Melanjutkan studi untuk program magister dengan sokongan beasiswa selalu menduduki tahta teratas dijajaran mimpi-mimpiku sejak dulu. Sampai saat ini posisi itu belum tergantikan oleh mimpi-mimpiku yang lain. Oh, betapa keinginan ini begitu setia bercokol dalam benakku. Tak putus-putus aku mencari nafkah lahir dan batin peluang beasiswa, mengetuk pintu-pintu universitas yang sesuai dengan majorku agar mau menerimaku, sembari tak lelah mengirim doa dengan paket termanis menuju langit, berharap Sang Penguasa Arsy “terbujuk” oleh doaku.
Beberapa kali telah aku coba mengaply sana sini, tapi mungkin belum rejeki atau memang mugkin aku yang masih belum pantas untuk itu. Kalau mau jujur kacang ijo mungkin alasan kedua lebih tepat untukku. Aku sangat menyadari selama ini usaha yang aku kerahkan dalam mewujudkan mimpiku belum maksimal. Kadang aku jadi malu hati sendiri. Berani bermimpi tinggi tetapi tak meretas jalan untuk mewujudkannya. Selama ini aku hanya merajuk pada Allah agar mendengar doaku tetapi apa tindakan nyata yang ku lakukan?? Sangat jauh dari maksimal. Beberapa tawaran beasiswa sedang terbuka saat ini. Ada Aminef, Pelatihan Bahasa Inggris yang akan berujung pada pemberangkatan melanjutkan study di LN, Bea Unggulan Dikti untuk dalam dan luar negeri, ada program double degree, dan ada juga bea tentang studi gender yang diadakan UNHAS kerjasama dengan UMK. Tetapi dengan sangat menyesal Aminef kubiarkan melenggang dan berlalu, karena toh skor ITP toeflku tidak mencukupi standar yang dipersyaratkan. Aku mengutuk diri karena tak pernah lagi menyempatkan diri mempelajari soal-soal toefl, padahal bukunya sudah aku beli. Sigh…
Well, untuk program double degree kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta dan salah satu University di US telah aku apply. Lagian juga syaratnya sangat sangat sangat tidak ribet, alias tidak ada syarat. Hanya harus jadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah, n merupakan dosen dari Sabang sampai Merauke FKIP. Info tentang bea ini datangnya dari K Titin, rekan sesama dosen di UMK, katanya P Natsir (Wakil Dekan FKIP UMK yang sekarang telah naik jabatan jadi Dekan, _ _congrats y, Pak…^^) memanggil kita berdua untuk diusulkan sebagai peserta dalam program ini. Maka dengan senang hati kami pun menemui beliau. P Natsir tengah menulis nama-nama dosen yang akan diusulkan untuk mengikuti program ini pada secarik kertas. Sekilas kulihat telah ada 2 nama yang tertera disana. Beliau lalu menjelaskan secara ringkas mengenai beasiswa ini kepada kami, dan setelah mendengar kalimat yang mengatakan “no requirements” kami pun memekik senang. Kami hanya perlu menuliskan nama kami pada kertas tersebut, and that’s it.
Beberapa hari berselang, Si Bos (kepala Biro Akademik UMK) menyuruhku untuk gantung diri membuat Surat Pengatar Rektor untuk nama-nama dosen yang diusulkan mengikuti program Double Degree tersebut. Ooo.. rupanya dari P Natsir, nama-nama dosen itu diteruskan ke Si Bos sebagai Kepala BAA untuk kemudian ditandatangani Bapak Rektor. Aku melihat lampiran nama dosen-dosen tersebut, dan mendapati namaku terpampang dengan manisnya pada kolom ke-empat. Surat tersebut kuketik dengan semangat membara (LEBAYYYY,,hehehehe..). Tepat ketika aku selesai memprint surat tersebut dan hendak menuju ruang Rektor untuk meminta tanda tangan, Si Bos dengan mengecilkan suaranya meminta agar aku tidak banyak bacot meminta tanda tangan P Rektor dengan sembunyi-sembunyi. Katanya itu pesan dari Bapak Rektor sendiri untuk membatasi jumlah dosen yang diusulkan, dan sebisanya dosen yang diusulkan tidak perlu gembar gembor karena hanya akan menimbulkan rasa tidak enak pada rekan-rekan yag lain. OKlah kalau begitu, Boss!! Siap Laksanakenn!!
