Ah, Akhirnya pintumu terbuka juga, wahai Desember
Harap-harap cemas, ku rapalkan doaku sepanjang waktu
Terselip dalam Tahajjudku, Dhuhaku, dan Zikirku
Begitu rapi ku terbagkan kelangit, oh semoga saja tak berserak, tak tercecer
Oh, Desember...
Akankah ada dalam satu harimu kau saksikan air mata syukurku menetes?
Akankah ada senyum bahagia kuumbar?
Pada saat amplop cokelat itu ku terima dari pak pos?
No comments:
Post a Comment