Tuesday, February 17, 2015

For My Dreams...

Assalamualaikum.wr.wb.

Kendari diguyur hujan lagi. Gerimis yang terasa sedikit melankolis. Ini sudah musim liburan kampus jadi susana sore ini sangat lenggang. Ditambah jam kantor memang sudah usai dari tadi. Sempurnalah sepinya. Saya dengan sengaja memilih waktu ini untuk berkontemplasi. Seminggu ini, sangat menguras tenaga dan fikiran. Menjadi panitia kegiatan Kuliah Kerja Amaliah (KKA) tahun ini, yang persiapannya dadakan dan terkesan tergesa-gesa cukup bikin setress sebenarnya. Tapi, sudahlah, saya sedang tidak ingin membahas itu.

Jadi, ketika tadi satu persatu kolega pamit pulang duluan, saya pun menyempatkan diri melakukan self evaluation terhadap target saya sampai sekarang ini. Tahun ini, saya merencanakan untuk bisa lanjut sekolah lagi, kalau bisa keluar negeri. So, saya berencana untuk memaksimalkan applikasi beasiswa ke luar negeri yang terbuka saat ini (Fullbright, AAS, LPDP, BPPLN, you name it!). Pokoknya fokus saya tahun ini adalah berburu beasiswa sekolah overseas.

Saat ini, application form untuk AAS dan Fullbright sudah setengah jalan terisi. Saya juga mulai berburu LOA ke Uni di UK. Untuk AAS, saya mungkin akan mencoba apply ke Uni lain yang rankingnya lebih tinggi dari Uni yang saya aplly tahun lalu. Why? Karena katanya kandidat yang memiliki Letter dari Supervisor dari High Rank Uni akan lebih diprioritaskan. Katanya sih begitu. Nah, untuk mendapat LOA saya perlu amunisi dong. Promising proposal research topic dan score tes bahasa Inggris menjadi sangat penting. Untuk itu, akhir bulan ini saya akan mengikutu tes IELTS di IDP Makassar.

Tesnya akan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari. Sebelas hari lagi dari sekarang. Saya, yang biasanya santai untuk tes seperti ini dibuat dumba-dumba oleh K Rahma. "Rin, buat persiapan yang bagus, dek. Sayang lho uang segitu" katanya. Biasanya saya cuman nyengir pas dia bilang begitu. Tapi, sore ini saya jadi mikir, iya yah, lumayan juga sih uang segitu kalo cuman di pake buat "gambling." Selama ini excuse saya adalah, kan saya sudah ngajar listening III and writing III yang notanebe adalah listening dan writing IELTS, tapi karena takut terkesan sombong, saya pun memutuskan untuk setidaknya latihan lagi lah. Dan saya memilih sore ini untuk mulai melakukannya.

Saya mulai dari latihan writing yang menurut saya agak sedikit complicated. Saya coba pake timing ketika menulis. Hasilnya saya ternyata kembali kaku, pemirsaaaahhh. Menulis dengan tangan sudah sangaaat jarang saya lakukan, apalagi dibawah tekanan. Saya membaca ulang tulisan saya dan mendapati range vocabnya lumayan menurun dari IELTS kemaren, organisasi idenya juga masih belum memuaskan. Hmmm... memang tidak selayaknya saya menggampangkan masalah. Latihan itu perlu biar tidak ada yang tersisa untuk disesali nanti. Thanks to K rahma yang sudah mengingatkan saya yang kebanyakan ngeyel ini, hehehhe...

Oke, masih ada sebelas hari, Ririn. Mari manfaatkan sore yang damai ini untuk latihan. Mimpi harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan agar kita bisa tersenyum diakhir semua usaha, aamiin... ^^


Thursday, January 29, 2015

Another No

Assalamualaikum.wr.wb.

Setelah lebih dari sebulan sejak saya diwawancara via telepon oleh Sara Smith dari Mosaic International leadership Program, akhirnya hasilnya saya terima juga lewat email. Another No, hiks.

Well, sedikit banyaknya saya sedih dan kecewa. Meski pada saat wawancara saya sudah merasa kemungkinan 70% saya tidak lulus, mengingat profil alumni tahun-tahun sebelumnya memang luar biasa. Mereka adalah benar-benar salah satu putra putri terbaik bangsa yang diusianya yang masih sangat muda, telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit.

Hiks hiks, masih lemas saja rasanya. Satu lagi pintu tertutup. Semoga pintu lain masih ada yang terbuka, aamiin


Wednesday, January 28, 2015

End means end!

Assalamualaikum.wr.wb.

Kita tidak ingin ini berulang lagi dan lagi, kan?
Bukan hanya pria yang ucapan dan janjinya harus bisa dipegang.
Wanita juga, Rin!
Apalagi jika itu ditujukan untuk diri sendiri.
Apalagi jika itu adalah resolusi menjelang usia 30.

Monday, January 26, 2015

Ketika Sahabat Mulai Menjadi Sedikit Menyebalkan...

Assalamualaikum. wr.wb.

Oke, dari judulnya sudah keliatan kalau postingan kali ini isinya tentang ngedumel, hehehhe. So, saya lumayan dekat dengan orang ini. Bisa saya katakan sahabat lah. Beberapa hal yang sifatnya pribadi sering saya curhatkan ke dia. Dia baik, dewasa, cerdas dan sholeh. Saya menikmati saat-saat bersamanya. Karena berada dalam lingkup kerja yang sama, maka hampir tiap hari saya berinteraksi dengannya.

Tetapi, seperti halnya juga saya dan semua orang di dunia ini yang tidak sempurna, belakangan ini saya mendapati karakternya yang tidak membuat saya sebetah dulu berdiskusi dengannya. Akhir-akhir ini curhat dengannya selalu berakhir dengan "perang dingin". Mmm, pola percapakapan  kami lebih sering saya mulai bertanya terhadap sesuatu, dia menjawab, saya menyanggah, dia berkeras, dan saya mengalah. Tak jarang sebenarnya dalam perdebatan itu, saya merasa saya yang benar, begitupun sebaliknya.

Saya sebenarnya terbuka terhadap perbedaan. Namun, cara menanggapi perbedaan pendapat itu tidak mesti dengan menyatakan pihak yang berbeda salau atau berbohong. Saya fikir dia cerdas, dan setahu saya orang cerdas biasanya akan lebih arif menanggapi perbedaan. Beberapa orang cerdas yang saya kenal hampir tidak pernah menyalahkan orang lain. Biasanya mereka akan memulai mengemukakan gagasannya dengan berkata seperti ini: "mmm,, begitu ya, tapi setahu saya..." bukan malah berkata: "Ah, mustahil itu... salah itu..." Padahal, ketika saya sodorkan bukti mengenai itu, toh dia tak berkutik juga.

Sungguh, menyebalkan sekali jika dituding berbohong atas sesuatu yang benar-benar terjadi. Atau disalahkan padahal kita punya bukti autentiknya, dan kita juga tahu betul bahwa dia menyalahkan seperti itu karena dia TIDAK TAHU. Yang jadi poin adalah, ternyata dia tidak secerdas dan sebijak yang saya kira. Karena orang cerdas yang saya tahu tidak akan sembarang menyalahkan orang lain hanya karena dia memiliki pandangan yang berbeda. orang cerdas sangat paham bahawa semakin banyak dia tahu, semakin dia menyadari ada lebih banyak hal yang dia tidak tahu, dan bukan berarti yang tak diketahuinya itu otomatis salah.

Bukan salah sahabat saya sepenuhnya. Mungkin ekspektasi saya yang terlalu tinggi untuknya. Padahal saya harusnya menyadari, tidak ada orang yang sempurna. Mungkin tanpa saya sadari, dia juga menganggap saya jauh lebih menyebalkan lagi, hehehehe... Kalau mau sedikit lebih dewasa, saya sebenarnya bisa bercermin kepada dia. Dia mungkin adalah cermin yang paling jernih akan karakterku sendiri. Beberapa karakternya adalah karakterku sendiri, mungkin itulah sebabnya saya bisa nyaman berada didekatnya. Namun, dari sini saya harus belajar bahwa beberapa karakter kami tidak begitu disenangi orang lain...

Wednesday, January 21, 2015

Ketika Hati Saya Berkata: Let Him Go...

Assalamualaikum.wr.wb.

Setengah berbisik, lelaki itu melafaskan takbir kemudian diikuti membaca Surah Al-Fatiha dan Ayat Kursi, selanjutnya takbir lagi dan kemudian ruku', dan seterusnya sampai ibadah sholat magribnya ditutupnya dengan mengucap salam. Tadi itu, saya yang memang sengaja lembur, masih menatap komputer ketika tetiba pintu terbuka dan masuklah ia dengan tergesa untuk mengambil air suci dan kemudian tanpa ba bi bu langsung menghadap Sang Khalik.

Usai salamnya, dia bangkit dan bertanya, "belum pulang, Rin?' yang saya jawab "lembur, Pak". Kemudian ia mengenakan kembali kaos kaki dan sepatunya lalu pamit pulang. ketika punggungnya menghilang di balik pintu, saya berhenti menatap worksheet saya di Excel. Saya merenung setidaknya sekitar 5 menit mengenai yang terjadi barusan.

Seharusnya hal yang tadi itu adalah hal yang biasa saja. Seorang hamba adalah wajib beribadah kepada Tuhannya. Namun, saya tetap tersentuh ketika ada seorang hamba, tak peduli seberapa sangar tampangnya, seberapa cuek kelihatannya, tetap tunduk pada perintah agamanya. Saya bahagia dan bersyukur selalu dipertemukan dengan orang-orang seperti ini. Sangat nyata kasih sayang Tuhan padaku. Aku dikumpulkan dengan orang-orang yang sadar atau tidak telah membantuku terus istiqomah.

