. Karena kepada siapa lagi aku kan datang meminta dan mengiba? kepada siapa lagi aku kan ku tanggalkan semua ego dan kesombonganku kalau bukan kepadaMu? Hanya kepadaMu ku percayakan jeritan hatiku, keinginan terdalam dari diriku. Hanya berbalut kepasrahan total, ku bersimpuh kepadaMu, dikeheningan malam yang sempurna.

Hari ini kau menjawab semua itu y Allah. Dalam paket cantik disebuah canda tawa, di suatu waktu di hari ini. Alhamdulillahi Rabbil Alamiin....^^

Sunday, April 10, 2011

Pangkat Akademik...^^

Nampaknya ini saat yang tepat untuk melunasi segala yang dengan sengaja kuabaikan beberapa minggu lalu. Sret..sret..sret... lugas penaku menggurat list "Things to be done" ku. Wow..@_@ lumayan banyak... (kali ini kulakukan tanpa mendengus instead of tersenyum). Yeah, salah satu yang ada dalam daftar itu adalah finishing my journal yang deadlinennya jatuh pada akhir minggu ini. Journal o journal, mengapa dia harus jadi yang utama untuk target minggu ini? Tak lain dan tak bukan adalah demi pengurusan pangkat akademikku. NIDN ku sudah ada, tapi itu belumlah cukup. Seorang dosen wajib memiliki NIDN plus pangkat akademik. Karena dalam berbagai macam pengurusan dua "tokoh" itulah yang berperan penting.

Bermula dari kegalauan hati yang terusik ketika satu persatu rekan sesama dosen sibuk mengurus pengusulan BPPS untuk UNiversitas Haluoleo, akupun akhirnya mengambil tindakan serius (lagaknya, penting bgt y...:P). Mereka begitu bersemangat melengkapi berkas demi berkas. Meskipun ribet, mereka tampak enjoy karena dikerjakan rame-rame. Aku menyaksikan mereka hilir mudik keluar masuk ruangan rektor. Bukan hanya sekali dua kai mereka mengadakan revisi disana-sini. Toh mereka tetap semangat. Sesekali juga "menggangu" diriku dengan numpang nge print, hehehehe...Lantas apa yang ku perbuat saat itu? NOPE!!! I just watched them with gerry chocolatos in my mouth, played game, and visited some unimportan webs... What a pity me..:(

Lalu mereka mulai bertanya-tanya kenapa aku tak ikut berpartisipasi dalam kesibukan yang mereka namakan "perjuangan meraih mimpi" ini. Aku pun mencari pembenaran dengan menjadikan masa kerjaku yang baru seumur jagung sebagai alibi. Sebenarnya dibilang alibi juga tidak, Karena memang, jauh dilubuk hatiku, aku merasa kurang sreg kalau harus mengurus BPPS sekarang. Kenapa? yah karena aku merasa belum berbuat banyak untuk kampus ini untuk lantas mengambil hakku mendapat rekomendasi dalam pengusulan BPPS. Sesuatu yang telah menjadi semacam prinsip memang. Lagi pula dalam pengurusan itu dipersyaratkan untuk telah memiliki NIDN dan pangkat akademik. Aku belum memiliki pangkat akademik. Beberapa temanku yang mengurus pun belum. Tapi mereka nekat coba aja. Siapa tau rejeki, katanya. Yawiss lah aku hanya bisa mendoakan semoga usaha mereka berhasil.

Sehari dua hari setelah mereka mengirim bekas mereka ke KOPERTIS wilayah IX makassar, sebuah telepon mengabarkan kalau berkas mereka ditolak karena belum memenuhi persyaratan. Apalagi kalo bukan si pangkat akademik itu. Dari situlah, pentingnya pangkat akademik mulai mengusik pikiranku. Ternyata ribet juga kalo tidak memiliki pangkat akademik. Maka akupun memutuskan bahawa sudah saatnya aku menyediakan waktu mengususi hal itu. Dengan mempertimbangkan agenda kegiatan untuk beberapa bulan kedepan yang akan sangat sibuk, jelaslah bahwa tak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang. Yeah, dalam beberapa hari kedepan, akan ada seleksi penerimaan mahasiswa baru di kampus kami. Dimana aku didaulat sebagai wakil sekertaris. Tentu saja aku akan sangat sibuk. Ditambah saat itu bertepatan dengan waktu ujian mid semester. Aku Harus membuat soal, lalu memerikasanya kalau tidak mau kelabakan pada akhir semester nanti.

Maka mulai tadi malam, aku kembali mengakrabi file skripsi S1 ku dulu, edit disana sini biar lebih ringkas, padat, dan jelas. Maklumlah, waktu masih kuliah dulu ada kecenderungan untuk membumbui ide disana sini biar skripsinya tebalan dikit, hhehhe...:). Sebenarnya hal ini bukan hal yang terlalu sulit seandainya saja keinginan dan aplikasinya bisa kompak satu sama lain. Kendala yang terberat yang harus kuhadapi adalah melawan diri sendiri untuk tidak terjebak dalam dunia FB dan game. Cape deeeeehhh...

Dalam rangka menumbuhkan semangat lai, aku memebaca ulang novel "5 cm"ku entah untuk yang keberapa kalinya. Kali ini aku langsung lompat ke bab lima "Dont Stop Me Now". Part ini menceritakan perjuangan si Ian menyelesaikan skrispinya. Duh jadi teringan kisahku sendiri waktu itu. Wah, novel ini memang keren dan selalu sukses memantik semangatku. Jadilah tanpa ba bi bu, aku membuka file skripsiku dan mulai mengedit tanpa bertoleransi pada godaan game n fb. Alhasil bagian introductionnya bisa selesai ku edit hanya setengah jam. Senangnyaaaa....

Satu hal yang aku pahami, sekali punya keinginan, kita memang harus ngotot. Keras terhadap diri sendiri itu sangat perlu. Wow..it's eight pass eight now. It means I have to take a bath and then go to campus. The sun shine brightly outside. It indicates happyness and spirit. GO girl!!!! let's seize the day...^^




Tuesday, April 05, 2011

Bosan.

