Friday, June 09, 2017



Fisikku di sini, tetapi hati dan fikiranku bersamamu, Bapak. Otakku buntu seketika tak tahu bagaimana harus menahan air mata gar tak jatuh, ketika mereka mengirim fotomu dengan latar rumah sakit via line. Sungguh sama sekali bukan cara yang menyenangkan untuk memulai hari. Aku butuh satu jam membeku diam untk bisa mencerna semuanya. Lalu berkelebatlah semua kemunginan dan andai dan tanya. Berganti-ganti dengan kenangan yang kita punya. Banyak sekali, Pak. Aku tersedot masa lalu. Saat-saat kau menyisir rambutku, menyemir sepatuku, dan mengantarku masuk TK di hari pertama dan setia menjemputku setiap hari. Lalu pada masa-masa perdebatan yang seakan tiada ujungnya. Sampai akhirnya kita berhasil menjadi sahabat dan teman diskusi.

Oh, Bapak, kumohon lekaslah sembuh. Kembalilah kuat dan tangguh seperti biasa. Ada anakmu yang sesungguhnya sangat penakut di sini. Kau sumber kekuatanku, Bapak. Tempat bersandar dan bersembunyi ketika dunia tak menawarkan kenyamanan padaku. Karena pelukanmu sungguh menyembuhkan. Pelukanmu memulihkan. Stay strong, my most hero, a man with his words, my surely first love.

No comments: