Asslamualaikum. Wr. Wb.
Ah, setapak ini kian menanjak
Ijinkan aku berhenti sejenak mengambil nafas yang tinggal satu-satu
Huff...Ayolah, tak boleh terlalu lama membuat pembenaran ini kian melonjak
Karena akhirnya tetes perjuangan selalu punya harga untuk dibayar satu-satu
Biarkan kujadikan kau Mahameruku sekali lagi
Ku taruh pada jarak 5 cm dikeningku
Agar setiap sel dalam darahku terpompa lagi
Tak gentar hanya dengan pening dan perih mata dan kepalaku
Oh kini aku harus mendakimu seorang diri
Sudah tidak ada dia sang Garuda yang mengawalku merangkaki puncakmu
Tetapi bukankah pada awal dan pada akhirnya kita semua memang akan bertarung seorang diri?
Memilih jalur yang berbeda dari alur yang kau tawarkan untuk mencumbu tanah tertinggimu
Kulihat langit dalam diamnya mengukir aksara
Terang benderang dibentuk sang awan untuk kueja
Memerintah berhentiku selesai melenyapkan lara
Melompat kembali menyelasaikan apa yang harus dikerja.
Source: Here |
Ah, setapak ini kian menanjak
Ijinkan aku berhenti sejenak mengambil nafas yang tinggal satu-satu
Huff...Ayolah, tak boleh terlalu lama membuat pembenaran ini kian melonjak
Karena akhirnya tetes perjuangan selalu punya harga untuk dibayar satu-satu
Biarkan kujadikan kau Mahameruku sekali lagi
Ku taruh pada jarak 5 cm dikeningku
Agar setiap sel dalam darahku terpompa lagi
Tak gentar hanya dengan pening dan perih mata dan kepalaku
Oh kini aku harus mendakimu seorang diri
Sudah tidak ada dia sang Garuda yang mengawalku merangkaki puncakmu
Tetapi bukankah pada awal dan pada akhirnya kita semua memang akan bertarung seorang diri?
Memilih jalur yang berbeda dari alur yang kau tawarkan untuk mencumbu tanah tertinggimu
Kulihat langit dalam diamnya mengukir aksara
Terang benderang dibentuk sang awan untuk kueja
Memerintah berhentiku selesai melenyapkan lara
Melompat kembali menyelasaikan apa yang harus dikerja.
1 comment:
Rangkaian katamu meggelitik kembali sisi puitisku yang cukup lama terlelap... ^^
Post a Comment