Bosan bisa membunuh. Begitulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan moodku 2 hari terahkir ini. Bosan. Pekerjaan tiada yang terselesaikan. satu demi satu tertunda dan meumpuk. Hatiku dliputi gelisah, marah, dan gundah. Bahkan untuk hal-hal yang sepelepun, emosiku bisa seketika meledak. Mereka mengira ini salah satu gejala PMS. Bukan. Sama sekali bukan. Satu-satu aku membuat list pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan sambil mendengus. Kesal sekali rasanya mengetahui bahwa dirimu tak bisa berbuat apa-apa dikarenakan sempurna terbunkus rasa malas dan tak bisa keluar. Sesak dengan kebencian akan ini itu yang sebenarnya sangat tak masuk akal.

Aku lalu beralibi pada kurangnya libur yang kudapatkan. Keterlaluan jenuh akan rutinitas yag itu-itu saja menyita kesempatanku untuk berpetualang mencumbu alam lagi. Percuma saja. Akal sehatku terlalu sadar bahwa itu bukan alasannya. Toh untuk saat ini tak ada teman yang bisa diciduk menikmati air terjun seperti waktu itu. Semuanya sibuk. Huh, dan hatiku mencibir mengingat kata "profesionalisme" yang dulu sering kuumbar. Malu pada harapan dan doa yang senantiasa kupilin menuju langit. Apalah arti doa dan harap itu jika aku tak cukup tanggu menghalau malas dan berpasrah pada mood?

Tergugu aku bangkit dari ini semua. Gemetar menyibak selimut kegundahan ini. Perkara ini sungguh tak mudah bagiku. Bahkan ketika mengetikkan kalimat ini pun, terbersit lagi untuk menunda salah satu kewajibanku. Huffftttt... padahal apa gunanya menunda?? Oh, betapa aku mengutuk kehidupanku 2 hari terakhir ini. Sungguh.

Baiklah, ku putuskan ini harus diakhiri...

Saturday, March 19, 2011

Padamu,,,

Waiting for the endnya Linkin Park menghentak-hentak keempat dinding kamarku, juga dinding2 hatiku. Beberapa hari ini, hatiku sangat seirama dengan lirik dan beat dari lagu ini. Mood pagi ini bercamur aduk jadi satu. Mulai dari rasa kecewa akibat gagal menyaksikan Supermoon, sampai pada rindu yang tiba-tiba menyeruak dan mengkristal tanpa pernah kusadari alur dan prosesnya seperti apa. Padamu. Pada sosok dirimu yang selalu sukses membuatku bermimpi sekaligus juga terjengkang pada saat yang hampir bersamaan. Padamu yang memiliki segala yang kuimpikan dalam hidup ini.

Pagiku menjadi tak karuan. Demi mengusir sesak, aku memutuskan berselancar memenuhi kepalaku dengan mitos tentangmu. Dan aku terdiam menatapmu pada tab itu. Ada dirimu disana. Menyebarkan magic yang tak pernah patuh akan aturan jarak dan waktu. Mengembara imaginasiku kedalam duniamu. Dunia yang kumasuki sedikit-sedikit. Dunia yang selalu memberiku harapan dan juga gelisah ketika kembali dari sana.

Aku selalu ingin sepertimu. Aku selalu tak ingin pergi dari duniamu. Berlama-lama disana sampai aku lupa dengan dunia tempatku seharusnya ada dan berpijak, berlari dan kemudian terbang. Oh, bisakah aku???

Thursday, March 17, 2011

Bisa fax, kan?

Rasanya diunderestimate sama seseorang memang tidak pernah enak, ya? Apapun bentuknya dan dari siapapun itu rasanya selalu sama. Tidak Enak. DIa bertanya padaku beberapa jam yang lalu?
"bisa fax, kan?"
Tiga kata itu diucapkannya dengan lembut. Tapi tajamnya mengiris hati dan mempermalukan ego. Kata-kata dalam hati pun berlomba mengelompokkan diri membentuk makian dan segala protes. Terhadap dia yang telah menohok harga diri. Kok bisa ya ada orang yang dengan entengnnya menganggap semua orang lebih rendah dari pada dirinya? Seakan orang lain ga berhak tahu apa yang telah diketahuinya. Parahnya lagi, seringkali mengingkari apa yang orang lain tahu sedangkan ia sendiri tidak tahu.

Bukankah dunia itu sangat luas??????
Bukankah masih ada langit setelah langit?????

Dan, sembari menggerutu, menyalahkan diri sendiri karena memikirkan hal yang tak penting ini, kuputuskan untuk mengambil hikmah dan pelajaran saja. Rupanya menganggap orang lain selalu lebih rendah dari kita itu gag baik. Membuat orang lain terluka. Kita tidak pernah tahu seberapa dalam dan parah efeknya bagi mereka...

* selama 2 tahun ditempat kerja yang lama, salah satu tugasku adalah mengirim fax....hahaahhahahaha

Wednesday, February 23, 2011

Pagi ini, Aku, dan Kau

Tehku sudah tak lagi hangat ketika ku sesap. Mungkin ibu yang membuatkannya terlalu pagi, ataukah aku yang terbangun terlalu siang. Kulirik lengan jam yang menunjuk pada angka 8. Ah, aku yang tebangun agak siang rupanya. Ritual seusai bangun pagi kujalani seperti biasa. Cuci muka dan kumur-kumur seadanya, lalu kemudian memutar musik dan  mulai melipat selimut. Setelai semuanya usai, tak afdal rasanya memulai hari tanpa berkunjung kedunia maya. Dari mengecek email, buka facebook, dan memperbarui berita di kompasiana. Rupanya kekalahan tim Garuda U 23 semalam mendominasi isi berita. Semua berjalan biasa saja sampai handphoneku berbunyi.

Hmm.. tak kuasa ku tersenyum pagi ini, menerima harapan yang kau paketkan dengan sangat manis melalui untaian kata pelecut semangat. Satu hal yang selalu kusukai darimu. Kau orang yang sangat irit mengumbar basa basi dan perhatian semu yang bisa membuat orang melambung setinggi angan. Tetapi kau selalu au timing yang tepat untuk dapat membuatku merasa punya arti. Merasa istimewa. Kau membuatku menyelami perasaan yang teramat langka untuk bisa kunikmati. Aku menyukaimu akan ini.


 Sisa teh yang tak lagi hangat ini terasa berlipat kali lebih nikmat untuk ku kecap. Musikku berganda-ganda menjadi lebih powerful untuk melambungkan semangat. Hingga tak ada lagi alasan untuk berlama-lama berkhawatir ria atas apa yang akan terjadi hari ini. Bisa kukatakan misim sukses berat pagi ini...^^




Tuesday, February 22, 2011

Cara Kita Saling Berbahasa...



