Monday, August 23, 2010

Sejumput kisah ketika masih SMP

Hatiku sedikit berdesir ketika membaca salah satu postingan temanku si Diah tentang masa2 SMPnya. tanpa ketok pintu pun kenangan2 itu berebut memenuhi fikiranku, sedikit mengaburkan layar monitor komputer di depanku, dan menyayupkan suara2 disekitarku. Begitu kuatnya desakan itu mengggodaku, hingga hatiku pun menyerah dalam cumbuan indahnya masa SMP. Tanpa buang banyak waktu, kutarik mesin waktuku. ku nyalakan meisnnya, ku ketik password, dan ku masukkan tahun 1996. Yes, kisah ini bermula pada tahun itu... siapkah kalian kawan??? inilah kisahku, here we goooooooooooo.....(semoga kau mendengar deru angin yang melesat cepat...)

1996
"hup!!" kita mendarat dengan selamat, kawan. tepat didepan rumahku yang sederhana itu. Waktu itu masih ada pohon jambu putih disamping rumah yang terus menerus berbuah, terus menerus memanjakan kami, terus menerus mengundang burung2 kecil untuk bernyanyi. Dia tidak keberatan didahannya bergelantung ayunan buatan bapakku yang sering ku kendarai dengan ugal2an. Dia begitu baik hati, kawan. Ah, indahnya...

"Sssstt.. jangan sampe ketahuan, yah.. ntar bisa merubah sejarah.. (wkwkwkwk...)

Tampak si Ririn kecil dengan tas ransel usang warna merah yang bergambar batman berseragam putih merah baru saja pulang dari sekolah. DIa tak bersepatu (bukannya tak punya sepatu, tapi sepatunya dia lepas saat pulang sekolah. Ini kebiasaan yang selalu dilakukan bareng teman2nya ketika musim hujan tiba. Yah, berbecek2 ria adalah hobi mereka saat itu. Boreng2 dikakinya pun menjadi saksi semua itu.

"assalamualaikuuuuuuummm" teriaknya dengan suara cempreng
"walaikum salamm" jawab si mama
"ma, saya mau masuk SMP 1, boleh ya?" si Ririn kecil bertanya tanpa pernah tahu SMP 1 itu yang mana dan kayak bagaimana. Yang dia tahu kakak kelasnya pada ingin masuk kesana. (ikut2an mode: ON)
"boleh aja sih, tapi bisa gak kamu masuk kesitu? gag sembarang lho yang bisa masuk kesitu. Lagian kamu kan masih kelas lima, nak. sekolah kamu juga kalo tidak salah bukan rayonnya SMP 1" (waktu itu sistem rayon masih berlaku)
"biar aja, Ma. Yang penting saya mau sekolah disitu. Kalo gag disitu gag mau sekolah"
"MM.. terserah kamu saja deh"

Seminggu setelah itu, sang mama pun membawa kabar yang sempat membuat dunianya yang damai, mengalami gempa. Kata sang mama dia mau dipindahkan ke sekolah baru. Yaitu di SDN 25 Kemaraya Kendari. Dengan panik dia mengingat2 kesalahan apa yah yang sudah dilakukannya Di SDN 2 MAndonga (sekarang namanya jadi SDN 8 MAndonga) sampai harus dikeluarkan dari sekolah. Seingatnya terakhir kali di marahi guru waktu berantem sama teman sekelas, tapi kan itu dah beberapa bulan yang lalu. Lalu dia teringat pr2 yang tak dikerjakan, tapi masa sih karena itu. Kan biasanya kalo gag kerja pr, paling kena jewer guru atau dijemur di tiang bendera. Atau karena kedapatan coret2 tembok? bukan cuma dia kok yang begitu, lalu apa ya?

"kok bisa, ma?"
"lha, kan kamu yang mau"
"saya?" (menunjuk hidungnya yang gag mancung)
"iya, kan katanya kamu mau masuk SMP 1? gimana sih?"
"emang harus pindah sekolah, ya?"
"iya. SD kamu yang sekarang bukan rayonnya SMP 1"
"Kapan pindahnya, Ma?"
"Senin Depan"

WAduh, ini kan hari kamis, berarti.... Tinggal 2 hari lagi waktunya disekolahnya yang sekarang. Si Ririn kecil lalu masuk kekamar, menangis diam2. Tiba2 kok semua teman2nya langsung terlihat baik semua, musuh2 kecilnya berubah jadi gag jahat lagi dimatanya, oh betapa ternyata dia menyayangi segalanya di sdnya yang sekarang. Kok rasanya, masa berantem dengan si Serly begitu tak ingin dia tinggalkan, berbecek2 ria dengan temannya dikala hujan, menangkap berudu2, semuanya begitu indah, semuanya begitu berkesan...

