Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, pagi ini cerah sekali. Bogor, seperti kemarin, masih bersahaja dan ramah pada aku yang baru kemarin sampai di tempat ini. Hmm.. rumah sepi, pemiliknya lagi ke IPB urus ini itu. Si Indah masih asyik dalam buaian mimpi, dan ada aku yang lantas clingak clinguk ke dunia maya, klik ini klik itu yang menarik perhatianku dan akhirnya mampir ke blogq tersayang ini..:P
Well, ini adalah kali pertamaku ke Bogor. Sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benakku kalau bakal menginjakkan kaki di daerah ini. Kita tidak pernah tahu jalan hidup yang digariskan Tuhan sampai kita benar-benar mengalaminya, bukan? Jadi setelah melakukan perjalanan sekitar 13 jam dari Solo sampai kesini, akhirnya aku bisa menghirup udara Bogor. Berada dibawah langit yang menaugi tempat ini. Kesan pertama yang kurasakan adalah, "kok Bogor ga sesejuk yang kubayangkan, yah?" Iya, jadi kan yang saya ketahui kata orang, Bogor itu sejuuk dan dingiiin bgt, tapi yang saya rasakan tidak seperti itu. Bahkan menurutku Solo jauuuh lebih dingin. Bener, lho!! Setelah menanyakan hal ini ke tuan rumah, (k Tika) dia menjelaskan memang kalau untuk daerah sini tidak dingin, yang dingin itu di kotanya... _oohh ternyata gitu..:8
Perjalanan ke sini, kemarin naik kereta ke Jakarta seorang diri. Sebenarnya sempat khawatir juga karena kata orang banyak kejahatan yang bisa terjadi di kereta. Tapi, syukur alhamdulillah kemarin itu bisa selamat sampai tujuan, dan perjalanannya pun lumayan nyaman. Penumpang kereta cukup sepi, mungkin karena saya melawan arus mudik, dimana orang pada rame-rame keluar jakarta, nah saya malah masuk jakarta. Berangkat dari Solo jam 5 sore, dan sampai di Stasiun Manggarai jam 4 dini hari. Melelahkan sih, tapi seru. Untuk pertama kalinya saya berbuka puasa di kereta, menunya pun seadanya hanya sebotol Aqua dan sebiji roti. Hmm.. saya dapat pelajaran lagi, bahwa kesederhanaan itu bisa terasa sangat manis jika kita ikhlas dan mensyukuri nikmat yang ada. Lama aku memperhatikan kesibukan yang terjadi di dalam kereta. Beberapa saat sebelum waktu berbuka tiba, para pedagang asongan tidak henti menjajakan barang dagangannya. Barang dagangannya pun rupa-rupa. Dari makanan untuk berbuka, makanan untuk oleh-oleh, TTS, buku tuntunan sholat, cendra mata, bantal sampai alat pijat. Mereka berlalu lalang di lorong-lorong gerbong menawarkan dagangan kepada penumpang dengan tak kenal lelah. Dengan irama suara yang stabil, mereka gesit dan sabar berjuang untuk mencari rejeki. Pengamen dan pengemis, yang sempat kukira akan berdatangan tanpa henti, ternyata malah sangat sedikit. Hanya jika berhenti di stasiun-stasiun ku dengar mereka menjual suara. Dari teman yang duduk disampingku, aku tahu kalau rupanya pihak kereta api telah melarang para pengamen dan pengemis itu untuk "berkeliaran" di dalam kereta. Mungkin ini salah satu upaya PT Kereta Api untuk membuat penumpang lebih nyaman.
Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dalam perjalananku kali ini. Banyak yang mengagap mereka "sang penjajah barang" di dalam kereta dengan pandangan yang sedikit negatif. Khususnya bagi penjajah makanan. Ada prasangka bahwa makanan yang mereka jual itu telah di"bumbui" dengan hypnosis sehingga para penumpang umumnya khawatir untuk membeli makanan mereka, termasuk juga aku. Tetapi, jika kita melihat bagaimana mereka berjuang semalaman tak tidur demi mencari rejeki, sedikitnya hati kita akan terenyuh. Saya tak henti mengucap syukur, betapa tak pantasnya aku mengeluhkan ini itu selama ini, sementara masih banyak yang lebih kurang beruntung dariku. Mereka juga mengajarkanku untuk tak gampang menyerah. Malu hati ini menyaksikan mereka tak lelah menyodorkan dagangan kepada penumpang yang kebanyakan akan menggelengkan kepala atau melambaikan tangan. Apakah mereka putus asa begitu saja? Tidak! bahkan tak kudengarkan perubahan dalam suaranya ketika menawarkan dagangannya ke penumpang lain. Begitu terus berulang-ulang sampai subuh menjelang dan aku tiba di Stasiun Manggarai..