Bahasa memeiliki banyak sekali bentuk untuk dapat dipahami manusia. Ada yang secara nyata terulis dan terucap, ada juga yang secara abstrak tersirat. Aku tak ingin membahas jenis2 bahasa secara luas. Aku hanya ingin mendalami bahasa kita. Yup. Kita. Dua orang yang terdiri dari Kau dan Aku. Lucu rasanya menelaah cara kita berbahasa. Begitu unik dan tersirat. Membias dalam ambigu yang mengagumkan. Kau dan Aku tahu betapa ambigunya bahasa kita. Tetapi kita menyadari, makna yang kita sampaikan akan saling kita mengerti dengan cara-cara yang kita tidak tahu pasti. Kita hanya bisa percaya dan merasakan, hati kita memahami dengan sangat nyata.


Kemarin, aku mengirimimu pesan-pesanku. Aku tidak memberitahumu secara gamblang, tapi aku percaya entah dengan bagaimanapun caranya, kau pasti paham. Kau mengirim pesan balasan padaku dengan cara yang sama. Tadinya aku tidak berharap mendapat balasanmu dalam waktu yang singkat. Tapi kau melakukannya. Hatiku mengatakan bahwa ini adalah tanda bahwa kita memang sangat saling memahami. 

Sayangnya, telah ada janji yang kuikrarkan pada suatu hati, yaitu hatiku. Untuk mebiarkan saja semuanya mengalir seperti air. Membiarkannya terbang bebas dan pasrah saja pada tempat yang nanti dipilih oleh kisah kita untuk hinggap dan berakhir. Sehingga betapapun goadaan untuk mempersempit jarak denganmu, aku tetap teguh memegang janji. Ada hal-hal yang memang lebih baik dilakukan tanpa usaha. Akan lebih indah jika ia yang pada akhirnya menemukan jalannya sendiri....

Monday, February 21, 2011

I just dont know how to name it...

 akhirnya pada ruang ini selalu ku kembali.
sekian lama berlari dan berpaling
mengingkari segala kebutuhan jiwa...

Days, All I  can do is just watching that page. Page which tells me the secret of you. Secret of them. Secret of us. It tells me about your laugh. It tells me about their joy. About your worries, their fears, and many things. And here I am, watching you and them with a great longing inside my heart. 

We used to be close. We used to share everything. I was there when you're crying. I was the one you chose to share your laugh with. I was a part of you, wasn't I?

You know? It's not just easy to ignore you. To leave you. But I had to. It seemed to be the right things that I should do. For the better you and me. I just didn't find any idea how to do it without hurting you and me my self. Memories of our laugh and crying, silly things we did, lead me to the deep regret. 

Days, I pretended that's the way it goes
I persuaded my self so hard that I did the right things
I pretended not seeing your tears
I pretended that I didn't cry too
I persuaded myself that it would be all right definitely.

I don't know why I should try to just go away from you
coz, deep in my heart..I know
I cant stop loving you...
Friend is always be friend in many shapes.
as you and me...


Tuesday, February 01, 2011

Huffttt..
bisa juga bernafas lega sekarang ini.
Tugas telah selesai dikerjakan.
Beban terasa terangkat dari pundak.
Senangnya...

Tapi...
Next what??
apa lagi yang mau dikerjakan?
Bete juga kan kalau tidak ada pekerjaan.
Kata orang kerja capek, sih
tapi lebih capek lagi kalo gada yg dikerjakan...

(curhat g jelas...*UMK_siang saat istirahat, kantor sepiiiiiiiiiiiiiiii...)

Tuesday, January 25, 2011

Bad Mood

Hari ini tidak terlalu bagus untukku. Entah kemana moodku terbang melanglang buana. Adakah dia tersesat pada satu titik diantah berantah? Jiwaku kerontang. Inspirasi juga ikut-ikutan ngumpet. Bertarung dengan layar kosong di word.  Adalah aku membujuk winamp memanggil moodku kembali. The cure_friday I'm in love, smashing pimpkins_1979, we are golden & love to daynya mika untuk pertamakalinya gagal menjalankan misi. What's wrong with me today????




*Umk_siang menjelang sore, Dalam ruangan sendiri saja_karena yang lain dah pada pulang._merengek kelangit kelabu yang menjanjikan hujan, meminta menjemput moodku kembali.

Monday, January 03, 2011


Waktu menjadi semakin terasa pajang saja.
Detik bak merangkak, tidak lagi berjalan apalagi berdesing bagai peluru.
Rutinitas ini membuatku bosan.
Tak nyaman dikungkung keempat tembok ini
Hanya berteman laptop, tanpa koneksi internet, tanpa ditemani winamp.
Games mulai terasa usang
Pesing memekat diudara.
Dari luar jendela, orang-orang itu bergegas tanpa menoleh. Tanpa Senyum.
Kaku dan sibuk.

Kendari, UMK 22 Desember 2010

Wednesday, December 08, 2010

2 Buku itu Memeras Air Mataku..

Haruku membuncah usai kedua buku karya Tere Liye itu usai ku baca. Bulan tenggelam diwajahmu dan juga Hafalan Shalat Delisa. Hmm.. sesak hatiku oleh bermacam-macam rasa. Yang paling besar kadarnya adalah rasa malu. Malu karena selama ini teramat sangat sok tahu menjudge Allah kadang tak adil. Ingin kuulas dua buku itu. Nanti. Tidak Sekarang. Karena saat ini aku hanya mau menikmati sensasi rasa ini dengan segala penerimaan.

Monday, December 06, 2010

Ku Takkan Berhenti Mengetuk pintuMu...

Satu pintu tertutup, seribu pintu terbuka. Kalimat luar biasa inilah yang menjadi pelampungku saat ini. Setelah kemarin terdepak dari seleksi berkas ADS, aku kini mengapung-ngapung dalam samudra mimpi-mimpi yang tertunda. Hampir saja tenggelam. Tetapi kalimat yang dilontarkan mace, pace, dan rekan2 yang kompak menyuarakan "Satu pintu tertutup, seribu pintu terbuka" itu menyelamatkanku. Meski masih belum tahu arah tujuan, setidaknya aku masih punya kesempatan untuk melihat peluang-peluang yang ada. Setidaknya aku masih dapat berfikir untuk kedepannya tanpa harus megap-megap tergulung ombak.