Saya lalu teringat pada rsolusi yang kubuat pada detik-detik usiaku genap 30 tahun: berhenti menunggu yang mungkin memang bukan jodoh saya, saatnya terbuka pada orang lain, yang pada waktu yang tepat, selalu menggelar sajadah menghambakan diri sepenuhnya pada Sang Pencipta. Karena itulah intinya hidup ini. Dan saya membutuhkan partner seumur hidup yang juga memiliki pandangan yang sama. So... I officially let you go, dear you...

Friday, December 26, 2014

My Saturday

Assalamualaikum.wr.wb

Ok. I'm back! how does it take to be here again after my latest posting? lesser than a half hour. Yes, that's my new record, ya ampyuuun pentingnyaaaa...

Hanya mau bilang ini sih, asli saya masih terserang blank akut pas kembali ke excel sh*t itu. Mo maen game juga, itu para games sudah saya hapus demi kemaslahatan umat. Jadi balik di mari lagi, deh.

Sebelumnya, saya sempat blog walking ke beranda teman-teman saya. Salah empatnya pada membuat resensi tentang buku. Maklum, kebanyakan teman blog saya adalah pencinta buku, yang dari mereka-mereka inilah saya bisa ngeh kalo ada buku baru. Untuk sekarang saya sendiri sedang melahap bukunya Ika Natassa, Twivortiare 2. Buku ini sebenarnya lanjutan dari Divortiare dan Twivortiare. Saya gak akan resensi novelnya ya, cuman saya mo kasi tau aja kalo ketiga novel ini dan tentu saja bukunya Ika Natassa yang lain, worth it sekali buat dibaca. Bahsanya ringan dan urban life bgt, plus meskipun banyak yang nynyir tentang Ika yang doyan mix mix Indonesia English gitu, faktanya adalah saya malah banyak belajar dari situ. Lagian Englishnya juga sangat mudah dipahami, kok...

Hubungan saya posting ini sama novels itu apa? saya coba jelaskan, ya. Jadi saya rasa, saya ini orangnya sedikit mudah terpengaruh gitu. Paling sering terpengaruh sama novel yang lagi saya baca. Ngaruhnya bisa ke apa saja. Salah satu contoh kecilnya adalah mood dan keinginan yang tetiba berubah menyesuaikan cerita si buku. Seperti saat ini, saya terbawa sama kehidupannya Alexandra sama Beno yang kelihatannya dysfunctional tapi romantis parah gada obatnya. Saya sampe iri level akut sama Alexandra yang punya pasangan si Beno itu. Saya sadar ini cerita 100 persen fiksi, tapiii sukses bikin saya berangan-angan tentang punya pasangan kayak Beno. Bahkan, saya mulai meng-scan siapa-siapa saja dalam kehidupan nyataku yang paliiing mirip sama karakter Beno. Dan, seperti biasa, objeknya ya itu lagi-itu lagi. My 5 minutes angel, susah mup-on memang sayaaah

Maka, jangan pada muntah ya, kalo nyambi ngetik ini, saya sedang membayagkan jadi Alexandra yang mesti lembur di hari Sabtu for the sake of deadline, hehehhe... Tapi bedanya adalah, gada sms absen dan marah-marah dari seseorang layaknya Beno to Alexandra, hiks.. OK, saya mulai error. sudah aja ya, nanti malah tambah error, hehehe


Hampir 30...

Assalamualaikum.wr.wb.

Ini Sabtu, Pemirsa, and I am in office alone trying to finish my office's annual budget report. How cool is it? And the more I stare this Excel sheet, the more this boredom grows inside my head, so I decide to escape here, my beloved virtual space. Starting with blog walking, absorbing some new spirit and understanding about life from my friends thoughts, I am now thinking about my own life.

I am turning 30 this coming January. For some reasons honestly I am scared. let me list things causing being 30 is kinda horror for me. First, being single girl in my age in this country is not really thing that people would define as good thing (shame on me to take what others would think about me). But, what could you expect on an adult who is crying when watching How to Train Your Dragon 2? Yeah, setiap kali ke kondangan, atau ada family gathering gitu, yang ditanya pasti gak jauh dari kapan nikah, Rin? Ini kalo nanyanya dengan ekspresi normal, sekali dua kali, mah ga bakalan bikin emosi. Tapi, emang yang nanya kayaknya punya kecenderungan mancing-mancing buat naikin tanduk. Yang paling parah kalo sudah membanding-bandingkan saya dangan temans yang kini sudah pada bawa anak, apalagi kalo sampe karir yang sama sekali bukan apa-apa ini sampe dibawa-bawa, urgggghhh....

Second, jauh dilubuk hati saya sebenarnya takut menjadi dewasa. Dewasa, ya bukan TUIR, hehehe. Meskipun alasannya sangat g masuk akal, tapiii kok kesannya kalo jadi dewasa itu means kita akan kehilangan kebahagiaan seperti waktu kecil dan remaja dulu. Tons of responsibilities, rules, ethics, and values we should cope with. Sometimes, being adults forces us to fake some smiles, in which I am not good at. I know this unreasonable, but hell yeah I feel this.

MMmm.. apa lagi ya, ada banyak sih, tapi kalo diungkap semua kayaknya ketahuan banget betapa dodol dan lebaynya diriku ini, heheeh... Ya sudah, lompat ke topik lain aja, ya...

Mmmm.. (its my second time typing this Mmmm...*gakpenting) mungkin sebaiknya saya jangan dulu menceritakan ini yaaa... soalnya tiap kali saya ember tentang scholarship atau funded program gitu, saya selalunya g berhasil. Contohnya sudah berapa kali saya mengember tentang AA, tapi ga pernah lolos kan? Tapi waktu saya diam-diam soal apply Stuned, eh malah lolos, hehehe... *Iya, ini murni tahayyul, heheheh. Ya sudahlah, nanti aja ceritanya, ya pas hasilnya sudah ketahuan. Kalo lulus, berarti akan jadi kado ulang tahun yang bagus banget dari Allah, tapi kalau tidak, ya tetep jadi kado juga. Judulnya paket belajar Ikhlas dan tetap Qanaah...

By the way, ada sms masuk dari si Bos, nanya-nanya ini laporan udah nyampe mana, so gotta log out now, maafkweun postingan ga penting ini yaaaa, hehhheeh... Byebye...



Wednesday, November 26, 2014

AAS 2014/2015 Result

Assalamualaikum.wr.wb.

November 15th kemarin, email yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Yup! email dari Australian Award Scholarship. hasilnya adalaaaaahhhhh...... My application was not successful.

Ini sudah kali ketiga saya apply beasiswa dari pemerintah Aussie. Tahun ini persiapannya pun yang paling baik dari dua ksempatan sebelumnya. Tapi yah itu dia, banyak faktor yang menyebabkan saya gagal bahkan untuk dipanggil wawancara dan tes IELTS. Pertarungannya sangan kompetitif, dan mungkin usulan topik penelitian saya yang tidak sesuai dengan target AAS.

Apapun itu, saya tetap bersyukur dan menolak untuk menyerah. Satu pintu tertutup, seribu pintu terbuka. Januari saya berencana memperbaharui sertifikat IELTS saya, dan setelahnya fokus berburu LOA dari universitas di UK, Amerika, New Zealand daaaaan lain-laiiin.

Yeaaaayyyy, ayooo semangaaaat.....


Wednesday, October 29, 2014

Malaikat 5 Menitku

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Pagi mengemas dirinya dengan manis hari ini. Matahari bersinar tidak terlalu menyilaukan,  wangi rumput basah,  menguar lembut.  Aku pun tersapu dejavu.  Pada sebuah titik waktu dimasa dulu.  Persis seperti ini.  Begitu damai dan menentramkan.

Andai saja bisa,  aku ingin membekukan waktu,  5 meniiit saja,  untuk berselimutkan damai ini.  Melupakan bahwa setengah jam dari sekarang,  aku sudah harus berjibaku dengan sederet pekerjaan yang entah kapan ada jedanya.  5 meniit saja.  Karena di waktu yang dulu itu,  di ujung 5 menit dari saat ini,  aku mendapati sosokmu menujuku,  dengan kresekan yang berisi bubur ayam.  Kau tersenyum memaerkan lesung pipitmu,  begitu bersinar tp tidak melukai mataku sedikitpun...

Monday, October 27, 2014

Oktoberku

Assalamualaikum wr.wb.

18:46 dan seperti biasa saya masih di kantor, berjibaku dengan beberapa pekerjaan. Keheningan yang familier menyelimuti. Hanya bunyi dengung AC, dan John Legend yang menyanyikan All of Me berulang-ulang. Ini lagu sejak kemarin resmi menjadi musik favorit saya. Lumayan enak untuk menemani jam-jam lembur.

Oktober ini memberiku banyak hal untuk dikerjakan. Banyak hal untuk dipelajari. Deadline gila-gilaan, I call it adrenaline addiction. Saya mulai menikmatinya meski awal-awal sempat ingin angkat tangan mengibarkan bendera putih, dada by by KUI, I am give up. Untungya hal itu tidak terjadi karena pasti banyak hal positif yang akan saya lewatkan. Alhamdulillah, perasaan positif yang kupelihara sejak dulu telah berakar dengan kokoh sehingga tidak mudah goyah oleh godaan negatif yang seringkali terasa begitu menggiurkan.

Well, yang saya suka dari Oktober adalah kelahiran Gelombang yang telah lama saya dan juga Supernova geeks tunggu-tunggu (saya akan bercerita tentang Gelombang dipostingan yang lain). Hal lain yang mebahagiakan adalah pernikahan seorang sahabat yang akhirnya menemukan belahan jiwanya, partner dalam menjalani sisa hidup. Saya selalu  berbahagia ketika orang yang saya sayangi berbahagia. Senyum mereka menular, menghangatkan hati.

Oktober, sekarang saya berada dipengujung waktumu. Masih tersisa tiga agenda lagi yang harus saya laksanakan. Berbaikhatilah padaku. Dan, November, saya mengetuk pintumu dengan penuh harap. Bukalah pintu-pintu kesempatan dan kirimkanlah kabar gembira itu, jawaban doa-doa yang kuterbangkan ke langit dengan setia...