Tapi, si Ririn kecil sudah bertekad untuk sesuatu yang bahkan dia gag kenal. Dia akah hadapi perpisahan itu. Dua hari yang tersisa dia pakai untuk pamit ke temannya dan berusaha menciptakan akhir yang indah... (semua memang terasa indah, karena teman2nya pada gag rela dengan kepindahannya. Itu bukti bahwa mereka telah melalui hari2 bahagia bersama)

Si ririn kecil pun melewati setahun di sekolahnya yang baru, bersama teman2 baru yang sangat jauh berbeda. Kalo di SDnya yang lama teman2nya bersikap layaknya anak2 sd, di sekolahnya yang baru sama sekali lain. Teman2nya pada imut tapi boros di fashion. ANak kelas 6 Sd sama saja dengan anak SMP kelas 3. Mereka pun dah mulai kenal Pacaran, OWEMJEYYY... kalo di SDnya yang dulu mereka megoleksi wayang, baju2, maka disini teman2 barunya mengoleksi kertas surat, stiker2 tweety, winni the pooh yang cantik, dan juga PARFUM! Mereka juga sudah pakai BEHA lho! benar2 potret mini dari SMPN 1 Kendari. Si Ririn kecil yang "anak kampung" itu pun terhenyak, rupanya dia memang belum mengenal apa yang dia mimpikan...

Setahun berlalu, dan berkat usahanya, dia berhasil masuk di sekolah favorit itu. Ospek pertama pun menyambutnya. Dia terbelalak menyaksikan keganasan senior2nya. sekaligus terpesona pada kepintaran dan kecantikan serta kegantengan mereka. Mereka tampak berwibawa, dan memiliki aura pembunuh (hehehe). Satu persatu disaksikannya teman2 sdnya dibantai habis2an karena kesekolah memakai rok mini, dan di rambutnya bergelayut aneka aksesoris yang bikin iri panitia ospek, di kakinya terpasang sepatu yang harganya cukup buat jajan setahun. Semuanya disita oleh mereka. katanya Kalau kesekolah gag boleh bergaya! Si RIrin kecil terdiam iba melihat derita sekawanannya.
Dia prihatin melihat satu persatu jepitan mickey mouse, winnie the pooh, dan tweety itu terenggut. PAdahal, ketika melakukan hal itu, rambut si kakak kelas pun peuh dengan aksesoris serupa.

Seminggu di ospek ternyata tidak hanya berisi cerita miris, Si RIrin kecil juga mendapati dirinya bahagia dalam masa itu. Matanya dimanjakan oleh wajah2 kakak kelasnya yang kinclong abis. Perpaduan kepintaran, ketajiran, dan kegantengan. Mmm.. si Ririn Kecil naksir salah satu dari mereka, hwhww

Ospek berakhir, kekerasan panitia berakhir, dan saatnya penentuan masuk kelas yang mana. Untuk itu diadakan tes kemampuan. Dari pengumuman di tiap kelasnya si Ririn kecil mengetahui bahwa dia di kelas 1.2, dimana yang jadi kelas unggulan adalah kelas 1.5. DAn itu artinya, dia akan bersama dengan teman2 dari kasta yang termsuk rendah di bidang otak, hehehe tapi tak mengapa, yang penting mimpinya telah terwujud, jadi bagian dari SMP 1 Kendari.

Atmosfir di kelas itu lumayan menyenangkan. Dengan cepat si Ririn kecil mendapatkan teman. Tapi tak semua bisa menjadi teman. Sudah jadi rahasia umum kalau di SMP 1 ini tempatnya anak2 yang ortunya tajir abis. Salah satu teman kelasnya adalah Werika alias OKI yang notabene anak walikota pada waktu itu. Oki orangnya supel, baik, cuek dan cengengesan. Dia juga tak pilih2 teman. lalu apa masalahnya? masalahnya adalah, orang2 yang ingin berteman dengannya itu. Mereka, sesama anak pejabat tak senang jika bergaul dengan orang dari kasta yang tak sepadan. Jadilah terdapat tiga tingkat kasta pada kelas itu, dan juga kelas2 lainnya, high, midle, and lower class. Si Ririn kecil belongs to midle class.

hari2 yang dilalui penuh dengan kisah2 seru. Layaknya sebuah cerita, selalu ada tokoh antagonis dan protagonisnya. Dan karena yang menulis blok ini adalah RIrin yang dah besar, maka semau2nya lah dia menjadikan Si RIrin kecil sebagai tokoh protagonis, dan Si A** sebagai tokoh antagonis (sebenarnya kecil banget kemungkinannya si A** baca postingan ini, tapi biarlah namanya kusamarkan, biar kesannya lebih gimanaaa gitwuu,, hehehe).

jadi dikelas itu memang si A** paling nyebelin sedunia. Suka menghina, suka pamer, padahal ortunya gag tajir2 amat. semua agak takut cari masalah sama dia. Tapi temen2 sering sekali menggosipkan dia dibelakang. Si A** dulu ketahuan suka sama seseorang yang si Ririn kecil juga suka namanya i***. Hanya saja Si Ririn pintar menutupi perasaannya dia. Jadi ceritanya, suatu hari, si A** rupanya nekat mengirim surat sama si I***, dia menaruh suratnya di laci meja sebelum orang2 pada apel, nah si Ririn yang doyang banget telat ini, kebetulan datang belakangan. Dia berlari masuk kelas untuk menyimpan tasnya. Tapi pas nyimpen, ada amplop yang jatuh dilantai. refleks aja dia ngambil, dikiranya surat sakit dari temannya, tapi gambar mickey mouse di amplop itu bbercerita bahwa itu pasti bukan surat sakit. Tidak satupun surat sakit dikirim dengan amplop bergambar mickey and minny mouse sedang berciuman. Karena curiga, Si rirn menyelipkan amplop itu ke dalam saku roknya.