Tiba di manggarai, sekilas ku menoleh pada kereta yang aku tumpangi tadi. Melambaikan tangan pada teman yang baru ku kenal di kereta. Dia anak UMS juga. Mahasiswa S1 jurusan psikologi. Anaknya lumayan asik buat diajak ngobrol. Darinya aku juga tahu serba-serbi kehidupan didalam kereta. Dia akan turun di stasiun terakhir, yakni di Stasiun Tanah Abang. Aku lupa siapa namanya. Tetapi, aku akan mencarinya ketika balik ke Solo nanti. Kuedarkan pandanganku menyapu stasiun Manggarai. Tampak beberapa orang tertidur di bangku-bangku stasiun. Beberapa ibu mengendong bayinya, ada bapak-bapak yang menahan kantuk dengan menonton TV yang hanya menanyangkan iklan yang cuma itu-itu saja. Beberapa pedagang asongan tetap semangat berjualan dibawah langit Manggarai yang masih hitam. Mereka telah terbiasa dengan dingin yang kurasakan sangat menggigit. Seorang awak kereta api sedang membersihkan bagian atap KA. Benar-benar subuh yang sibuk. Adzan belum lagi berkumandang ketika loket tiket terbuka, bergegas aku kesana sebelum antrian memanjang. Setelah tiket telah berada ditangan, aku menunggu di jalur 6 untuk kereta menuju Bogor. Keretanya datang sejam lagi. Aku clingak clinguk mencari mushollah ketika adzan subuh berkumandang. Sayangnya aku tak menemukannya. Akhirnya sholatnya sambil duduk saja di kursi stasiun.
Kereta yang ditunggu akhirnya tiba juga. Aku segera naik dan duduk di kursi. Mata terasa begitu berat sehingga aku sempat tertidur berulang kali. Penumpang turun dan naik di setiap stasiun. Anak sekolahan yang akan mengikuti upacara bendera 17 Agustus, orang yang pulang mudik, dan lagi pedagang asongan.. Sejam pun akhirnya berlalu, dan Kereta telah tiba di stasiun terakhir. Suami K' Tika telah ada disana untuk menjempt. Sempat lama saling menelpon karena ada sedikit miss komunikasi.. (aku yang sangat susah dalam hal-hal navigasi sukses membuat K Dani kelimpungan mencari,,hehehehe).. tetapi akhirnya ketemu juga daaaann sampailah saya dirumah ini, di rumah K Tika,,,,^^
Hmmm.. sudah lumayan panjang y, postingan kali ini,, sudah dulu y, pals.. Cerita lainnnya ntar mentusul. Aku dan Indah telah merencanakan petualangan-petualangan yang akan kami lakukan selama di Bogor. Semoga seru dan dapat pengalaman n pelajaran berharga,,amiiinn^^
Alhamdulillah, pagi ini cerah sekali. Bogor, seperti kemarin, masih bersahaja dan ramah pada aku yang baru kemarin sampai di tempat ini. Hmm.. rumah sepi, pemiliknya lagi ke IPB urus ini itu. Si Indah masih asyik dalam buaian mimpi, dan ada aku yang lantas clingak clinguk ke dunia maya, klik ini klik itu yang menarik perhatianku dan akhirnya mampir ke blogq tersayang ini..:P
Well, ini adalah kali pertamaku ke Bogor. Sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benakku kalau bakal menginjakkan kaki di daerah ini. Kita tidak pernah tahu jalan hidup yang digariskan Tuhan sampai kita benar-benar mengalaminya, bukan? Jadi setelah melakukan perjalanan sekitar 13 jam dari Solo sampai kesini, akhirnya aku bisa menghirup udara Bogor. Berada dibawah langit yang menaugi tempat ini. Kesan pertama yang kurasakan adalah, "kok Bogor ga sesejuk yang kubayangkan, yah?" Iya, jadi kan yang saya ketahui kata orang, Bogor itu sejuuk dan dingiiin bgt, tapi yang saya rasakan tidak seperti itu. Bahkan menurutku Solo jauuuh lebih dingin. Bener, lho!! Setelah menanyakan hal ini ke tuan rumah, (k Tika) dia menjelaskan memang kalau untuk daerah sini tidak dingin, yang dingin itu di kotanya... _oohh ternyata gitu..:8
Perjalanan ke sini, kemarin naik kereta ke Jakarta seorang diri. Sebenarnya sempat khawatir juga karena kata orang banyak kejahatan yang bisa terjadi di kereta. Tapi, syukur alhamdulillah kemarin itu bisa selamat sampai tujuan, dan perjalanannya pun lumayan nyaman. Penumpang kereta cukup sepi, mungkin karena saya melawan arus mudik, dimana orang pada rame-rame keluar jakarta, nah saya malah masuk jakarta. Berangkat dari Solo jam 5 sore, dan sampai di Stasiun Manggarai jam 4 dini hari. Melelahkan sih, tapi seru. Untuk pertama kalinya saya berbuka puasa di kereta, menunya pun seadanya hanya sebotol Aqua dan sebiji roti. Hmm.. saya dapat pelajaran lagi, bahwa kesederhanaan itu bisa terasa sangat manis jika kita ikhlas dan mensyukuri nikmat yang ada. Lama aku memperhatikan kesibukan yang terjadi di dalam kereta. Beberapa saat sebelum waktu berbuka tiba, para pedagang asongan tidak henti menjajakan barang dagangannya. Barang dagangannya pun rupa-rupa. Dari makanan untuk berbuka, makanan untuk oleh-oleh, TTS, buku tuntunan sholat, cendra mata, bantal sampai alat pijat. Mereka berlalu lalang di lorong-lorong gerbong menawarkan dagangan kepada penumpang dengan tak kenal lelah. Dengan irama suara yang stabil, mereka gesit dan sabar berjuang untuk mencari rejeki. Pengamen dan pengemis, yang sempat kukira akan berdatangan tanpa henti, ternyata malah sangat sedikit. Hanya jika berhenti di stasiun-stasiun ku dengar mereka menjual suara. Dari teman yang duduk disampingku, aku tahu kalau rupanya pihak kereta api telah melarang para pengamen dan pengemis itu untuk "berkeliaran" di dalam kereta. Mungkin ini salah satu upaya PT Kereta Api untuk membuat penumpang lebih nyaman.
Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dalam perjalananku kali ini. Banyak yang mengagap mereka "sang penjajah barang" di dalam kereta dengan pandangan yang sedikit negatif. Khususnya bagi penjajah makanan. Ada prasangka bahwa makanan yang mereka jual itu telah di"bumbui" dengan hypnosis sehingga para penumpang umumnya khawatir untuk membeli makanan mereka, termasuk juga aku. Tetapi, jika kita melihat bagaimana mereka berjuang semalaman tak tidur demi mencari rejeki, sedikitnya hati kita akan terenyuh. Saya tak henti mengucap syukur, betapa tak pantasnya aku mengeluhkan ini itu selama ini, sementara masih banyak yang lebih kurang beruntung dariku. Mereka juga mengajarkanku untuk tak gampang menyerah. Malu hati ini menyaksikan mereka tak lelah menyodorkan dagangan kepada penumpang yang kebanyakan akan menggelengkan kepala atau melambaikan tangan. Apakah mereka putus asa begitu saja? Tidak! bahkan tak kudengarkan perubahan dalam suaranya ketika menawarkan dagangannya ke penumpang lain. Begitu terus berulang-ulang sampai subuh menjelang dan aku tiba di Stasiun Manggarai..
Tiba di manggarai, sekilas ku menoleh pada kereta yang aku tumpangi tadi. Melambaikan tangan pada teman yang baru ku kenal di kereta. Dia anak UMS juga. Mahasiswa S1 jurusan psikologi. Anaknya lumayan asik buat diajak ngobrol. Darinya aku juga tahu serba-serbi kehidupan didalam kereta. Dia akan turun di stasiun terakhir, yakni di Stasiun Tanah Abang. Aku lupa siapa namanya. Tetapi, aku akan mencarinya ketika balik ke Solo nanti. Kuedarkan pandanganku menyapu stasiun Manggarai. Tampak beberapa orang tertidur di bangku-bangku stasiun. Beberapa ibu mengendong bayinya, ada bapak-bapak yang menahan kantuk dengan menonton TV yang hanya menanyangkan iklan yang cuma itu-itu saja. Beberapa pedagang asongan tetap semangat berjualan dibawah langit Manggarai yang masih hitam. Mereka telah terbiasa dengan dingin yang kurasakan sangat menggigit. Seorang awak kereta api sedang membersihkan bagian atap KA. Benar-benar subuh yang sibuk. Adzan belum lagi berkumandang ketika loket tiket terbuka, bergegas aku kesana sebelum antrian memanjang. Setelah tiket telah berada ditangan, aku menunggu di jalur 6 untuk kereta menuju Bogor. Keretanya datang sejam lagi. Aku clingak clinguk mencari mushollah ketika adzan subuh berkumandang. Sayangnya aku tak menemukannya. Akhirnya sholatnya sambil duduk saja di kursi stasiun.
Kereta yang ditunggu akhirnya tiba juga. Aku segera naik dan duduk di kursi. Mata terasa begitu berat sehingga aku sempat tertidur berulang kali. Penumpang turun dan naik di setiap stasiun. Anak sekolahan yang akan mengikuti upacara bendera 17 Agustus, orang yang pulang mudik, dan lagi pedagang asongan.. Sejam pun akhirnya berlalu, dan Kereta telah tiba di stasiun terakhir. Suami K' Tika telah ada disana untuk menjempt. Sempat lama saling menelpon karena ada sedikit miss komunikasi.. (aku yang sangat susah dalam hal-hal navigasi sukses membuat K Dani kelimpungan mencari,,hehehehe).. tetapi akhirnya ketemu juga daaaann sampailah saya dirumah ini, di rumah K Tika,,,,^^
Hmmm.. sudah lumayan panjang y, postingan kali ini,, sudah dulu y, pals.. Cerita lainnnya ntar mentusul. Aku dan Indah telah merencanakan petualangan-petualangan yang akan kami lakukan selama di Bogor. Semoga seru dan dapat pengalaman n pelajaran berharga,,amiiinn^^