Wednesday, September 24, 2014

Kecewa

Assalamualaikum.wr.wb.

Huuffttt...
What a daaaaaayyyy.
Hari ini sumpah hectic bgt, ngurus ini itu yang semuanya hampir sendirian. Alhamdulillah sih dikasi kepercayaan untuk jadi ketua panitia untuk Lokakarya Penyusunan SOP KUI UMK. Kali ini yang jadi pemateri adalah Dosen saya dulu. Tapiiii, setresss juga kalau banyak hal tak terduga yang terjadi. Misal yaaa,driver yang tetiba menghilang padahal tamu penting ini udah di Bandara plus "sahabat bulanan" yang datangnya kecepetan, padahal lagi menjamu  yg cukup penting. Yang kedua ini benar-benar sangat mengganggu. Menahan sakit ketika harus lompat kesana kemari mengurus ini itu bukan perkara mudah untuk saya.

Well, kata teman-teman sih acaranya luayan lancar, tapi saya pribadi tdak merasa seperti itu. Jaaaauuuuuhhhh dari harapan saya sebenarnya. Saya marah dan kecewa pada diri sendiri. Saya merasa tidak maksimal dan banyak tidak fokusnya. Saya mengutuk diri untuk itu. Bukan salah miss-communication, bukan pula salah  kerjaan yang tumpang tindih beberapa hari ini.

Ok, skill manajemenku saaangaaat perlu ditingkatkan. Termasuk manajemen emosi. jadikan ini pelajaran berharga untuk kedepannya.....

Sunday, September 21, 2014

Reffrain, Ketika CInta Selalu Pulang

Assalamualaikum.wr.wb.

Cara kerja otak manusia itu unik. Saya kembali mengamini itu pagi ini. Disaat deadline menguntit tanpa kompromi, disaat saya harusnya konsentrasi merampungkan laporan akhir PDP, saat harusnya saya memeriksa proposal PKM mahasiswa, saat harusnya saya ini dan saya itu... saya malah disini, mengetik kata demi kata, mengalihbentukkan suara-suara dalam kepala saya kedalam bentuk tulisan.

Well, bisa ketebak kan dari judulnya, Reffrain ketika cinta selalu pulang. Baru saja saya melahap habis novel ini. Sudah berbulan-bulan lamanya novel ini saya beli atas saran K Tika. "Riiiiiinnn ini buku wajib kamu baca.. lo bangeeeetttt" smsnya waktu itu. AKu tanya kok bisa? Trus katanya kisahnya kamu banget dah, sebelas dua belas sama perahu kertas. Sekarang pilemnya laggi tayang di Bioskop, nonton gih. Saya hanya sempat membalas, "hehehehe" tapi tidak berjanji untuk nonton apalagi baca novelnya. Kalau memang kisahnya benar-benar seperti yang dikatakan K Tika, maka saya memilih tidak menonton atau baca. Takut efeknya seperti perahu kertas. Saya dilanda gloomy dalam waktu yang lama. Yeaaah, perahu kertas, novel karya Ibu Suri Dee, telah secara blak-blakan menceritakan hidupku. Saya merasa sedang menyaksikan kisah hidupku sendiri ketika sedang berlayar bersamanya.


Tapi, kemaren, di Minggu pagi yang menyenangkan, saya berjanji tidak menyentuh laptop untuk urusan pekerjaan. Hari minggu waktunya bersantai, no matter what. Maka, setelah merapikan kamar, sarapan dan mandi pagi, saya iseng menulusuri rak buku. Ada bebrapa novel yang belum kesentuh sama sekali. Lalu, mata saya terantuk pada buku ini. Well, it's been awhile. Why dont  give it a try, kataku dalam hati. Sedetik dua detik, saya menimang-nimang novel ini, menatap lamat-lamat wajah Maudy Ayunda dan Afgan. Mengingat apa yang terjadi beberapa hari ini, I knew that reading it was too risky for me. Tapi, mau sampai kapan? akhirnya saya memutuskan untuk membacanya saja, sekalan ngetes perasaan.



Beberapa chapter pertama, jujur saya agak sedikit bosan. Too teenlit for my age. Tapi tetap saya baca juga, sampai akhirnya ketiduran, hehehe. Pas terbangun, ternyata sudah jam setengah tiga. Saya berancang-ancang untuk melanjutkan membaca ketika SMS dari TIni masuk, katanya mau berkunjung melepas kangen. Karena gak punya rencana kemana-kemana, saya iyakan saja. Sambil menunggu Tini, saya melanjutkan membaca dan baru mau dapat feelnya ketika Ucul menelpon minta ditemani ke Nambo untuk urusan KPNnya. Jadi ceritanya, mereka dapat tugas ambil foto dilaut untuk diupload ke twitter dengan hastag #kembali ke laut. Tapi, mereka kurang satu kendaraan, jadinya memintaku jadi "tukang ojek" mereka, hehehe. Karena katany aini penting, dengan berat hati saya mengabari Tini, kalau acara temu kangennya ditunda dulu. Ga enak sih, tapi mau gimana lagi, jarang-jarang si Ucul ini minta tolong, yang ada saya yang selalu merepotkan dia, hihihihi.

Ok, kembali ke topik semula, pagi ini usai sholat subuh, saya melanjutnya membaca novel ini, lembar demi lembar kuhabiskan tanpa terasa. Semakin mendekati akhir, mata saya semakin berkaca-kaca. Hikshikshiks.... sensasi ini lagiiii. Saya jadi mengerti, ternyata perasaan saya belum berubah sama sekali tak peduli berapa ribu kali saya telah berusaha menyangkal. 4 tahun kebingungan mendefinisakn perasaan ini, 3 Tahun pelarian itu, plus beberapa tahun mencoba berdamai, semuanya ternyata tidak mengantarkan saya kemana-mana. Saya ternyata masih berputar-putar disini saja. Kata anak-anak sekarang gagal mup on, eaaaaa... hahahhaa

Still, at least, at the end, being adult helps me a lot in this situation. Sedikit demi sedikit saya mencoba santai dan let it flow saja. kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Saya toh sebenarnya sudah mulai melepaskannya sejak bertahun-tahun lalu. Melepas dia dan juga perasaanku terbang sebebas elang. Sambil membiarkan waktu yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kliseku tentang rumah impian yang sering kami selipkan dalam obrolan "tak penting" kami. Kadang saya merasa, ketika ia berbicara tentang rumah impian aka rumah masa depan, saya merasa dia sedang memberi sinyal. Tetapi tentu saja saya tidak ingin geEr. Nah, sekarang saatnya kembali melepaskan, semoga dalam waktu dekat pertanyaan apakah dia melibatkanku dalam bayangan rumah impiannya atau tidak. Terbanglah jauuuuuuuuuuhhhhhhhhh, dan kalau memang saya tempatmu pulang, ketuk saja pintunya dua kali, dan kau akan menemukanku menyeduh teh dan mebuat kue dadar kesukaanmu... :)

Ketika Cinta Selalu Pulang....
It's always been you....



Wednesday, September 17, 2014

Postingan Hari Selasa

Assalamualaikum.wr.wb.

Fiuuuuhh, hari ini lumayan produktif. Ada beberapa list yang berhasil kecentrang, horeee...
Saat ini pun masih duduk manis di kantor, siap-siap mau bikin undangan buat workshop trus habis itu diusahain intip-intip my PDP journal draft.

Saya merasa hidup hari ini, beberapa urusan lancar jaya, pesanan OL tiba tepat waktu, mood Bos lagi bagus, heheh dll dll. Mungkin ada hubungannya dengan doa yang saya rapal saat subuhan tadi. Tadi itu saya minta ga banyak-banyak, cuman minta agar saya dimampukan melaksanakwen tugas dan amanah. Alhamdulillah dijawab sama Dia.

Saya posting ini sebagai selingan istirahat saja sih. Sekarang mau lanjut lagi :)

Monday, September 15, 2014

Physical Attraction

Assalamualaikum.wr.wb.

Yang satu namanya Lucy, yang satu lagi namanya Meridith. Keduanya adalah volunteer muda dari Australia. Saya telah bertemu Meridith 3 kali, yang pertama di Bandara pada saat saya menjemput Jennifer, yang kedua di rumah Anne Marie untuk merayakan ultah K ijeh, dan hari ini ketika keduanya berkunjung ke UMK, mengunjungi Anne dan Jennifer tepatnya.

Sebelumnya, kampus kami telah kedatangan tamu ahli dari Australia untuk membantu di bidang penelitian dan pengajaran Bahasa Inggris. Mereka adalah Anne dan Jennifer. Dari keduanya, saya berkenalan dengan beberapa teman Austrainer yang lain seperti Simon, Leo, Elizabeth, Meridith dan juga Lucy. Austrainers yang datang ini terdiri dari dua kategori. Yang pertama adalah AYAD program (Australian Youth Ambassador for Development), dan AVID (Australian Volunteers for International DEvelopment). Elizabeth, Anne, dan Jen dari AVID, sementara yang lainnya dari AYAD. Sekilas perbedaan kedua program tersebut tampak dari usia. AYAD untuk yang muda, AVID untuk yang lebih senior.

Ada yang menarik danlumayan lucu ketika kedua gadis cantik ini masuk ke ruangan kami. Para pria seketika tak berhenti tersenyum. Pak Ary bahkan hampir tak pernah memalingkan matanya dari mereka, hahaha.. Dasar Pria. Ekpresi yang sama juga terlihat ketika Pak Suhata masuk ke ruangan. Saya tidak akan melupakan mimik wajahnya ketika mengetahui ada mahluk cantik dan MUDA sedang duduk manis dalam ruangan. Bergantian kedua pria ini berusaha memulai percakapan walau dengan Bahasa Inggris yang terbatas. Saya dan K Rahma  hanya bisa menahan senyum. Sedangkan Anne, yang tidak punya prasangka apapun tenang2 saja.