Kelar meminta tanda tangan dari Bapak Rektor, Surat itu pun ku fax ke UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) tak lupa mengkonfirmasikan hal ini pada CPnya. Yang perlu kulakukan sekarang adalah menunggu adalah hal yang membosankan pengumuman dari UMS. Ditengah masa iddah menunggu tersebut, datang kabar mengecewakan dari Program Pelatihan Bahasa Inggris yang telah ku apply secara online beberapa waktu lalu. Dari UMK ternyata yang lolos cuman 2 orang. Ada rasa kecewa yang sempat hinggap di ujung ranting cemara benakku saat itu, karena salah seorang yang lulus itu adalah teman yang banyak sekali meminta bantuan padaku pada saat melakukan pendaftaran online. Namun cepat-cepat aku halau perasaan itu sebelum meracuni prasangkaku padaNya. Bukankah rejeki Dia yang menentukan?? Tenang…tenang… masih ada yang lebih baik, kataku menghibur hati dan perlahan kekecewaan itu pun terlupakan.
Pengumuman yang ditunggu dari UMS belum juga tiba saat tawaran untuk melanjutkan studi Program Magister terbuka lagi. Kali ini kerjasama UNHAS dan UMK tentang Study Gender. Mengetahui kuliahnya akan dilaksanakan di Kendari membuatku tak begitu tertarik pada awalnya, tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pak Prof. Jufri (direktur pasca sarjana), aku sedikit banyak tergiur juga. Tapiiiii…. Apakah ini yang benar-benar aku inginkan? Maksudku, Study Gender itukan bukan bidang ilmuku. Apakah aku bersedia menghabiskan waktu dua tahun untuk menghitung angkot yang lewat didepan rumah fokus menyelesaikan studi ini tanpa boleh berhenti ditengah jalan? Bagaimana dengan mimpiku untuk lanjut ke LN? Bukankah sudah ada kesepakatan antara aku dan orangtuaku, bahwa kalaupun tidak lulus untuk bea di LN, tahun depan aku akan melanjutkas studi di Malang dengan jurusan yang linear dengan S1ku?
Tidak ingin bimbang berlama-lama, aku bergegas menemui Ibu Ida (Senior Lecturer di UMK yang juga istri dari Si Bos) untuk meminta sesuap nasi “wejangan”. Beliau menyarankan agar aku focus saja mimpi yang aku punya yakni lanjut S2 di LN dengan jurusan yang sesuai dengan bidang ilmuku tentu saja. Caranya meyakinkan dan menguatkan aku sangat bagus. Dengan mantap aku memutuskan untuk tidak mengapply Program Study Gender itu.
Getir, aku melihat pintu-pintu beasiswa itu tertutup dan terlewati didepan mataku. Sekarang ini, pengumuman dari Surakartalah yang terus memantik semangat dalam hatiku dan juga adanya penawaran ADS yang menanti didepan mata. Untuk ADS pendaftaran dimulai kurang 2 lebih bulan lagi, yakni pada bulan Juni. Satu kesyukuran bahwa sore ITP Toeflku mencukupi untuk itu. Aku hanya harus lebih mempersiapkan diri dengan banyak-banyak belajar, bertanya kiri kanan dalam mengisi formulir, dll. Tuhan juga menyayangiku dengan memberikan senior-senior di UMK yang selalu siap membantu. Ada ibu Ida, Ibu Santi, Ibu Isna, dan K Halim. See..?? sebenarnya tidak ada alasan untuk pesimis, kan? hehehe…
O my dear God,
Yang maha mengetahui segalanya…
Yang selalu mempunyai rencana terindah dan terbaik untukku..
Yang selalu mempunyai rencana terindah dan terbaik untukku..
Disini aku menulis mimpi-mipiku dengan pensil, penghapusnya kuserahkan padaMu..
SIlahkan hapus yang tak baik untukku..
Dan ikhlaskan aku menerima segalanya…