Friday, June 03, 2011

Trip to Solo, Trip to Reach my Dream part II

Hai... ternyata gag bisa berlama-lama menunda postingan selanjutnya, hehehe.. iya nih rupanya cerita ini gag bisa lama-lama cuman tersimpan dalam kepala, takutnya mengendap dan memfosil seperti cerita lainnya yang terpaksa "teraborsi" tak sempat lahir. Walau sebenarnya jujur saja, saya tergerak mempostingkan cerita ini karena adanya dorongan dari Suhartini Syukri. Dia tidak memintaku menulis secara langsung, tetapi pengakuannya bahwa dia sering mampir ke blog ini membuatku sedikit termotivasi untuk segera memperbaharui cerita, merekam jejak hidupku pada laman ini.... So, here the story goes..



Setelah Sholat Dzuhur di Mesjid Agug Surakarta yang sukses membuatku semakin mengagumi kota ini, kami memutuskan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Mb Endang kemudian mengajak kami menyelusuri warung jajanan disekitar situ. Wow.. harganya sangat murah, lho.. mpek-mpek palembangnya bahkan cuman seribu sebiji, dengan ukuran yag sama seperti di tempatnya "mpek-mpek ibu Fathun" di kendari yang seharga delapan ribu. ckckckck...Akhirnya kami pun berhenti di warung makan "Mba Endang" kami sempat bergurau, kok nama pemiliknya sama dengan nama mb Endang, guide kami? tapi kata Mb Endang, warung ini bukan miliknya. Hanya suka makan disini aja katanya. Menu yang tersaji lumayan menarik. Dan sekali lagi kami dibuat melongo dengan harganya. Sangat miring, boooo... Lidah kami yang sangat "Sulawesi" lumayan kesulitan dengan kuliner di sini. Sedikit-sedikit kami bergumam.."mmmm...enakan di kendari...." atau "kalau dikendari bumbunya terasa bgt.."..hehehe.. untungnya Mb' Endang tidak tersinggung ucapan kami yang berkali-kali kami lontarkan tersebut. Malah belum-belum salah seorang temanku sudah merindukan ikan. Aku sendiri sebenarnya sudah merindukan laut. Di Solo ini aku belum melihat laut. OOOo...we are so Sulawesi...jiakkakakak..



Target kami selanjutnya adalah Keraton Surakarta yang juga jaraknya dekat dengan Masjid Agung Surakarta ini. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Matahari yang telah tepat berada di atas kepala kami tak menyurutkan langkah kami menuju Keraton. Sayang sekali ketika kami tiba, Museum Keraton telah tutup. Tetapi bukan kami namanya jika patah semangat. Dengan antusias kami mengamati apa yang bisa kami amati disekitar keraton. Tentu saja tak lupa acara foto-foto. (foto-foto diriku yang narsis di area keraton belum dapat ku upload karena masih tersimpan di kamera teman...:(...). Tak lama sebelum memutuskan pulang, tiba-tiba seorang pak tua menghampiri kami. Mungkin terharu melihat kami yang begitu antusias dengan Keraton, beliau menawarkan andongnya untuk mengantar kami berkeliling Keraton. Wow... betapa menyenangkannya. Tanpa ragu kami mengangguk setuju. Beliau kemudian pamit sebentar mengambil andongnya. Dan tak lama kemudian,,,kletak kletok bunyi kaki kuda mendekati kami.  Bapak tua dan Andongnya. Dengan noraknya kami berebut naik keatas andong. Nikmatnya jadi turis....hehehe. Pak tua ini tidak hanya baik hati, tetapi juga seorang guide yang sangat handal. Beliau menerangkan kepada kami setiap area yang kami lalui dengan detil. Ada kebo bule, ada rumah tumenggung dan lain-lain, kami juga diantarkannya ke Kampung Batik, tempatnya batik dengan beragam corak. Rasanya belum ingin pulang, tetapi apa boleh buat, waktu yang sudah masuk Ashar mengharuskan kami untuk pulang. Istirahat yang belum tercukupi dari kemarin membuat kami harus segera beristirahat. Yah,, besok kan kami masih harus ke gedung pasca UMS untuk menghadiri acara penerimaan, jadi harus terlihat segar. Malam itu Mb Endang sempat ngajakin jalan ke Mal, tetapi karena terlampau capek, aku memutuskan tidak ikut. Apalagi kecapekan ini membuatku terserang flu. Beberapa temanku memutuskan pergi malam itu, tetapi aku tidak.


Akhirnya hari ini tiba juga. Hari dimana kami diumumkan diterima oleh pihak UMS untuk bergabung dalam program double degree kerjasama dengan Minnesota University USA. Aku dan teman-temanku sangat mengagumi kampus ini dan langsung jatuh cinta pada kampus ini saat itu juga. Kampus ini besar dan sangat asri serta bersih. Suasana yang sangat kondusif untuk belajar. Dan akhirnya aku bertemu juga dengan  Bapak Dr. Supriono, Kepala Biro Pengembangan SDM, International Program, orang yag selama ini aku hubungi via telepon untuk menanyakan banyak hal mengenai program ini. Orangnya tinggi putih dan sangat berwibawa. Keramahan terpancar jelas dari dirinya. Acara belum dimulai ketika kami tiba. Aku dan teman-teman mempergunakan kesempatan ini untuk saling berkenalan dengan teman-teman undangan dari daerah lain. Ada yang dari Ponorogo dan Surabaya. Setelah Direktur Pasca Sarjana tiba di ruangan, acara pun dimulai.



Penjelasan dari beberapa bapak-bapak disana mmbuat kami semakin tertarik mengikuti program ini. Selain karena kami akan dibiayai oleh BPPS, kami juga dibuat tertarik dengan proses perkuliahan kami nantinya. Jadi ceritanya kami akan mengikuti pendidikan sebanyak 9 SKS di Surakarta, 9 lagi di Singapur, dan sisanya di USA. Tetapi untuk dapat keluar negeri syaratnya adalah kami harus mencapai score IELTS minimal 6, tetapi jika tidak, kami akan tetap mendapat pembiayaan BPPS sampai akhir tetapi tidak ke luar negri. dalam rangka ikhtiar mencapai score IELTS tersebut, pihak UMS mengadakan kursus selama satu setengah bulan di UMS. Biayanya relatif murah, karena sudah mencakup penginapan, makan, dan laundry. TIdak ada alasan untuk tidak mengikutinya. Bukankah setiap mimpi wajib untuk dibela? Kelar acara ini, kami langsung pulang dan berpamitan pada Mb Endang. Suasana haru kental terasa pada saat adegan cipika-cipiki itu. Mb Endang berjanji mengajak kami ke Astana GiriBangun, makam Ibu Tien Soeharto kelak ketika kami kembali 2 minggu lagi. Mobil didepan telah menunggu kami. Akhirnya, Surabaya,,kami dataaaaaannnggg...

Perjalanan menuju Surabaya lumayan menguras tenaga juga. Kami sampai lewat tengah malam, menginap di rumah kerabat salah satu teman kami. Esoknya aku dan 3 orang teman terbang menuju kendari. Banyak hal yang mesti aku bereskan sebelum benar-benar meninggalkan Kendari.  Tumpukan pekerjaan telah menanti di ruang kerja. Lelah jelas terasa, tetapi semangat itu kian berkobar. Rasa syukur tak terperi menjalari hatiku. Betapa Dia telah mendengar doaku....Yeahhhh... bukankah mimpi memang wajib diyakini dan diperjuangkan????


4 comments:

Diah Alsa said...

huaaaaaaaaaaaaaaa I envy youuuu Nak, tapiii gak boleh iri, maknyakmu ini selalu berdoa yang terbaik utkmu Nak

*sambil lari dipojokan lap air mata pake ujung jilbab*

suksess yaaa Nak, jangan pernah lupa dengan maknyakmu iniii, hiikkss hikkks

ririn said...

hiks...hiks... maknyak jangan sedih dong,, yang terbaik sedang menunggumu di ujung sana... berlarilah penuh semangat menyongsongnya. Doakan semoga lancar tanpa halangan, nah.....

I luv U....

Anonymous said...

tahukah engkau....
aku kagum.
(dan kata ini sangat jarang kukeluarkan untuk seseorang)

ririn said...

anonymous: siapapun engkau, terimakasih...^^