Saya ingat, ketika dulu saya mengabarkan ke teman-teman pria saya ini bahwa satu orang Austrainer lagi akan datang (Jennifer). Mereka waktu itu "memohon" pada saya "Riin, tolong kalau datangkan Bule lagi yang cewek, bawa yang muda dong. Jangan yang sudah senior (maksudnya Anne). Saya waktu itu tersenyum saja padahal saya tahu si Jennifer ini bahkan lebih senior dari Anne, hehehe. Maka, ketika mereka akhirnya bertemu dengan Jenny untuk pertamakali, yang saya perhatikan lebih dulu adalah reaksi dari para lelaki ini, hihihi. Sungguh seandainya bisa saya rekam, akan saya rekam untuk menjad hiburan ketika lagi tidak mood.

Yang bisa saya simpulkan adalah rupanya sifat alami para pria itu ya seperti itu, penampilan fisik itu yang utama. Cantik atau biasa saja. Mereka akan cenderung pada yang cantik dibandingkan yang biasa saja. Perkara nanti mereka akan nyaman (baik itu sebagai kekasih, teman, sahabat) dengan salah satu dari keduanya itu urusan belakangan. Saya jadi teringat komentar saudari2ku yang selalu mewanti-wanti agar saya sebaiknya dan SUDAH SEHARUSNYA lebih memperhatikan penampilan saya. Bagi mereka, untuk ukuran seorang perempuan berumur 29 tahun, masih lajang pula, saya terlalu cuek. Ke kantor cuman pakai bedak seadanya, kadang tidak pakai lipstick, tidak pakai high heels, hanya pakai ransel Eiger saya yang sejak jaman kuliah. Saya sendiri bingung juga, mau bagaimana lagi. Saya orangnya apa adanya, malas ribet untuk hal-hal yang seperti itu. Hal inilah yang sering mereka jadikan alasan mengapa sampai saat ini status saya belum menjadi istri orang, hehehe.

Bagi saya pribadi, tidak harus menjadi cantik dan fashionable kok untuk bisa dapat pasangan hidup. Memang, bagi sebagian besar teman pria saya bilang bahwa perempuan itu harus enak diliat juga selain pintar, baik hati, bla..bla..bla... Tapi, kok segitu banget ya masalah penampilan ini. Bukannya membela sikap saya yang kadang cuek sama penampilan ini ya, tapi bukankah kenyamanan itu bukan ditimbulkan oleh seberapa cantik atau gantengnya seseorang. Saya sendiri nyaman kok sama pria biasa-biasa saja tapi enaaak gitu diajak ngobrol, enak jadi teman diskusi, punya selera humorr yang sama. Saya bisa saja menghabiskan waktu seharian penuh ngobrol dengan pria berwajah sederhana ini ketimbang pria berwajah super duper guanteng tapi ga nyambung diajak ngobrol, ga asik buat berbagi joke. Malas banget.

Jadiii, intinya adalah saya tidak akan mengubah apapun yang mebuat saya nyaman sekarang ini. Saya percaya ada kok pria diluar sana yang akan melihatku secara apa adanya, yang mampu melihat keunikan diriku dan merasa itu cukup untuk melengkapinya. Saya tidak akan menurunkan standar untuk itu. Saya mencintai seseorang dengan sepenuh jiwa hati, melihat dia sebagai suatu karakter yang unik dan apa adanya dan saya berhak mendapatkan pria yang juga berfikiran serupa. Tidak kurang dari itu.

Saturday, September 06, 2014

Untitled

Assalamualaikm.  Wr. Wb.

Bosan itu pembunuh yang kejam,  komandan!  Seharian ini kayaknya dihabiskan untuk menunguuuuu saja,  menunggu giliran persentasi,  menunggu giliran mengomentari ujian proposql mahasiswa,  daan menunggu waktu pulaaang.

Iya,  hari ini moodku kacau balau dari pagi.  Mungkin lantaran bangun telat sampe lupa minum susu dan makan sereal,  hampir ditabrak dan menabrak lebih dari sekali,  dan puncaknya pas hampir jatuh lantaran high heels terkutuk ini.. Mungkin saatnya kembali cuek dengan apa yg orang bilang tentang perempuan wajib pake heels,  urrgghh

Well,  here I am now,  staring nothing but ppt of my students,  trying to focus and not to check the clock every two seconds.  I can barely stand imagining if only I have Doremon's magic tool that can bring me out of here.

Ok,  its nothing actually.  Just forget it and pretend you never red this posting, 

Thursday, September 04, 2014

Only Random Thoughts

Assalamualaikum.wr.wb.

Pills and potionnya Nicky Minaj menemaniku menyusun laporan kemajuan PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang akan di monev besok. Ini pengalaman pertamaku di Monev. Kedengarannya agak sedikit menakutkan bagiku, tapi mau gak mau ya harus dihadapi. Hanya persentasi ini. Toh gak akan semenakutkan ujian skripsi atau thesis, yakan? yakan?

Wokeh, sekarang ganti Que Seranya Justice Crew yang mengalun. Sekarang ini lagi sukaaa bgt sama lagu yg dinyayikan band dari Aussie ini. Mentang2 sekarang lagi dumba2 menunggu pengumumannya AAS, semua yang berbau Aussie jadi langsung dapat porsi lebih dari segala sesuatu yg menarik perhatianku.

Ini bukan yg pertama kali, dulu waktu tau lulus beasiswa StuNed, segala yang berbau Belanda sukses menyingkirkan hal-hal lain yang dulunya sangat ku gandrungi, hehehhe. Sampai sekrag pun, kalau ada berita atau apaaa begitu tentang Belanda nongol di tipi, saya langsung loncat, padahal hanya iklan biasa saja, hehehe.

Yes, memang postingan ini sangat jauh dari penting. Hanya karena lagi pengen kabur sejenak dari laporan kemajuan makanya saya iseng curcol disini :). Yowess lah mas, mbak.. mari kerja lagi....

Wassalam







Tuesday, September 02, 2014

PINJAM? KEMBALIKAN!

Asslamualaikum. wr.wb.

Saya ke kampus dengan perasaan ceria tanpa praduga, tanpa beban. Sambil bersenandung kecil, saya memacu si mio menyusuri jalan kantor gubernuran menuju kampus. Intinya adalah: Saya Bahagia.

Setiba di kampus, tanpa curiga, saya membuka pintu, dan berdirilah seorang teman yang satu dua hari ini tidak ingin saya temui, bukan karena sensi atau apa, tapii karena berkas pentingnya (ASLI PULA) belum saya kembalikan dan sialnya berkas itu nyaris berstatus hilang padahal sangat diperlukan untuk akreditasi prodinya (kepanjangan kalimatnya? IYA! MEMANG!).

Maka dengan memasang muka memelas saya berjanji demi apapun untuk mencari berkas itu sampai dapat. Dan supaya tidak berlama-lama menanggung rasa bersalah, saya pun kabur ke Biro Umum (karena kemaren saya melihat berkas itu disitu). Eeehhh si bapak malah ikut sampe sono, dan menekankan kembali betapa pentingnya berkas ASLI itu (wadooohhh, OOm jangan buat tambah merasa bersalah doooong), membuat saya ingin punya ilmu menghilang saat itu juga.

Untungnya, berkas yg saya curigai kemarin itu memang betul-betul ITU, selamatlah sayaaaa, hehhehehehe. Ok, mari membuat janji, Rin. Besok-besok kalau pinjam berkas atau APAPUN itu, langsung kembalikan TEPAT SETELAH SELESAI digunakan (Crossing Finger).


Monday, September 01, 2014

Roller Coaster Feeling (AGAIN)

Assalamualaikum. wr.wb.

Sebelumnya saya pernah posting tentang gimana rasanya diangkat tinggi-tinggi trus tanpa aba-aba 1,2,3 cheers (eh?), langsung dihempas kebumi tanpa ampun. Ya gitu deh, sekarang ini saya mengalami itu lagi. Kemaren (beberapa bulan lalu maksudnya), saya mengirim berkas aplikasi AAS untuk batch tahun 2015/2016. Sebelumnya saya dinominasikan oleh Anne Marrie (austrainer yang bertugas di kampus saya), sebagai salah satu Ph.D candidate. Saya pun sebelumnya telah diundang (dan saya dengan senang hati datang) untuk mengikuti workshop penulisan proposal penelitian di Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk menambah ilmu kanuragan dalam "menjerat" calon supervisor, hehhehe. Overall, workshopnya sangat worth it lah, selain segala sesuatunya mulai dari tiket dan akomodasi yang diatas standar saya ditanggung pihak AusAid, ilmunya juga OK pake banget, plus banyak obat mata (baca: abang2 ganteng berkacamata, berkemeja rapi namun lengan digulung, berlensungpipit, dan bersuara syahdu, pokoknya sebelas duabelas dengan AFgaan, #eaaaaa).

My room at Morrisey Hotel

Breakfast


Naaah, pulang dari workshop, perburuan supervisor pun dimulai. Jalannya ga mulus sama sekali, karena kerjaan yang datang silih berganti, belum lagi kena Lee Min Ho syndrom, dan penyakit MALAS. SIngkat cerita, tinggal seminngu sebelum deadline, dan saya masih belum berhasil mendapatkan supervisor. Saya mulai panik cantik. Pasalnya, K Rahma, dan P Ali sudah pada dapat dan saya masih tangan kosooong,, hiks. Parahnya, saya mulai bersoud'zon sama mama yang sedari awal kayaknya ga relaaaaa bgt melepas anak menawannya ini (yang mo gampar, kulo nuwuuun, :P) ke negeri orang sebelum berstatus istri dari seorang lelaki baik hati, tidak sombong dan ramah lingkungan, hehhehe. IYa, akhirnya tiap pulang kantor dan bertemu beliau, tanpa tedeng aling-aling saya "menuduh": "Ma, pasti mama yang doakan nda lulus ttooh?" yang selalu dijawab beliau dengan jawaban diplomasi yang intinya, biarpun mama doakan nda lulus kalo takdirmu di sono, lulus ji itu, huaaaaaaaaa berarti benaaar, mengapaaa ohh mengapaaa (gampar miyyy).....