Begitulah, tidak semua apa yang kita ingini dapat kita dapatkan dengan mudahnya. Sebagian orang terlahir dengan anugrah tak terkira dari langit. Ibarat memiliki tuah dalam dirinya. Segala yang dikerjakannya dimudahkan olehNya. Mereka menjalankan hidupnya di jalan tol. Wussssss... mereka dapat melaju sekencang-kencangnya. Bebas hambatan. Sehingga kelihatannya mereka tak perlu usaha yang terlalu keras untuk menuju sukses. Setidaknya mereka tak perlu merangkak, tertaih mendulang sukses. Sebagian lagi terlahir dengan keadaan sebaliknya. Harus merangkak dulu, harus jatuh berkali-kali dulu baru bisa sukses. Tak jarang derai air mata menghiasi perjalanan hidupnya.

Aku tidak tahu berada dalam golongan yang mana. Mungkin saja diantara keduanya. Yah, karena terkadang keinginanku dijawab dengan sangat cepat, kadang harus menunggu lumayan lama. Entahlah ada digolongan mana aku ini. Jika mengingat surat dari ADS itu, mungkin saat ini aku termasuk dalam golongan kedua. Kali ini roda kehidupan tidak membawaku ke jalan tol itu. Apa mau dikata, itulah yang diinginiNya untuk saat ini. Aku tak paham maksud dan tujuanNya. Aku hanya harus percaya, percaya bahwa dia menyayangiku dan tahu segala yang terbaik untukku.

Tetapi rasa percaya itu tak mudah ditumbuhkan begitu saja. Bukakah kebanyakan manusia selalu saja merasa hidup ini kadang tak adil? Selalu saja ada pertanyaan-pertanyaan tentang keadilanNya. Tentang kemahatahuanNya. Kebanyakan manusia, seperti juga aku, gagal berprasangka baik padaNya. Karena kita terlalu dangkal dalam menilai. Selalu menilai dari apa yang tampak diluar. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, bukan?? Untunglah aku tak terlalu lama dalam kabut ini. Dalam sedikit kekecewaan ini, Dia masih memberiku teman-teman pengibar semangat yang handal. Ada Ibu Ida yang selalu memberi support, ada K Rahma, yang selalu menyemangati sembari menunjukkan ku pintu-pintu lain untuk diketuk. Ada saudara-saudaraku, yang candaanya mujarab mengusir gulana. 

Apa salahnya mencoba lagi??? Entah pada percobaan keberapakalinyakah kau akan menjawabku, Langit? Aku tak perduli, hanya kan berusaha. Dan aku tahu, aku tak sendiri...

Saturday, December 04, 2010

Yang datang Amplop Kecil

Penantian selama kurang lebih 3 bulan berakhir sudah. Barusan tetanggaku mampir nitip surat dari pak pos yang nyasar ke rumahnya. Ayahku yang menerima. Sayup-sayup aku mendengar ada kata "surat" yang disebut-sebut. Tak lama kemudian, namaku dipanggil oleh ayah. Belum melihat surat itu, dalam hatiku telah tahu. Itu pasti dari ADS. Dan memang, itu dari ADS. Mataku terpaku menatap amplop itu. Kecil, tidak besar. Warnanya putih, bukan cokelat. Tipis, tidak tebal.

Kulihat wajah-wajah tanya disekelilingku. Wajah ayah, ibu, adik. Oh, tak perlu kuutarakan lewat kata-kata, lihatlah saja gurat diwajahku. Kalian akan tahu apa makna amplop kecil nan tipis yang berwarna putih ini. Kupandang sekilas langit yang berbingkai jendela, sebelum amplop itu kubawa ke kamar....

Wednesday, December 01, 2010

Tahukah bahwa binar di mata kalian itu mengusir lelahku?

Aku baru saja pulang ngajar privat buat dua ponakanku, Ivhal dan Uchy. Tadinya sebelum kerumahnya, rasa lelah sempat melanda. Ditambah lagi pikiran yang masih menanti dengan harap cemas pengumuman seleksi berkasnya ADS, membuatku nyaris mengirim sms buat k Umi, mamanya Ivhal untuk membatalkan privat malam ini. Tapi hal itu urung ku lakukan. Sekarang ini lagi musim semesteran. Sebagai orang yang seringkali mengaku profesional, aku mengusir lelah yang enggan pergi itu.

Ketika aku tiba, diteras, tempat kami biasa mengajar dan belajar, telah terhampar karpet, papan tulis mini, meja belajar lipat, dan setoples kue. Ketika kuucap salam, dari dalam ruma, terdengar langkah kaki mereka berlarian menyambutku. Dibelakangnya K umi tersenyum ramah padaku. Dan tahukah kalian, ponakanku sayang? Binar matamu mengeyahkan lelahku seketika itu juga. Menguap entah kemana.

Aku mulai dengan menanyakan pelajaran mereka hari ini dan mereka menjawab dengan begitu antusianya. Mereka bercerita bahwa merekalah yang teraktif dikelas. Mereka bercerita bahwa betapa senangnya tiap kali gurunya bertanya merekalah yang pertama kali unjuk jari. Serasa jadi Hermione, begitu kata mereka. Aku tersenyum bahagia mendengarnya. Hmm ponakanku sayang, aku begitu senang mendengar suara kalian sahut menyahut berlomba memamerkan kebanggaan, aku senang karena kalian menganggap akulah yang berperan dibalik semua itu. rasa bangga itu begitu melenakanku, sayang. Menerbangkan ku ke langit. Betapa aku ingin terus mendengarnya. tetapi kalian tak sepenuhnya benar. Bukan aku yang ada dibali itu. Kalianlah yang mewujudkan itu semua. Semangat yang hidup dalam diri kalianlah yang membuat kalian berbeda dari teman-temanmu, sayang...dan tahukah kalian? Kalian telah mengajariku sesuatu.

Belajar bersama kalian selalu saja membuatku lupa waktu. Kalian membuatku lupa kalau kalian itu masih anak kelas 4 dan kelas 3 SD. Kecepatan kalian dalam mengankap apa yang ku ajarkan melampau ekspektasiku. Sehingga aku selalu tergoda mengajarkan materi untuk level diatas kalian. Hmmm.. mengajari kalian itu mengasyikkan...
Yeah, pintu  Desember akhirnya terkuak juga. Banyak sekali harapan yang kugantung dibulan ini. Oh, adakah bulan penutup tahun ini akan  memberiku senyum manis pada akhirnya? Ah, jantungku dag dig der dibuatnya.