Sepulang sekolah, si Ririn kecil dan sahabatnya yang bernama Veby membaca surat tersebut dan menemukan bahwa itu surat cinta dari si nenek sihir A** kepada si Prince Charming I***. Seketika, terciptalah skenario balas dendam. Besoknya si ririn kecil yang jarang sekali bangun pagi, dah nongol di kelas pada jam 6 teng. Masih belum ada satu siswapun dikelas 1.2. dengan sigap si Ririn kecil lalu menempelkan surat cinta monyet tersebut di papan tulis. Ya, di papan tulis, lalu dia meninggalkan kelas tanpa menyimpan tas sekolahnya. Dia tidak mau meninggalkan jejak. Tetapi ketakutan menghantuinya dengan kuat. Tanpa babibu, dia kembali ke kelas dan mencopot kembali surat itu. Diletakkannya surat itu di tempat seharuanya ia berada. Di laci meja I***. Hufff

Apa yang terjadi kemudian adalah si I*** marah sambil membentak2 si A**. Dia marah karena merasa malu, hihihi... seisi kelas menertawakan A**. Tindakan si I*** mengobati luka banyak orang, Si Ririn kecil diantaranya, hehehe... Vebi dan Ririn bertukar pandang bahagia.

Naik dikelas dua. Kelas 2.4. dimana yang jadi kelas unggulan adalah 2.3, disusul 2.6, lalu 2.2, lalu 2.4, lalu 2.5 lalu terakhir 2.1. Ririn rupanya tetap berjodoh dengan A** dan veby, tapi tak lagi berjodoh dengan I***. Dan rupanya cinta monyet ririn untuk I*** memudar seiring waktu. Bersamaan dengan munculnya sosok baru yang diam2 dikaguminya bareng veby. namanya J***

Naik kelas tiga, pun ternyata masih berjodoh lagi sama A** dan masih berjodoh dengan veby. masuk dikelas 3.2 dimana kelas unggulannya 3.6. Tidak banyak cerita yang terlalu menarik perhatian sampai dia datang.kalau sebagian orang merasa prihatin dengan kasus kerusuhan Ambon, tidak bagi Ririn Remaja. Baginya Peristiwa itu membawa berkah untuknya. Yah, karena insiden berdarah itulah yang membawa dia ke kota ini. Dia mengungsi di Kendari bersama keluarganya. Namanya H****. Tinggi menjulang, baik hati, cool, jago main bola, pokoknya dia memenuhi semua kriteria cowok2 dalam komik. Dan, si Ririn Remaja jatuh cinta. Cinta yang sangat dalam dan lama. Bahkan sampai aku masuk universitas pun, belum ada yang mengalahkan kilaunya.

--------------------------------------------------------------

Aku tahu postingan ini panjang kawan, tapi biarlah aku bernostalgia dengan kenangan masa SMP yang mengesankan ini. Yang bisa aku ceritakan adalah hari2 di SMP begitu menyenangkan, penuh warna, dan meskipun ceritanya complicated, endingnya selalu bahagia. Takkan terlupakan hari2 yang selalu di setrap satpam lantaran terlambat, (aku dikenal satpam lantaran seriiiiiiing banget terlambat, hehehe) hari2 menjadi pengagum rahasia, hari2 berebutan jajan di kantin, semuanya bahagia....

thx for diah, atas undangannya mereguk lagi madu kenangan ini, dan maafkan aku yang tak tahu bagaimana caranya mentag dirimu, hehehehe.. you get your new task, teach me tagging people, hehehehe...

3 comments:

Diah Alsa said...

good job hunny, hihihih ternyataaa ohh ternyataaaa bakat telatmu itu sudah mendarah daging sejak SMP yaa nak?? ckckkckkkk :p

eheemm jadi manami itu I, J dan H??? cuitt cuiittt..

btw say, masukkan ntu gambarnya SEO positif sebagai bentuk dirimu ikut andil dalam misi kali ini, anyway tengkyuu yaa nakk.. nti klo ketemu I'll show how to put other blogger's link ;)

ririn said...

hihihihi... yah kayakx dah bawaan orok mi suka telat, maknyak...

i sa ga tau dimana, j masih ada ji d kdi, tapi si h, waduuh ga tau dimana. sa dah sering cari dia di facebook tapi ga dapat, huffff

oks..ntar sa masukkan nah...

Dus Fotografer said...

Menarik sekali cerita masa lalu yang indah.Thanks ya sharingnya and sukses selalu.