Ketika saya sudah hampir putus asa, megap-megap ditengah lautan harapan, tetiba saya merasakan "tangan-tangan ajaib" kembali menolong saya. Adalah seorang teman atas nama P Patta yang ketika saya berkeluh kesah perihal supervisor ini, memotivasi saya agar tidak menyerah. Dia menceritakan pengalamannya melamar ke hampir 50 supervisor dan ditolak sampai akhirnya dia menemukan satu yang khilaf, hehehhe. AKhirnya dengan semangat yang sudah sampai diubun-ubun, saya dengan kalapnya mengirim permohonan ke hampir 20 supervisor pada waktu yang bersamaan. ALhamdulillah, dalam waktu 2 hari, saya berhasil mendapatkan 4, sau dari University of Tasmania, Uni of SOuth AUstralia, Griffith Uni dan Uni of Victoria. Ketika mendapat email-email positif itu, hati saya penuh dengan perasaan positif. Bahagiaaaa banget. Sekali lagi, saya bersyukur karena memutuskan tidak menyerah pada detik-detik terakhir.

Tetapi, perjuangan tidak berhenti sampai disitu, pengisian form aplikasi ternyata juga menguras tenaga dan fikiran. Bukannya tidak pernah mengisi form sebelumnya, tetapi entah mengapa, kali ini terasa beda. Ada gemuruh dan ekspektasi yang lebih pada program ini. Entahlah, saya hanya merasa HARUS LULUS, at least sampe wawancara dan tes IELTS. Karenanya, saya meminta bantuan Anne Marie untuk menjadi proofreader untuk aplikasiku ini. It was really frustrated, to be honest. Anne insisted that I had to give my best on it. Yet, in the end, I feel it was really worth it deed. Dan dengan ucapan bismillah, aplikasi itu ku kirim.

Pengumuman kelulusan seleksi berkas dan pemangilan wawancara dan tes IELTS dijadwalkan pada bulan Desember. Tetapi, beberapa minggu yang lalu, saya mendapat telepon dari Mba Devina yang menanyakan berkas saya apakah sudah dikirim atau belum (hal ini hanya berlaku bagi PHD candidate yang dinominasi dari Austrainer, kalau pelamar biasa pasti langsung didiskualifikasi). Saya bilang sudah, dan beliau minta nomor resi. Saya pun mengirim resi itu via email yang dijawab beliau bahwa berkas saya sudah diterima, dan statusnya complete eligible untuk mengikuti proses selanjutnya dari proses seleksi AAS.

Email dari Mb Devina


Sontak, saya bersorak gembira. Yang saya yakini adalah bahwa itu artinya saya lulus berkas dan berhak mengikuti wawancara dan tes IELTS. Saya pun segera ember kepada saudara dan sahabat terdekat saya. Berita itu pun menyebar perlahan namun pasti ke keluarga dan kolega saya. Ucapan selamat baik dilayangkan via sms, telepon mapun secara langsung ketika cipika cipiki. Saya pun mulai mebayangkan BALI. bagaimana saya akan mehabiskan beberapa hari disana, pokonya, intinya, saya dilambung keatasssss... wuataawwww....

Namun..... email dari Anne Marie yang dia forward dari Mba Nindya (staf AUsAid) dalam sekejab menghmepas saya kembali kebumi dengan kejamnya (LEBAY). Di email itu saya menyadari bahwa saya dan mba Devina sebelumnya telah "beda keyakinan" dimana saya yakin tahap selanjutnya adalah wawancara, sedangkan maksud mb Devina adalah seleksi apakah saya berhak ikut  wawancara  atau tidak, hiks...

Email yang menghempaskanku kembali ke bumi


Saya seakan terkena syndrom lumpuh-layu. Perasaan seperti habis nak roller coaster. Naik Turun secara ekstrim. Yang terburuk adalah menimbang-nimbang bagaimana saya harus menjelaskan kepada teman-dan saudara saya????? saya dilanda galau selama 2 hari sebelum akhirnya memutuskan jujur saja, hajar sajalah pokoknya. Dan begitulah, sekali lagi saya patut bersyukur karna dianugerahi saudara dan keluaga yang top markotop dah. Awalnya saya kira mereka akan mengasihani saya atau apa, tapi ternyata, mereka hanya tertawa seolah itu bukan masalah dan meyakinkan saya bahwa memang itu bukan masalah. I really love how they say: "Anggap saja doa, Rin".. Begitu saja dan masalah pun selesai.

Yeaaah, saya sudah curcol cukup panjang, pals. Intinya, saya tidak menyesali segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, kecewa, senang, semua ada tujuannya semua ada hikmahnya. Ada beberapa butir pelajaran berharga yang saya petik dan akan saya tanam dari pengalaman ini : Baca email baik2, pahami dan renungkan, pahami dan renungkan lagi.. jangan langsung ditelan mentah-mentah, dan jangan EMBER dulu sebelum semuanya jelas, hahahaha

Wassalaaaammm... mohon maap atas segala typo yang bertebaran... :P





Tuesday, March 25, 2014

Pagi yang Menakjubkan

Assalamualaikum. Wr. Wb

Hari ini pagi mengikutkan hujan dalam hadirnya.  Aku menatap takjub dari balik jendela.  Kehangatan dalam selimut dan perasaan relax membuat semuanya indah.  Hari ini tak ada kelas. Alhamdulillah seharian bisa istirahat juga akhirnya.  Sejak kemarin-kemarin rasanya seperti penyiksaan.  Meler yang berkepanjangan disertai batuk ketika harus berdiri cantik di depan kelas,  dengan tatapan haus ilmu dari mahasiswa itu sama sekali bukan hal yang membahagiakan.

Well,  menuruti hukum keseimbangan (ini beneran ada gak ya?  Hehheh), sejatinya semua hal mendapati porsi yang seimbang.  Antara kerja dan istirahat juga harusnya begitu.  Ku akui beberpa bulan terakhir,  aku agak menyepelekan istirahat.  Bukan sok sibuk,  sih. Banyak juga yang lebih padat jadwalnya dariku,  kan?  Tapi begitulah,  mungkin aku tak setangguh mereka dalam hal fisik.  Tidak heran karena kebiasaan pilih2 makananku berdampak pada kurang sehatnya fisik.  Yeah,  tambah lagi daftar 'things must done'ku tahun ini,  usahakan makan sayur,  buah dan ikan lebih banyak dari sebelumnya.

Karena hari ini tak ada kelas,  aku memutuskan memanjakan diri dengan istirahat seharian dan memastikan asupan gizi yang manusiawi. Semoga aku bisa lekas pulih sebelum tanggal 1 april nanti.  Alhamdulillah,  beberapa hari yang lalu,  dapat email dari Ibu Diwya,  yang kerja di AusAid,  yang mengundang para nominated phd candidates untuk ikut workshop penulisan proposal research di hotel Morrissey,  Jakarta.  Thanks to Anne Marrie,  who has nominated me to the AAS selection commitee.  Kesempatan ini tentu saja tidak boleh dilewatkan begitu saja.  Selain ilmunya sangat penting bagi saya yang notabene seorang dosen,  urusan akomodasi dan tiket perjalanan pulang pergi juga akan sepenuhnya ditanggung oleh AusAid.  Jadi,  sayang banget kalau harus gagal karena sakit.

Hmm. .. Awan telah tuntas menurunkan tetes terakhirnya.  Aroma ikan bakar dari dapur sukses membangunkan cacing2 di perutku.  Saatnya melempar selimut dan menyerbu ruang makan,  hehehhe.  Well,  semoga hariku dan harimu menyenangkan,  pals. ...

Nb: to my Garuda,  thx for coming in my dream again.. That's enough to make my day :)

Sunday, March 23, 2014

Masih Tentang My Garuda

Dalam tidurku pada seharian ini,  aku memimpikanmu.
Begitu membahagiakannya sehingga membuatku ingin memaki siapapun itu yang tadi menelponku.

Wednesday, March 19, 2014

Dreamer

Banyak yang menganggap bahwa lagu atau musik tertentu adalah sebuah pensieve yang dapat membuat kita dapat melihat kembali kenangan dengan sangat jelas. Ada juga yan mengibaratkannya seperti mesin waktu,  yang dapat membawa kita kembali ke masa lalu.  Saya trmasuk salah satu yang mempercayai itu.  Makanya,  saya tidak pernah bisa lepas dari musik.  Saya merawat file lagu2 saya dengan sangat baik.  Kapan pun saya ingin kembali ke memori masa lalu,  saya tinggal memutarnya,  dan haaap! !! saya melayang ke masa dulu.

Sekarang ini,  sang pemimpinya gigi sedang menghentak ruang dengarku.  Tanpa terantisipasi,  sosok garudaku menjelma nyata dihadapanku.  Senyumnya seakan mengejek menantangku.  Tangannya melambai-lambaikan formulir aus aid dan new zealand tepat di depan hidungku.  Yeaah,  kesibukan beberapa hari ini memang sempat membuatku menyingkirkan formulir2 itu hingga ke laci paling bawah.  Kini,  setelah urusan sudah sedikit longgar,  aku malah keenakan mengacuhkan mereka.

Padahal,  si Anne Marrie (AusTrainer dari AusAid) telah mengirimkan nominasinya untukku. Aku beruntung,  walau tidak aa jaminan sama sekali bahwa aku akan pasti lulus dalam penawaran kali ini,  tapi paling tidak,  peluangku sedikit lebih besar dari tahun tahun sebelumnya.  Lalu,  mengapa aku seperti dirundung malas untuk mengisi formnya? Well,  alasan kesibukan yang sempat menguras waktu dan tenaga itu tentu tidak apat dijadikan alasan.  Aku ingat Garudaku pernah,  sambil tersenyum yakin,  mengatakan bahwa mimpi,  kalau tidak diperjuangkan sampai titik darah penghabisan,  bukanlah mimpi.