Setelah mengirim berkas ke ADS Agustus lalu, sebenarnya saya sempat tidak terlalu berharap. Biasa saja. tetapi waktu pengumuman yang semakin dekat ini entah mengapa memompa balon keinginan dan hasrat dalam hatiku untuk mengecap bangku S2, sampai hampir meledak, apalagi kalau bisa tembus ke Aussie sana. Kalau itu terjadi, betapa itu akan menjadi miracle dalam hidupku.

Malam ini rencanaya mau browsing beberapa informasi tentang univ di Aussie, karena kata ibu ida, rekan di UMK yang alumni ADS, sebaiknya mulai sekarang informasi tentang universitas tujuan sudah dikumpulkan kaena akan ditanyakan pada saat wawancara nanti. Tetapi, kayaknya malam ini, saya harus bersabar menunggu hingga jam 9 malam, karena sebelumnya harus privat ponakan dulu.

Kadang saya merasa kelelahan juga sih, pagi ngajar di Oikumene, siangnya berkantor di UMK sampai sore, trus malamnya lanjut lagi  ngajar privat. Tetapi tidak ada alasan untuk tak mengucap syukur. Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya dapatkan, plus bonus fulus tentunya. Jalani saja dengan ikhlas, mudah-mudahan flus hasil kerja ini biasa dipake buat tambah-tambah ongos interview, amiiiiiinnn...

So, Desember...
Would you like to draw my smile, please?
Because all my hope and dream have filled my chamber...

Desember, akankah kau menyelipkan bahaiaku dalam salah satu harimu?

Ah, Akhirnya pintumu terbuka juga, wahai Desember
Harap-harap cemas, ku rapalkan doaku sepanjang waktu
Terselip dalam Tahajjudku, Dhuhaku, dan Zikirku
Begitu rapi ku terbagkan kelangit, oh semoga saja tak berserak, tak tercecer

Oh, Desember...
Akankah ada dalam satu harimu kau saksikan air mata syukurku menetes?
Akankah ada senyum bahagia kuumbar?
Pada saat amplop cokelat itu ku terima dari pak pos?

Tuesday, November 23, 2010

Setidaknya Para Orang Tua Bisa Lebih Tenang Mendengar Keluh Kesah Buah Hatinya...

Suasana di kantor agak muram kemarin. Salah seorang rekan guru baru saja mengabari dengan isakan tertahan kalau dia ijin tidak mengajar selama beberapa minggu karena anaknya akan dioperasi. Kata dokter tulang belakangnya retak. Harus dioperasi. Rumah sakit umum di kotaku yang kecil ini tak sanggup menanganinya. Ia pun dirujuk ke rumahsakit di Jakrta. Tentu saja kami semua yang ada didalam ruangan ini terkejut dan prihatin. Anaknya yang akan dioperasi itu namanya Rachel. Sepanjang ingatan kami, Rachel itu sehat-sehat saja. Malah, minggu lalu pernah main ke sekolah waktu menjemput ibunya. Senyum yang tersungging diwajahnya begitu ceria. Sama sekali tak ada indikasi bahwa dia ternyata menderita sakit.

Rachel dibawa kerumah sakit ketika suatu pagi dia pinsan selama beberapa menit dirumah. Tetapi setelah siuman dan merasa agak baikan, dia bersikeras ke sekolah. Ternyata sampai disekolah, dia pinsan lagi. Berkali-kali dalam seharian itu. Gurunya pun menghubungi orang tuanya. Malam harinya Rachel dibawa ke dokter praktek. Dari dokter praktek itu, Rachel dianjurkan kerumah sakit untuk rontgen. Hasil rotngen sangat mengejutkan orang tua Rachel. Tenyata tulang belakang anak itu retak. Ibunya tidak habis pikir mengapa hal itu bisa terjadi. Menurutnya Rachel selama ini baik-baik saja. Setelah ditelusuri, Rachel pun mengaku bahwa ia pernah jatuh pada saat mengendarai motor beberapa minggu lalu. Dia tidak memberitahu ibunya karena ia tahu ibunya pasti akan panik sekali. Apalagi tidak ada darah yang keluar (pikiran remajanya menganggap bahwa tidak ada darah berari tidak apa-apa). Dan benar saja, pada saat diberitahu begitu, ibunya langsung panik. Rachel mengaku pada ibunya bahwa terkadang dia agak sebal pada sikap panik ibunya terhadap apapun. Jadi dia memilih diam. Sayangnya sikapnya itu berakibat fatal bagi dirinya. Karena menurut dokter, sebenarnya semuanya tidak akan separah ini jika ditangani lebih awal.

Mendengar alasan Rachel, saya jadi teringat pada beberapa kisah serupa. Pertama adalah kisah saya sendiri. Saya sangat mengerti sikap Rachel yang memilih diam ketimbang memberi tahu ibunya bahwa dia baru saja jatuh dari motor. Memang sangat tidak mengenakkan ketika kita dalam kondisi sakit dan juga tentu saja takut, malah diperhadapkan dengan sikap orang tua yang agak tidak tenang. Malah lebih panik ketimbang kita. Dan kepanikannya itu tertuang dalam ocehan-ocehan histeris bahkan air mata. Siapa sih yang nyaman dengan situasi itu??

Dulu, waktu masih kecil saya sangat senang manjat pohon bersama teman-teman. Main tarzan-tarzanan, monyet-monyetan, dan sebagainya. Rasanya menyenangkan sekali bergelayut di atas peopohonan itu. tapi tiba-tiba saya terjatuh. Tingginya sekitar 4 atau 5 meter. Saya pun pulang sembari menangis meraung-raung waktu itu. Saya mengaduh pada ibu saya. Yang terjadi ibu saya sagat cemas dan panik. Beliau pun memandikan saya dengan air panas kemudian mengurut saya, sembari tak henti-hentinya mengomel dan mewanti-wanti. Saya, yang pada waktu itu masih kecil, belum bisa mengapresiasi bentuk kasihsayang ibu padaku. Yang ada dalam pikiran anak kecil saya adalah ibu marah dan sebal kepadaku. Beliau kemudian melarang saya untuk manjat pohon lagi. Beliau mengancam kalau nanti kedapatan manjat pohon saya bakal diikat dipohon jambu dekat rumah semalaman.

