keringat dingin mengucur menganak sungai, memberi rasa yang sama sekali tak nyaman disekujur tubuh. perih mengiris lambung tapi makan gak napsu,air mata siap meleleh sewaktu-waktu. Perut mual, kepala oleng, waduuuh.. ga enak bgt. SAngat!!!
Inilah konsekuensi dari terlalu memaksakan diri untuk kerja, kerja, dan kerja. Badan sebenarnya sudah menjerit membunyikan alarm, tapi aku masih tetap keras kepala dengan beragam dalih. Tetapi memang kondisisnya sangat tidak memungkinkan diriku untuk berhenti. Deadlinenya sudah tak lama lagi. Jadi, aku menyugesti diri bahwa aku akan baik-baik saja, ketika peluh tak sehat itu membajiri jidat.
Aku selalu berusaha menjadi profesional pada setiap hal yang ku kerjakan. Setidaknya menurut standar yang aku punya, hehehe... Jadi ceritanya, sepupuku yang sedang S2 itu sedang punya banyak buku dalam Bahasa Inggris yang harus ditranslate ke dalam bahasa Indonesia. Tak punya banyak waktu, dan memang backgroundya dia bukan dari bahsa Ingris, maka dia menyodorkan tugas-tugasnya itu padaku. Aku, yang kebetulan pada saat itu tidak terlalu sibuk, mengiyakan saja. Toh aku suka mentranslate. Selain bisa menambah vocab baru, juga bisa sekalian belajar. Sudah gitu bisa buat nambah-nambah isi dompet, hehehe. Lumayanlah buat nambah-nambah baju baru.
Transletan sepupuku itu banyaknya 24 lembar. Dia kebetulan ambil jurusan pertanian, jadilah aku seakan bernostalgia lagi dengan pelajaran SMA. Kembali bercengkrama dengan sistem akar, pola perkembangan daun, dll. Bahasanya pun tidak sulit. Bahkan sangat bisa dikatakan gampang. Apalagi sudah ada google translation. Meskipun hasil google translation tidak begitu bagus, tetapi cukuplah sebagai bahan perbandingan. Transletan itu ku selesaikan dalam waktu empat hari. Sebenarnya bisa kurang dari itu kalau saja saya tidak ngajar disekolah dan juga tidak ngajar privat. Pas menerima hasilnya, sepupuku puas bgt. Entah apa yang diceritakannya pada teman-temannya dikampus, setelah itu job dari dia mengalir. Bukan saja tugasnya, tetapi juga tugas eman-temannya. Wah, saya senang sekali. Apalagi kerjaan juga tidak terlalu banyak pada saat saya menerimanya.
Kendala muncul ketika setelah "teken kontrak" pekerjaan baru muncul. Tiba-tiba disuruh ini itu sama Kepala Sekolah lah, Ada acara yasinan dirumah lah, ada juga tetek bengek lain, yang sebenarnya kecil tapi tidak bisa ditinggalkan dan lumayan menyita waktu. ketika "rintangan-rintangan" itu selesai, deadlinenya tiggal 2 hari lagi. Waduuhhh... Akhirnya seakan kembali ke jaman kuliah dimana kebiasaan SKS (sistem kebut semalam) selalu menjadi learning style ku dan teman-teman. Tidur berlarut-larut malam, lupa makan, tak ada waktu untuk tidur siang. Tetapi pengaruh sugesti diri memang luar biasa. Entah bagaimana caranya, translete yang bejibun itu akhirnya kelar juga dengan tepat waktu. Dengan hasil yang memuaskan pula.
Tetapi, badan yang sempat ku "paksa" bungkam merengek itu akhirnya teriak juga. Ngambek habis-habisan. Sesaat setelah transaksi timbang terima usai, mulailah badan ini terasa pegelnya. Tengkuk sudah tidak perlu ditanya, asli tegang sekali. Sempat aku curiga jangan-jangan dia sudah lupa caranya balik kiri balik kanan. Kurasakan sensasi tak nyaman itu menjalar dengan cepat, ke kepala yang mendadak oleng, mata yang berkunang-kunang, perut mual, dan tubuh gemetar. Merasa limbung, aku tergesa duduk di kursi. Aduh, sama sekali menderita rasanya... Sudah jam setengah tujuh pagi. Artinya harus segela ke Sekolah, tapi dengan kondisiku yang sekarang, mau tak mau aku ijin ke kepsek kalo hari ini tidak bisa masuk. Thx God, beliou orangnya bijaksana sekali.
Yang ku syukuri adalah karena hari ini hari sabtu, mace ada dirumah. Lega rasanya sakit tidak mesti sendirian. Masih ada tangan tua itu yang selalu menyantuh jidat sekedar untuk mengecek panas, sentuhannya seakan menenangkan ku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kemudian aku dipaksa makan. Beliou menawari ini itu, tapi aku maunya yang ada saja. Nasi panas plus ikan masak cukup. ini merupakan menu wajib kalo aku sakit. Tidak tahu kenapa, tapi yang kurindukan ya cuma itu. tidak perlu repot beli ini itu. Namanya juga orang sakit, tidak enak makan sudah hal yang lumrah. Tapi kali ini kayaknya lumayan parah, karena dibarengi dengan muntah2 (aku jarang muntah, lho).
Sehabis muntah aku langsung tiduran. Membungkus diri dengan selimut di kamar mace. (kebiasaan, kalau sakit atau sedang gundah, enaknya tiduan di kamar mace. Rsanya tenang gimanaaaa gitu). Tak tau dah berapa lama aku tiduran disana. Perih yang melilit di ulu hati lah yang mebangunkanku. AKu pun keluar untuk isi perut, tapi aku terkesiap saat tahu, ternyata pace tidur di bawah, beralas tikar. Masya Allah, aku terenyuh. Betapa baiknya beliou, tak marah tempat tidurnya ku bajak. Beliou tau betul ketika sakit dan tidur, aku paling tak bisa diganggu. Jadi beliou memilih tidur di lantai ketimbang harus mengusik tidurku.
Aku harus banyak bersyukur pada kehidupan yang ku punya sekarang. Aku masih memiliki orang tua yang sangaaaaaaaaaaat baik dan menyayangiku. Ada juga sodara2 ku yang perhatian bgt, meski kadang bisa sangat menyebalkan... Lembut ku tepuk pundak pace, menyuruhnya tidur diatas saja...
Bertekad tuk segera sembuh, aku memaksa diri makan... Semoga lekas sembuh, amiinn..
1 comment:
yaampuuunn Rin, kerja sih kerja say tapi jgn paksa diri begitu :(
huhuh, SKS, kangeeeeeeenn, heheheh.. tidur bisa habis Subuh demi kerja Psycho, Literature, Prose, Drama, LT, etc.
get well soon anakkuuuhh... muaahh
Post a Comment