Aku tidak tahu bagainana semesta bekerja,  tapi rasanya selalu ada tangan2 kasat mata yang trus mengingatkan,  mengarahkan dan membangunkanku dikala malas datang mengikat tanpa ampun. Dalam hal ini,  sang pemimpinya gigi dan sosoj garudaku adalah mercusuar yang mengarahkan jalanku ketika mulai menyimpang.  Dan,  dengan semangat baru,  aku menarik formulir2 itu.  Wish me luck,  pals. ..

#teruslah hidup garudaku,  you wont know how you meant for me

Friday, March 14, 2014

Shadow

Hey,  what is this?
I feel butterflies in my stomach everytime I see you
Dunno when exactly this strange feeling started
But,  I am starting to anticipate meeting with you,

My Garuda,  last time I checked,  was atill there,
O God,  this funny feeling turns me crazy
Should woman falling for more than one man be categorized into bitch?
Well,  it seems nightmare will haunt me this whole night. ..

Tuesday, March 11, 2014

Hey, I Miss You

Assalamualaikum wr wb.

Beberapa minggu terakhir,  aku seperti terkena karma.  Aku mulai menyukai beberapa hal yang dulunya ku benci seengah mati.  Film korea salah satunya.  Dulu,  aku selalu yang paling sewot ketika adikku cengengesan tidak jelas demi melihat Lee Min Ho seharian. Aku selalu memandang sinis film2 korea,  dari bahasanya dari alurnya yang gampang tertebak,  dll dll

Kini,  aku seperti kualat akan serapah yang pernah ku lontarkan.  Giliran aku yang sekarang habis di calla karena doyan korea oleh adikku.  Semua bermula dari serial the heirs. Aku seketika jatuh pangling pada Lee min ho itu.  Lalu,  mulailah aku dengan rakusnya melahap beberapa serialnya yang memang sudah ada dari dulu di hardiskku (adikku banyak menyimpan koleksi film koreanya disitu). Aku ibaratnya sedang mengidap demam Lee min ho,  hehhee.  Apalagi dalam serial City Hunter.

Sosok Lee min hoketika masih di Thailand lah yang membuatku seperti terbius.  Bukan apa2, hanya saja sosokdan gayanya sangat mengingatkanku akan seseorang.  Aku menyebutnya Garuda.  Perawakan yg tinggi dan tegap juga rambut yang sedikit gondrong itu benar2 mirip dengannya. Maka,  makin menjadi cotalah aku pada lee min ho ini karena disaat aku tak bisa lagi sesering dulu menatap Garudaku,  setidaknya kerinduanku padanya sedikit terobati oleh pria korea ini.

Ah ya,  Garudaku,  how are you?  Looooong time no see.  Hari ini,  di kendari hujan datang di sore hari.  Katamu waktu itu kau selalu suka hujan di sore hari.  Aroma tanah basah setelah disengat kering seharian membuatmu selalu ingat rumah,  selalu ingin pulang.  Aku ingat kita sangat senang berbicara mengenai rumah. Rumah impian yang terbuat dari cinta dan kasih sayang. Rumah tempat menghabiskan hari tua dalam damai.   Dan,  membicarakan itu denganmu selalu membuat hatiku hangat meski aku juga tak yakin apakah rumah yang kau impikan melibatkan aku di dalamnya atau tidak. Yang pasti,  sepertinya Kita sedang berbagi rahasia setiap membicarakan itu,  dan aku merasa istimewa karenanya.

Hey,  Garudaku i miss you. I really do.

Monday, March 10, 2014

The Netherlands, First Day part 1

Dalam aksen melayu yang kental,  kru pesawat Malaysia Airlines mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat di Schipol dengan suhu 2 derajat.  Sekilas ku lihat posisi pesawat di layar,  yah posisinya tepat di atas titik merah yang bertuliskan Schipol. Krasak krusuk penumpang mulai merapikan barang bawaannya.  Aku memutuskan duduk manis dan tenang.  Toh barang bawaanku cuman tas kecil dan novel. Waktu itu jam menunjukkan pukul 6 pagi waktu Amsterdam.  Beda 7 jam dengan kendari yang saat itu pasti sudah jam 1 siang.

Aku turun dari pesawat dengan perasaan lega dan gugup.  Lega karena setelah 12 jam akhirnya bisa menapak bumi lagi,  hehhehe.  Bersama dengan ratusan penumpang lain aku bergerak menuju tempat pengambilan bagasi. Namun, ada kendala di bagian imigrasi.  Seorang petugas berbadan tegap dengan tinggi kira2 lebih dari 2 meter memintaku ikut dengannya.  Wah,  hatiku sempat ketar ketir juga.  Aku teringat beberapa cerita teman yang sempat 'nyangkut' di imigrasi ketika di luar negeri.

Celingak celinguk tidak jelas di bangku antrian, I noticed that many Asian citizen were also asked for further confirmation.  Ada sekelompok pelajar dari China yang hampir nangis menjelaskan sesuatu kepada petugas dengan bahasa Inggris yang pas-pasan,  ada seorang remaja (mungkin anak kuliahan)  dari jepang yang tampak cool dengan gadjetnya,  ada orang vietnam yang komat-kamit di telepon kantor imigrasi,  berbicara pada keluarga atau rekannya untuk datang karena ia sama sekali tak bisa bahasa Inggris maupun Belanda.  Daaaan alhamdulillah,  ternyata ada juga ternyata dari Indonesia.  Aku tahu dari namanya ketika di panggil,  Sri handayani.  Horeee aku tak sendiriiii. .

Dari pada bete menunggu panggilan,  aku memanfaatkan koneksi internet di bandara dan menghubungi temanku,  ibu ely yang sudah lebih dulu berangkat ke sini.  Aku menceritakan padanya bahwa aku telah sampai di Belanda namun trrhenti karena masalah imigrasi.  Beliau menyarankan untuk tetap santai,  yang penting surat2 lengkap semua.  Dan begitulah,  karena kartuku otomatis terkena roaming setibaya di sini,  aku memutuskan tidak menghubungi keluargaku. Lagian aku takut hanya akan menambah kekhawatiran ibuku yang memang sedari awal agak seengah hati melepasku ke sini. Hanya dengan sahabatku Aminah,  aku menumpahkan kekhawatiran. Dia dan aku berkomunikasi lewat WA,  jadi bisa gratisan,  hehheh. 

Kegiatan WAku dengan aminah terhenti saat mbak Sri keluar dari ruang introgasi.  Akupun mendekat dan memperkenalkan diri.  Mba Sri ternyata dari Bali.  Dia,  seperti juga aku baru pertamakali ke sini.  Kalau aku dalam rangka belajar,  dia dalam rangka bertemu suami yang notabene kompeni asli.  Kami pun ngobrol-ngobrol sambil menerka-nerka mengapa kami ditahan disini.  Ternyata,  tadi mba Sri juga ga dibeti penjelasan lasti mengapa ia ditahan.  Ia hanya diminta menghubungi keluarga suaminya.  Selang beberapa menit,  datanglah suami dan ibu mertuanya.  Wowww. . aku langsung disuguhi pemandangan romantis dan mengharukan.  Adegan romantisq seperti di film2, di mana mba Sri berlari ke pelukan suaminya,  berputar putar an diakhiri dengan ciuman mesra.  Awwww. . mari tutup mata. ..

Melihat pertemuan kembali keluarga itu,  akupun tahu diri.  Menjauh sedikit,  memberi ruang bagi mereka.  Dalam hati,  aku sempat sedih juga sih,  karena keluarga si Vietnam juga secara hampir bersamaan datang,  dan brpelukanlah mereka.  Si jepang dan China akhirnya 'dilepas' juga.  Tinggal aku seorang diri dalam sunyi,  tertunduk layu,  meremas jemari,  oooh Mengapah?  Mengapah?  (Lebay,  hahahah). Gag ding,  ga gitu juga kok,  karena ibu mertua mba Sri asli baik banget,  dia menyapaku dan mengajakku minum kopi bareng.  Kopinya didapat dari petugas imigrasi yang dengan ramah menawarkan kami kopi dan roti. Dari pada duduk sendiri,  akupun bergabung dan ga sampai beberapa detik kami telah larut dalam canda tawa,  hmm love is everywhere,  isnt it? Masih larut dalam obtolan hangat dengan mereka, seorang  petugas wanita menghampiriku,  katanya aku sudah bisa pergi.  Sambil merangkulku dengan hangat ia meminta maaf akan adanya ketidaknyamanan ini. Setelah pamitan dengan keluarga Mba Sri,  aku bergegas ke tempat pengambilan bagasi, hanya ada koperku yang berputar2 disitu,  yihuyyyyy aku bebaaaass...

*to be cont. ..

Tok tok tok

Assalamualaikum wr. Wb

Sudah lama sekali.  Berapa bulan? Enam? Tujuh? Ah ya,  sudah lama sekali.  Ya!  Memang!  Banyak sekali peristiwa yang tak terekam.  Yang membahagiakan,  yang mencucurkan keringat kecemasan,  dan yang mengalirkan air mata.  Banyak! Memang!

Dan,  saking lelahnya berdebat dengan isi kepala ini tentang mana yang akan atau harus diposting lebih dulu,  aku memilih menyerahkan segala keputusan pada ujung-ujung jemari tombol2 mana saja yang akan dia tekan lebih dulu.  Jadi,  silahkan ikuti saja jalinan huruf yang merajut kata,  menjelma kalimat dan mengabadi dalam paragraf ini ya temans. ..

Tahun 2013 adalah tahunku.  Aku mengalami banyak hal luar biasa dalam tahun ini.  Aku ingin menyebut 2013 sebagai tahun yang sangat dermawan menjelmakan ingin2ku yang dulu hanya sebatas mimpi.  Di tahun ini,  mimpi2ku akhirnya punya ruang untuk mengejewantah,  mewujud.  Dibuka dengan jalan2 ke Singapura dan Malaysia bersama kawan2 yang mengayakan hatiku,  lalu ada ekspedisi Bromo yang membuka pintu2 pemahaman baru dan menambah lapis2 iman dalam jiwaku. 