Mestinya saya mendengar laragan ibu. Tetapi namanya juga anak kecil, mana bisa dilarang-larang. Apalagi waktu itu ibu tidak menjelaskan akibat-akibatnya kalau jatuh apa. (Mungkin walaopun dijelaskan saya juga tetap ngeyel, hehehe). Maka saya tetap memanjat pohon sembunyi-sembunyi. Sampai suatu hari saya terjatuh lagi kali ini pada dahan pohon yang lebih tinggi. Saya terjatuh dengan keadaan tengkurap. Dada saya menghantam tanah dengan keras. Sakitnya luar biasa. Bahkan saya sempat tidak bisa bicara. Nyaris tidak dapat bernafas. Saya menagis dalam diam. Teman-teman saya pada panik. Mereka menggotong saya kerumah teman yang terdekat. Setelah beberapa menit saya sudah bisa bicara. Saya meminta pada teman-teman agar merahasiakan hal ini pada siapapun. Terutama ibu saya. Mereka pun berjanji tidak akan bilang-bilang.

Saya merasa sakit selama seminggu, tetapi tidak saya perlihatkan pada orang rumah. Lepas seminggu saya merasa semuanya kembali normal. Orang tua saya pun tak pernah tahu sampai ketika memasuki usia sekitar 17 tahunan, saya sering batuk, sesak nafas, dan kalau capek, dada saya sakit sekali. Ibu saya sangat khawatir,saya pun dibawa ke dokter. Dokter bertanya apakah saya pernah jatuh, saya pun mengiyakan dan menceritakan kronolgisnya pada dokter dan orang tua saya. Dokter bilang bahwa itulah awal masalahnya. Seandainya waktu itu saya langsung diurut tentu tidak akan seperti ini. Saya menyesal sekali. Kebungkamanku dahulu membawa dampak yang buruk bagi diri saya.

Kisah serupa juga terjadi pada tetangga saya. Sewaktu kecil dia pernah jatuh. Tetapi dengan alasan yang sama dengan saya dan juga Rachel, dia memilih diam. Semuanya memang terlihat normal selama beberapa tahun. Tapi siapa sangka bahwa efeknya justru akan terasa setelah dewasa. Sekarang tetanggaku itu agak bungkuk. Ada tulang belakangnya yang bengkok. ketika saya menyentuhnya saya merasa takut. Dia tumbuh makin kecil dari hari ke hari. Sangat kurus dan sering sesak nafas.

Sungguh sebenarnya kisah serupa sangat banyak ditemui dimasyarakat. Dan ketika ditanya pada si aanak pun mereka kompak memiliki jawaban yang sama. Takut mengadu karena tahu bahwa orang tuanya sangat panikan. Bahkan banyak juga orang tua yang menagani sembari mengomel tak henti-henti. Anak-anak, yang pikirannya belum paham benar tentu saja merasa takut. Jadi ketimbang mengadu, mereka malah memilih diam.


Apa yang bisa dipelajari dari kisah-kisah ini adalah bahwa sebelum menikah, sebaiknya ada pelatihan tentang masalah-masalah rumah tangga, termasuk masalah anak. Bagaimana sebaiknya sikap mereka jika menghadapi masalah yang beruhubungan dengan anak (contohnya ya untuk kasus seprti diatas) agar mereka tidak lantas panik berlebihan yang hanya akan membuat anak merasa tidak nyaman atau takut mengadukan sakitnya. Sudah begitu banyak anak yang mendapatkan akibat fatal dikemudian hari karena tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat dikarenakan anak terlalu takut untuk mengadu pada orang tuanya. Tentu saja akan lain cerita jika anak dihadapkan pada kondisi dimana pada saat mengadu, orang tua bisa lebih tenang dan bijak. Karena bagi anak-anak, sikap tenang orang tua dapat diartikan bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Sehingga mereka pun bebas berkeluh kesah tanpa beban sedikitpun. Orang tua juga bisa mendapat informasi yang lebih terang tentang anaknya, sehingga tahu bagaimana harus bertindak.



Saya sangat berharap bahwa kedepannya para orang tua bisa banyak belajar dan lebih tenang dalam menghadapi pengaduan anak-anaknya sehingga kisah-kisah diatas tidak perlu terjadi lagi.

Sunday, November 14, 2010

Aku, Bulan dan Sandy Sandoro

Setelah kemarin seharian sakit, tidak berdaya, alhamdulilah sekarang badan terasa fit dan lumayan segar. Hari ini biasa aja. Tidak ada yang istimewa. Di pagi hari, aku nengkring depan tipi nonton kartun. Siangnya lanjut lagi nonton Gie untuk yang kesekian kalinya, puas-puasin menatap muka kinclongnya Nicholas Saputra. SOrenya, habis tidur siang, nonton lagi, kali ini mengulang nonton three idiot untuk yang keempat kalinya. Entah ya, tapi hari ini kayaknya lagi mood aja buat nonton.

Sebenarnya sore ini ada bazar anak Bhs Inggris Unhalu. Aku di undang datang. Tapi rasa sungkan, enggan dan malas menyergapku seperti biasa. Entah sejak kapan, tetapi aku mulai tidak begitu menyukai acara kumpul-kumpul seperti itu. Rasanya sekarang tak ada yang lebih nyaman selain berdiam diri dirumah sepulang kerja. Menatap langit sore dari teras rumah, merasakan semilir angin menerpa wajahku. Takjub akan warna tanah, membaui rerumputan yang basah terkena hujan. Sendiri saja. Cukup sendiri saja atau bersama keluarga yang didepannya aku tak perlu tersenyum hambar, mengumbar wajah bahagia padahal didalam hati ini kosong tak merasa apa-apa. Aku sedang tak ingin bertopeng-topeng ria didepan semua orang dengan melakoni adengan cipika cipiki bertanya kabar seolah memendam kangen yang luar biasa, padahal sebenarnya hati gelisah sangat ingin pulang dan menerbangkan imaji menyelami novel. Aku muak dengan itu semua saat ini. Aku juga tidak tahu ini akan berlangsung sampai kapan, entahlah. Aku hanya sedang tidak ingin saja.

