Assalamualaikum.wr.wb.
Kendari diguyur hujan lagi. Gerimis yang terasa sedikit melankolis. Ini sudah musim liburan kampus jadi susana sore ini sangat lenggang. Ditambah jam kantor memang sudah usai dari tadi. Sempurnalah sepinya. Saya dengan sengaja memilih waktu ini untuk berkontemplasi. Seminggu ini, sangat menguras tenaga dan fikiran. Menjadi panitia kegiatan Kuliah Kerja Amaliah (KKA) tahun ini, yang persiapannya dadakan dan terkesan tergesa-gesa cukup bikin setress sebenarnya. Tapi, sudahlah, saya sedang tidak ingin membahas itu.
Jadi, ketika tadi satu persatu kolega pamit pulang duluan, saya pun menyempatkan diri melakukan self evaluation terhadap target saya sampai sekarang ini. Tahun ini, saya merencanakan untuk bisa lanjut sekolah lagi, kalau bisa keluar negeri. So, saya berencana untuk memaksimalkan applikasi beasiswa ke luar negeri yang terbuka saat ini (Fullbright, AAS, LPDP, BPPLN, you name it!). Pokoknya fokus saya tahun ini adalah berburu beasiswa sekolah overseas.
Saat ini, application form untuk AAS dan Fullbright sudah setengah jalan terisi. Saya juga mulai berburu LOA ke Uni di UK. Untuk AAS, saya mungkin akan mencoba apply ke Uni lain yang rankingnya lebih tinggi dari Uni yang saya aplly tahun lalu. Why? Karena katanya kandidat yang memiliki Letter dari Supervisor dari High Rank Uni akan lebih diprioritaskan. Katanya sih begitu. Nah, untuk mendapat LOA saya perlu amunisi dong. Promising proposal research topic dan score tes bahasa Inggris menjadi sangat penting. Untuk itu, akhir bulan ini saya akan mengikutu tes IELTS di IDP Makassar.
Tesnya akan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari. Sebelas hari lagi dari sekarang. Saya, yang biasanya santai untuk tes seperti ini dibuat dumba-dumba oleh K Rahma. "Rin, buat persiapan yang bagus, dek. Sayang lho uang segitu" katanya. Biasanya saya cuman nyengir pas dia bilang begitu. Tapi, sore ini saya jadi mikir, iya yah, lumayan juga sih uang segitu kalo cuman di pake buat "gambling." Selama ini excuse saya adalah, kan saya sudah ngajar listening III and writing III yang notanebe adalah listening dan writing IELTS, tapi karena takut terkesan sombong, saya pun memutuskan untuk setidaknya latihan lagi lah. Dan saya memilih sore ini untuk mulai melakukannya.
Saya mulai dari latihan writing yang menurut saya agak sedikit complicated. Saya coba pake timing ketika menulis. Hasilnya saya ternyata kembali kaku, pemirsaaaahhh. Menulis dengan tangan sudah sangaaat jarang saya lakukan, apalagi dibawah tekanan. Saya membaca ulang tulisan saya dan mendapati range vocabnya lumayan menurun dari IELTS kemaren, organisasi idenya juga masih belum memuaskan. Hmmm... memang tidak selayaknya saya menggampangkan masalah. Latihan itu perlu biar tidak ada yang tersisa untuk disesali nanti. Thanks to K rahma yang sudah mengingatkan saya yang kebanyakan ngeyel ini, hehehhe...
Oke, masih ada sebelas hari, Ririn. Mari manfaatkan sore yang damai ini untuk latihan. Mimpi harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan agar kita bisa tersenyum diakhir semua usaha, aamiin... ^^