Lalu,  pada July,  setelah sempat sangsi bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, akhirnya aku ujian thesis juga.  Bersamaan dengan teman2 yang telah lebih dulu berlari merampungkan thesis.  Sungguh,  ini sedikit menambah percaya diriku.  Aku yang terseok2 di awal ternyata bisa melesat mengejar mereka,  hehhehe.  Yang menambah manis perjuangan adalah ketika segala doa dan usaha yang telah dijalani selama ini diganjar dengan sertifikat sebagai salah satu lulusan terbaik. 

Aku bahagia dan terharu,  tentu saja. Meski pada akhirnya penasbihan cum laude itu tidak bisa ku terima secara langsung karena pada saat yang bersamaan aku harus berangkat ke Belanda,  mengecap janji manis mimpi yang lain.  Ya,  seperti yang ku posting sebelumnya,  aku lulus beasiswa short course StuNed.  Memang, aku sempat sedikit sedih, betapa melangkah perlahan menuju altar ilmu di mana gelar masterku diberikan adalah doa yang dan janji yang ku ucapkan persis ketika wisuda S1 dulu.  Alhamdulillah,  waktu itu aku lulusan trbaik juga.  Aku ingat sekali,  dalam balutan keharuan saat namaku disebut,  aku berdoa dan berjanji,  tidak akan hanya berhenti disini.  Aku akan melalui sesuatu seperti ini lagi,  maju ke altar dengan penuh kebanggaan,  kembali menjadi salah satu lulusan terbaik.

Yah,  2 tahun dari itu akhirnya aku berhasil memenuhi janji itu. Aku merayakannya dalam perjalanan seorang diri ke Belanda.  Aku tak henti mencubit pipi,  tangan,  apapun itu yang bia meyakinkaku bahwaaku tak sedang bermimpi.  Ku pandangi lekat-lekat tiket dan passportku,  seakan jika berkedip sedikit saja aku akan trbangun bahwa ini hanya mimpi.  Alhamdulillah,  ketika panggilan naik pesawat berkumandang,  aku tersenyum.  Ini bukan mimpi.  Ini perwujudan mimpi.

Maka,  terimakasih 2013 untuk ruang2 yang kau berikan untukku menjelmakan mimpi.  Maaf baru mengabadikanmu saat ini,  kau tau aku orangnya sangat moody,  hehehe. Dan,  hey,  2014! Berbaik2lah padaku,  aku memiliki banyak mimpi tahun ini.  Tak muluk2kok,  'hanya' bertemu my Mr.  Right,  lulus salah satu beasiswa untuk ambil P.hD (melirik formnya AAS,  New Zealand,  USAID,  HEHEHEHE).

Wednesday, June 05, 2013

Tumpukan Rindu di Awal Juni

Assalamualaikum.wr.wb

Hai, Juni... Di luar, langit memilih menyelimuti dirinya dengan awan yang lumaya tebal sore ini. Sesekali diperdengarkannya juga aumannya yang gemuruh. Dan, ah, rasakanlah belaian angin menggoda permukaan wajahku, betapa sensasinya semakin menimbun rindu.

Hai, Juni,,, aku tengah merindu pada banyak hal. Jika hendak diurut,

Thursday, May 23, 2013

Hypocritical Signature

Assalamualaikum. wr. wb.



Pic Source: Here


Memang, kan???
Tidak semua yang didengar, dan dilihat itu benar
Karena banyak yang latah ikut pencitraan
Sampai-sampai "malu", anugrah Tuhan yang diperlukan supaya tidak keluar jalur pun dibuat hilang
Lihatlah senyumnya... Lihatlah basa-basinya...
Melenakan sekaligus membuat muak
Bahkan telah biasa mengakui perbuatan orang lain sebagai tindakannya terpujinya sendiri
Sama saja seperti plagiat
Jatuhnya sama dengan korupsi
Sama dengan mencuri
Dan masih bisa berlakon layaknya sufi
ini sudah diatas munafik namanya...
See, there 'Dia" goes again, acting with "Dia''s natural hypocritical smile...

Friday, May 17, 2013

Dan Korrdinator Pemburu Kue Seminar Pun Meninggalkan Tanah Jawa...

Assalamualaikum. wr. wb.

Di kantin Pasca UMS, di meja bundar dekat pintu masuk ruang kuliah, aku pertama kali mengenalnya. Bersama dengan beberapa teman pasca lainnya, krasak krusuk menyusun strategi menghadap pak Dim, dalam rangka menanyakan kabar beasiswa yang belum juga kunjung cair, mengisi atm-atm kami. Dengan logat Bima yang kental, bergabung dengan logat Makssar K Badar, logat Sunda Agus, mereka sahut menyahut melakukan simulasi sebelum bertemu pak Dim. Saya dimana?? Saya ada di meja yang sama, tidak dapat berkata apa-apa karena setengah hidup menahan tawa. Mereka ini lucu sekali.





Selanjutnya, kebersamaan kami dipererat fakta bahwa kami sama-sama datang dari Indonesia bagian yang

Thursday, May 16, 2013

Shine On, my Srikandi...

Assalamualaikum. wr. wb.

Dari ujung telepon, ku dengar suara merdunya. Menenangkan. Menyamankan. Membunuh kegalauan. Menginjeksi semangat baru. Dan, dengan segenap jiwa ku ucapkan selamat ulang tahun untuknya. Terimakasih, katanya. Doakan mama ya, Nak, lanjutnya lagi. Lalu, pelan-pelan dan dengan tergagap, ku rapal doa-doa untuknya. Ku tasbihkan serupa mantra. Dengan segenap-genapnya harap. Untuk bahagianya. Untuk purnanya imannya. Untuk kesehatannya. Untuk kecantikan hatinya. Untuk tabahnya. Untuk tegarnya. Untuk kebermanfaatan hadirnya di muka bumi.

Eda, Mama, Ache


Dan, kita hanya butuh waktu kurang dari semenit untuk saling berbincang tentang hari bersejarah ini, Ma. Aku memutuskan menutup telepon karena haru yang tiba-tiba mencekik leher dan menghimpit batin. Sungguh bukan tabiat kita untuk saling tergugu. Cinta tak perlu ditunjukan lewat kata-kata ngejelimet yang tidak diikuti action, katamu selalu. Cinta itu merefleksi lewat tindakan nyata. Ada dalam untaian doa di waktu yang lima. Mengalir dalam nurani yang selalu ingin memberi yang terbaik. Menjadi denyut nadi pada setiap ikhtiar menuju persembahan purna.

Duhai, betapa aku ingin terbang ke sana, Ma.. Berlutut padamu, mencium dan mencuci kakimu. Merasakan tangan tuamu di setiap helai rambutku... Untuk hari ini, aku menyesali jarak denganmu, duhai Mama. Tetapi bukankah doa mampu menembus batasan jarak dan waktu, bahkan dapat mendobrak lapisan langit??? Maka biarkan ku percantik parsel doaku menuju Sang Penguasa Arsy, semoga isinya dapat menggetarkan selruh isi langit. Amiiin, insyaAllah...

Selamat ulang tahun, Ma....

Monday, May 13, 2013

Menyejarahkan 40th Birthday of Ibu Riz Ka, Menaklukkan Bromo Part II

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Hurrrraaaahhh!!! Finally!!! Ternyata gagalnya upload foto kemaren itu bukan karena jaringan yang lagi ga OK, tapi karena filenya kegedean,,,ya amyuuuunnn... Wokeh dwokeh, pals,, just let the story continue...

Meski masih sangat ingin berlama-lama di Papuma Beach, menakjubkan mata, jiwa, dan hati pada biru yang membentang, menajamkan seluruh panca indra untuk merekam salah satu masterpieceNya dalam memori, apa boleh buat, kami berenam harus beranjak. Bagaimanapun, kami masih memiliki satu tujuan utama, yakni Bromo. Mobil yang dikendarai Pak Sukar pun melaju meninggalkan pantai, menyusuri kembali jalan yang berkelok menembus bukit-bukit hijau. Dari dalam mobil, mataku tak lepas memandangmu Pakuma, view dari ketinggian seperti ini sangat memukau. Gradiasi pertunjukkan warna yang dilukis pada kanvas semesta memang bukan sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja. Tetapi,

Menyejarahkan 40th Birth Day of Ibu Rizka, Menaklukkan Bromo Part I,



Assalamualaikum. Wr. Wb.

Kalau kemarin Aprilku dihadiahi Allah jalan-jalan ke Singapura and Malaysia, Kini Meiku pun dianugrahiNya perjalanan ke Bromo, my whole life-dreaming place to visit. Alhamdulillah. Jadi, entah sejak kapan, yang pasti ketika usia belum menganjak remaja, aku sudah jatuh cinta pada alam, gunung, laut, danau, sungai, gua, dll. Malah, waktu awal kuliah sempat ingin masuk MAPALA kampus. Tapi, keinginan itu tak pernah bisa menyata terwujud karena ada gembok raksasa yang mengikat kaki dan tanganku untuk bergerak. Mama. Perempuan nomor satu yang rahimnya dipilihkan Tuhan untuk jadi tempatku bersemayam selama 9 bulan sebelum terlahir ke dunia. Betapa pun besar keinginan itu berusaha mendobrak jiwa mudaku, (ceritanya sekarang sudah tuirr,, hihihihii) tanpa restu darinya, aku tidak pernah cukup berani menentang. Jadi, ketika 2 tahun terakhir ini (sejak di Jawa) aku dikasih kesempatan untuk menjejakan kaki di tempat-tempat yang dulunya hanya ku baca dalam novel, nonton di tipi atau youtube, itu rasanya “fabiayyi aala i rabbikuma tukazzibaaan” banget.