Tadi sore temanku Netty menelpon, ngajak pergi kesana. Katanya aku mau dijemputnya selepas magrib. Aku mengiyakan saja entah mengapa. Selepas Magrib, rasa enggan itu kembali hadir, dan akhirnya aku mengirim sms ke Netty bahwa aku tidak bisa pergi karena lagi tidak mood. Rupanya dia juga begitu. Maka disinilah aku malam ini. Dikamar saja memandangi bulan yang tersenyum manis sekali. Melengkung keemasan berlatar langit hitam nan kelam. Aku berandai-andai bagaimana rasanya kalau aku bisa berayun disana. Pasti menyenangkan sekali. DAri jendela kamar yang terbuka lebar, sejuk meyergap masuk, mendamaikan hati juga jiwa. Lampu kamar sengaja kumatikan. Perfect. Sangat perfect untuk bercengkrama dengan diri sendiri, bermain-main dengan selusin bayangan masa lalu.

Lalu dari speaker mengalun lagunya Sandi Sandoro, Malam Biru. Hmm.. asik sekali. Untuk musik sejenis, SAndi Sandoro merupakan penyanyi favoritku setelah Tompi. Suaranya enak sekali untuk didengar. Ringan dan sangat menggoda...Sambil tetap menatap bulan, aku bersenandung kecil mengikuti...

Suatu malam yang biru tanpa dirimu
Berjuta juta Rindu ku padamu
Sendiri ku pun harus menikmati
Nyanyian sang rembulan

Engkau yang seharusnya disisiku
Engkau yang slalu ada dihayatku
Semoga kau mendengar lagu ini
Yang ku cipta untukmu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu oh sayang

Engkau yang seharusnya disisiku
Engkau yang slalu ada dihayatku
Semoga kau mendengar lagu ini
Yang ku cipta untukmu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu oh sayang

Kasihku..
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku
Padamu

Oh kasihku
Ini ini laguku
Hanya untuk dirimu
Tanda cintaku


Lagu berakhir dengan cepat. Tak rela, lagunya ku ulang lagi. Bersenandung kecil sembari memikirkan kamu dan sms mu yang baru nongol...
Sekali lagi kau memberiku kejutan. "Darimana kamu tahu aku sedang menatap bulan sembari bersenandung?" tanyaku dalam hati dengan kikuk, memandang bulan dan menggigit bibir...

Engkau yang seharusnya disisiku
Engkau yang slalu ada dihayatku...

Saturday, November 13, 2010

Uh, Sakit itu gak pernah enak!!!

keringat dingin mengucur menganak sungai, memberi rasa yang sama sekali tak nyaman disekujur tubuh. perih mengiris lambung tapi makan gak napsu,air mata siap meleleh sewaktu-waktu. Perut mual, kepala oleng, waduuuh.. ga enak bgt. SAngat!!!

Inilah konsekuensi dari terlalu memaksakan diri untuk kerja, kerja, dan kerja. Badan sebenarnya sudah menjerit membunyikan alarm, tapi aku masih tetap keras kepala dengan beragam dalih. Tetapi memang kondisisnya sangat tidak memungkinkan diriku untuk berhenti. Deadlinenya sudah tak lama lagi. Jadi, aku menyugesti diri bahwa aku akan baik-baik saja, ketika peluh tak sehat itu membajiri jidat.

Aku selalu berusaha menjadi profesional pada setiap hal yang ku kerjakan. Setidaknya menurut standar yang aku punya, hehehe... Jadi ceritanya, sepupuku yang sedang S2 itu sedang punya banyak buku dalam Bahasa Inggris yang harus ditranslate ke dalam bahasa Indonesia. Tak punya banyak waktu, dan memang backgroundya dia bukan dari bahsa Ingris, maka dia menyodorkan tugas-tugasnya itu padaku. Aku, yang kebetulan pada saat itu tidak terlalu sibuk, mengiyakan saja. Toh aku suka mentranslate. Selain bisa menambah vocab baru, juga bisa sekalian belajar. Sudah gitu bisa buat nambah-nambah isi dompet, hehehe. Lumayanlah buat nambah-nambah baju baru.

Transletan sepupuku itu banyaknya 24 lembar. Dia kebetulan ambil jurusan pertanian, jadilah aku seakan bernostalgia lagi dengan pelajaran SMA. Kembali bercengkrama dengan sistem akar, pola perkembangan daun, dll. Bahasanya pun tidak sulit. Bahkan sangat bisa dikatakan gampang. Apalagi sudah ada google translation. Meskipun hasil google translation tidak begitu bagus, tetapi cukuplah sebagai bahan perbandingan. Transletan itu ku selesaikan dalam waktu empat hari. Sebenarnya bisa kurang dari itu kalau saja saya tidak ngajar disekolah dan juga tidak ngajar privat. Pas menerima hasilnya, sepupuku puas bgt. Entah apa yang diceritakannya pada teman-temannya dikampus, setelah itu job dari dia mengalir. Bukan saja tugasnya, tetapi juga tugas eman-temannya. Wah, saya senang sekali. Apalagi kerjaan juga tidak terlalu banyak pada saat saya menerimanya.

Kendala muncul ketika setelah "teken kontrak" pekerjaan baru muncul. Tiba-tiba disuruh ini itu sama Kepala Sekolah lah, Ada acara yasinan dirumah lah, ada juga tetek bengek lain, yang sebenarnya kecil tapi tidak bisa ditinggalkan dan lumayan menyita waktu. ketika "rintangan-rintangan" itu selesai, deadlinenya tiggal 2 hari lagi. Waduuhhh... Akhirnya seakan kembali ke jaman kuliah dimana kebiasaan SKS (sistem kebut semalam) selalu menjadi learning style ku dan teman-teman. Tidur berlarut-larut malam, lupa makan, tak ada waktu untuk tidur siang. Tetapi pengaruh sugesti diri memang luar biasa. Entah bagaimana caranya, translete yang bejibun itu akhirnya kelar juga dengan tepat waktu. Dengan hasil yang memuaskan pula.

Tetapi, badan yang sempat ku "paksa" bungkam merengek itu akhirnya teriak juga. Ngambek habis-habisan. Sesaat setelah transaksi timbang terima usai, mulailah badan ini terasa pegelnya. Tengkuk sudah tidak perlu ditanya, asli tegang sekali. Sempat aku curiga jangan-jangan dia sudah lupa caranya balik kiri balik kanan. Kurasakan sensasi tak nyaman itu menjalar dengan cepat, ke kepala yang mendadak oleng, mata yang berkunang-kunang, perut mual, dan tubuh gemetar. Merasa limbung, aku tergesa duduk di kursi. Aduh, sama sekali menderita rasanya... Sudah jam setengah tujuh pagi. Artinya harus segela ke Sekolah, tapi dengan kondisiku yang sekarang, mau tak mau aku ijin ke kepsek kalo hari ini tidak bisa masuk. Thx God, beliou orangnya bijaksana sekali.

Yang ku syukuri adalah karena hari ini hari sabtu, mace ada dirumah. Lega rasanya sakit tidak mesti sendirian. Masih ada tangan tua itu yang selalu menyantuh jidat sekedar untuk mengecek panas, sentuhannya seakan menenangkan ku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kemudian aku dipaksa makan. Beliou menawari ini itu, tapi aku maunya yang ada saja. Nasi panas plus ikan masak cukup. ini merupakan menu wajib kalo aku sakit. Tidak tahu kenapa, tapi yang kurindukan ya cuma itu. tidak perlu repot beli ini itu. Namanya juga orang sakit, tidak enak makan sudah hal yang lumrah. Tapi kali ini kayaknya lumayan parah, karena dibarengi dengan muntah2 (aku jarang muntah, lho).

Sehabis muntah aku langsung tiduran. Membungkus diri dengan selimut di kamar mace. (kebiasaan, kalau sakit atau sedang gundah, enaknya tiduan di kamar mace. Rsanya tenang gimanaaaa gitu). Tak tau dah berapa lama aku tiduran disana. Perih yang melilit di ulu hati lah yang mebangunkanku. AKu pun keluar untuk isi perut, tapi aku terkesiap saat tahu, ternyata pace tidur di bawah, beralas tikar. Masya Allah, aku terenyuh. Betapa baiknya beliou, tak marah tempat tidurnya ku bajak. Beliou tau betul ketika sakit dan tidur, aku paling tak bisa diganggu. Jadi beliou memilih tidur di lantai ketimbang harus mengusik tidurku.

Aku harus banyak bersyukur pada kehidupan yang ku punya sekarang. Aku masih memiliki orang tua yang sangaaaaaaaaaaat baik dan menyayangiku. Ada juga sodara2 ku yang perhatian bgt, meski kadang bisa sangat menyebalkan... Lembut ku tepuk pundak pace, menyuruhnya tidur diatas saja...

Bertekad tuk segera sembuh, aku memaksa diri makan... Semoga lekas sembuh, amiinn..

Sunday, November 07, 2010

Senin pagiku yang ada bayangan "kamu"nya

Rumah menjadi sepi pada senin yang sibuk ini. Hanya ada aku saja. Setelah “dipaksa” melek pagi tadi, aku memutuskan untuk bersih2 kamar, sarapan, nonton tipi. Tapi itu membuatku bosan. Aku masih ingin bermalas-malasan, hehehe.. jadilah aku berleyeh-leyeh saja dikamar, lagian jadwal ngajar baru jam setengah satu nanti. Bernostalgia dengan kenangan kemarin, kemarin dulunya, kemarin dulunya lagi, dan tiba-tiba ada KAMU.

Hari ini kau menyembulkan diri dari laci-laci kenanganku. Bukan. Aku yang membuka laci itu dengan sukarela. Aku merindumu. Aku merindumu.
Oh.. aku memang terlalu munafik. Bahkan pada saat aku memutuskan untuk jujur pun. Aku terlalu mencintai egoku. Apa yang kuurai hanya mewakili sedikit yang ada di benak dan rasaku. Aku membenci diriku. Aku mengutuk angkuh ini.
Grrrr… jujur itu tak mudah.

C’mon, Rin, sekali ini…

Oke.

Aku memutuskan untuk mengenangmu saat ini, dengan ditemani suaranya Duta SOS yang Betapa. Belasan kali ku replay untuk menghayati liriknya. Menyakiti diri sendiri sebenarnya. Karena lagu ini “nampar bgt” buatku. Tak mudah memilih meninggalkanmu. Tak pernah mudah. Kita pernah menyulam benang mimpi bersama. Kita pernah saling berbagi pundak ketika rapuh. Kita? Aku dan kamukah? Atau hanya aku? Menjawab pertanyaan ini masih terlalu sakit untukku. Sekali lagi aku dihadapkan pada perang batin membela ego. Mengacuhkan bisik kecil dipalung hati. Merobek selaput asa yang berdetak bersama jantung.

Aku menyempatkan menyelonong ke blog beberapa orang. Beberapa blog membuatku iri pada kemurnian penulisnya. Pada mereka yang tak takut mengingkari rasa. Yang berdamai dengan penolakan dan keterasingan. Betapa aku ingin membuka topeng ini, supaya kurasai lagi semilir angin mengecup pipiku.

Tetapi, oh betapa sulitnya. Setidaknya aku tlah mencoba. Gagal mengurai semua rahasia hati, aku memilih duet dengan Duta. Menyanyikan lagu “Betapa” berulang-ulang. Membodohi diri dengan berharap disana kau bisa mendengar dari jauh, hahaha…

luv.. U, mom

Sret!!! Srett!!! Tirai disibak dengan paksa

Cahaya menerobos masuk.

Akhgrrr...Silau menampar mata. menggeliat-geliat persis cacing. Sebal. Siapa sih orang usil itu??? Mengerjab-ngerjab dengan tak rela. Wahh.. ternyata si mace. "Ayo bangun, langit sudah terang" katanya. Yahh.. walau badan pegal tak terkira, mata masih seberat 4 kilo, Nyawa masih tercerai berai, ku paksa saja diri bangun. hiks... naas benaaaarrr...

Ini adalah konsekuensi yang harus kuterima sejak membujuk beliou untuk mengijinkanku ikut bina akrabnya JILC Kendari, kemaren. Kadang aku merasa lucu sendiri. Umurku sudah tidak belia lagi, tapi beliou masih saja sulit melepasku ikut ini itu. Seperti yang terjadi kemarin, ketika aku memohon ijinnya untuk ikutan. Kedua alis itu menyatu, sama sekali bukan pertanda yang baik. Tak terhindari argumen demi argumen bertebaran diudara. Sengit. atas bantuan dari pace dan adikku akhirnya aKu menang meski main keroyokan, hehehe..

Tentu saja ada syarat yang harus kupenuhi, yakni pulangnya gag boleh sakit. Mau tidak mau, aku terenyuh, segitu dalamnya kasih sayang beliau untukku. Tak berkurang kualitasnya bahkan diumurku yang segede ini. Luv U so much, mom...