Kronologinya gini:
May 4th 2013(Kamar Asrama)

K’ Rahma: “Rin, ibu ngajakin ke Bali”

Thursday, May 02, 2013

Pesan dari Sekuntum Tulip

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Source: Here


Konon, ada sekuntum tulip cantik yang menolak untuk hanya merekah pada April lalu gugur pada dua minggu setelahnya. Tidak mau, katanya. Aku tidak akan menyerah pada musim, janjinya. Jadilah ia sebatangkara setelah ditinggal rontok sekawanannya. Sendirilah ia menggigil menantang angin dan salju. Kelopak-kelopakk ini istimewa, katanya. Ia tidak akan memasrahkan diri untuk merobek pada sayatan angin, tidak juga akan mringkuk tumbang merebah tanah saat selimut salju menguji ketahanan bebannya. Akulah Tulip yang perkasa, janjinya. Akulah yang akan selalu keras kepala tumbuh dan mengakar, mengangkat muka tinggi-tinggi untuk menatapmu wahai langit. Aku akan hidup, aku akan ada, aku akan berjaga saat teman-temanku mnggeliat memunculkan keindahan lagi. Akulah sang penjaga, akulah yang setia.

Tuesday, April 30, 2013

Netherland, I am coming...

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Hai, Mei, yang cerah.. Ijinkan aku bercerita tentang perasaanku padamu. InsyaAllah 4 bulan lagi, aku akan menapakkan kaki di Netherland. Tepatnya dari tanggal 10 hingga 23 November 2013 di Ede. Kemarin, setelah istikharah dan berdiskusi dengan beberapa teman, akhirnya dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahii, beasiswa StuNed itu saya terima. Oh, Mei,, betapa telah lama aku memimpikan untuk dapat berada dibawah langit Belanda ini. Sejak SD dulu, melalui buku-buku yang kubaca, melalui kisah-kisah teman dan dosenku yang pernah kesana. Waktu itu, aku hanya takjub seraya merapal doa dalam hati, "Ya Allah, hamba juga ingin kesana..." Dulu, Mei, orang-orang sontak tertawa bahkan ada yang mengejek sinis ketika aku mengutarakan keinginan tersebut. Namun, walau sedih mimpi itu tetap kujaga agar terus menyala. Alhamdulillah, selang beberapa belas tahun dari itu, sebuah tiket kesana dikirim Allah untukku. Oh, tak terkatakan sukacitanya, wahai, Mei... Sekali lagi hatiku dibuat yakin, janganlah pernah takut bermimpi, karena Allah memeluk semua mimpi...

Hai, Mei yang insyaAllah menawarkan berjuta bahagia,, Hari-hariku kini diwarnai antisipasi menyenangkan tentang persiapan kesana. Aku merasa bersemangat untuk bersibuk-sibuk ria mengurus visa, mempersiapkan kesehatan, dan lain sebagainya. Bahkan aku juga sekarang terus menerus browse semua tentang Ede. Ya iklimnya, ya hotel "DE Bosrand" tempat short coursenya mau diadakan, dan tentunya tempat wisatanya, heheheehe... Okelah, Mei... perpus sudah mau break istirahat siang, ceritanya disambung nanti lagi, ya...^^

Wednesday, April 24, 2013

Alhamdulillah diterima beasiswa Stuned, Nuffic Nesso

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillah, ya Allah, nikmatmu tiada terkira. Hatiku masih berbunga-bunga, wanginya semerbak memenuhi semesta. Hari ini ada email menggembirakan dari NufficNesso yang mengabarkan diterimanya diriku pada suatu short course scholarship program. Jika tak ada halangan, kursusunya akan dilaksanakan pada bulan November 2013 di Ede, Netherland  selama dua minggu. Lampiran email tersebut bisa dilihat disini

Dalam email tersebut disebutkan bahwa aku harus melakukan konfirmasi tidak lebih dari satu minggu dari hari ini. Sebenarnya, seandainya saja saya juga tidak sedang menunggu pengumuman dari beasiswa ke University of Minnesota di US, yang kalau saya diterima, akan diberangkatkan pada bulan September 2013, akan sangat mudah untuk mengatakan ya, saya bersedia. Akan tetapi, saya dihadapkan pada pilihan yang menurutku cukup sulit. Disatu sisi, untuk beasiswa ke Belanda ini saya sudah pasti diterima, dan sekali saya bilang "ya" maka saya wajib untuk mengikuti semua konsekuensinya.  Tetapi, jika saya mengonfirmasinya, dan kemudian beasiswa ke MInnesota juga lulus, maka saya dihadapkan pada resiko lainnya. Membatalkannya setelah saya mengiyakan artinya saya harus membayar denda yang tidak sedikit.

Namun, jika saya menyatakan tidak dan ternyata beasiswa ke Minnesota tidak lulus, maka saya akan rugu dua kali, tidak berangkat ke Belanda dan juga ke Minnesota. Yah, saya paham, hidup adalah pilihan. Untuk itu, padamu, ya Rab, saya meminta petunjuk dan pesrah sebulat-bulatnya. Tolong jawab istikharahku ya Allah, tunjukkan pilihan terbaik untukku, amen...

Friday, April 19, 2013

Singapore and KL in my eyes and camera

Assalamualaikum. Wr. Wb.

April tahun ini menghadiahiku pengalaman seru mengunjungi Singapore and Malaysia bersama dengan sahabat dari berbagai provinsi. Rasanya kata saja tak cukup mumpuni untuk mewakili perasaan hati, so,,, just enjoy the pics ya, pals...

Berdua Nope, in Sentosa

Add caption

@ Merlion

Mejeng dong kita di Sand Casino,, ^^

Bukit Bintang,,,

K Rahma, Lili, Nope, Nasir

BAtu Caves

Di Istana Negara Malaysia

DI Sepang CIrcuit dong kiteee

Bareng berlatar Twin Tower
ATas: Bu Rizka, Lili, Lilis, Me, Nope, K Rahma, Bu Aida
BAwah: P Sofyan, Bang Ridwan, Nasir, P Zaenal

Lupa nama jembatannya apa,,,

Numpang foto doang, ga masuk, tapi hepppyyyy ppuoolll


@ Kuala Lumpur Gallery



InsyaAllah ada rejeki lanjut ke negara lain lagi,,, amiiiiinnn.. ^^

Monday, April 01, 2013

Give Away: 3 Books of Kazuo Ishiguro, An Atrist of the Floating World

Assallamualaikum. Wr. Wb.

Ada kabar gembira nih bagi GA hunters, kali ini GAnya cool bgt. 3 buah buku dari Kazuo Ishiguro yang berjudul An Artist of the Floating World. Yuuks buruan viisit ke sini ya....  Saatnya membuat lamunan jadi nyata....

Saatnya membuat lamunan jadi nyata....

Sosok yang mirip Sang Garudaku...

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Kepadamu, aku jatuh cinta
Cinta yang indah karena Allah
Kau tak tahu, dan tak perlulah tahu
Sebab yang kuharapkan adalah semoga Dia menambah rekening amalanmu
Pada setiap gerak ibadah yang kukerjakan
Aku bersyukur Allah mempertemukanmu denganku
Dari padamu maluku terusik,
Rinduku untuk kembali dekat denganNya memang dipicu olehmu
Dan aku jatuh cinta kepadamu
Cinta yang Indah karena Allah...

Sunday, March 31, 2013

March and I

Assalamualaikum. Wr. Wb

Hai, April...
It's been long time since my last post, and I miss this blog badly. Many things happened, sad and happy, tears and laughter. It's like I owe you a bunch of stories my dear blog and now I'd like to pay it in full. Here the stories go...

One time in the last unforgettable March, my friend, Ibu Rizka had had her final thesis examination. I was and (am) really proud of her. She inspired me somehow to finish my own thesis. Thanks God, it's almost done. We celebrated it by having dinner together and going to karaoke. It was totally fun night.

Dinner at Solo Square before going to Karaoke




Singing in Inul Vista

K Rahma, Indah, Nytha, Mb Eka, Me, Lili, and BU Rizka...
 

Days latter, Ibu Riz, inviited me and K Rahma to enjoy the night at Galabo Solo.  It's one of best culinary spots in Solo. That time, we had new friend, named Irvan, who was (is) Ibu Rizka's intend son in law,,heheheh. he's very kind young boy. In our conversation he quoted what Pak Habibie said in Assalam's event this day. It was about finding our true soul mate and how to synergize our self with our couple. Hm.. what a topic,, hehehe

Left to right: Irvan, Bu Riz, me, and K Rahma @Gallabo Solo, Ian was taking the pic.


On This late Saturday, we continued our adventure in Jogjakarta. We visited Vredeburg Castle, and traced back Ibu Rizka's Senior high' days in KH. Ahmad Dahlan avenue, dropped by in KPU Muhammadiyah Jogja. We decided to take a rest while doing karaoke in Ibu Ana's house, and then continued to hang out, exploring the beauty of Jogja until very late, after having dinner in Raminten.. :P. In the next morning, we went to window shopping in SunMor, then continued to Depok Parang Tritis Beach. Not to mention the greatest fun we had. Irvan was bullied during the trip,, hehehhe

Blue sea, blue skies, me...

Irvan n K Rahma


Watching the waves dancing and the blue sky above the sea was really something to me. Depok Parang Tritis Beach definitely has nice view. Staring the horizon, enjoying the gentle breeze leaded my mind to you. I Miss you, I really do. I kept wondering what you was doing at that time. Yeahh, I miss you, badly....

#Pictures in Jogja are still in Ibu Rizka's camera... I will post it soon.. ^^

Friday, March 08, 2013

,,,

Assalamualaikum. Wr. Wb.

I do believe that we can't always see things just in black and white. Some things never mean to be so damn simple. Especially when it's deal with feeling. Woman feeling. I hope you get it right. Like no all questions have answer. Just let it be, just let it flow. May be what you have to do is trying to put yourself on my shoes. Don't you notice, here I have my own battle to fight? Spare me with all of your sh*t theories, and I won't care. I've been so tired. It so hurt like hell.


*I don't know if you'll read this, but if you do, yeahh... I write this for you!