Assalamualaikum. Wr. Wb.
Ternyata perasaan dag dig duerrr, seperti halnya bahagia dan sedih, bisa menular degan cepat. Tanganku turut dipenuhi keringat demi membantu adikku membuat bingkai unik untuk poster filmnya. Dia dan beberapa temannya sejak sore tadi sibuk mengerjakan frame yang cute untuk poster film indie yang mereka kerjakan. Film yang mereka buat bertemakan persahabatan. Dalam hal ini, adikku berperan di belakang layar, sebagai editor. Beberapa kali ingin ku intip hasil karya mereka, tetapi adikku melarang keras. "Kalau mau nonton, beli tiketnya dan datang nonton di Dinas Pariwisata", katanya.
Beberapa ahri ini, kulihat dia sibuk mondar mandir mengerjakan ini itu dan berkutat di depan lappy. penasaranku terpakasa ku redam demi surprise pada hari Hnya. Rupanya malam ini, sampai jam 12 adalah deadline mereka mengumpulkan film dan poster film mereka. Tak urung aku ikut panik juga ketika poster mereka belum punya bingkai. Dan dengan waktu yang terbatas, akhirnya dia minta bantuan dan ide dariku. Maka aku pun mengunjungi rumah mbah Google untuk mencari inspirasi. Sekitar 5 menit mencari, Hap!! dapat juga yang kena. lalu bahu membahulah keempat anak-anak itu berkreasi, mereka mengadaptasi model yang ada di Google, sehingga masih bisa dibilang original.
Sekarang 2 jam tersisa, dan keempat anak itu bahkan belum menyentuh makanan sedikitpun. Berkali-kali diingatkan ibuku, tapi mereka tidak mengindahkan, terlalu larut dalam kepanikan yang merembesi diriku juga. Bagaimanapun mereka telah berupaya maksimal untuk pembuatan filmnya. Akan sangat sayang jika untuk poster mereka sampai tak ikut lomba. Dan lihatlah, ruang tamuku menjadi tak berbentuk. Lem, gunting, sisa-sisa flanel bertebaran di lantai. Hmm.. aku jadi teringat kebiasan lamaku. Membuat handy craft yang unik-unik, cukup melelahkan, tetapi sangat menyenangkan. Meski akhirnya benda-benda itu tak pernah lama di kamarku (karena selalu saja teman yang datang meimintanya, baik secara paksa maupun secara halus,,hehehe) tetap saja, proses membuatnya terasa membahagiakan.
Nah, kuucapkan selamat berjuang padamu, adikku. Selamat menjadi juara. Bahkan jika dewan juri nanti menilai sebaliknya, aku dan kalian sendiri pun tahu kalian telah berupaya sampai batas maksimal. Tidak ada yang perlu dicemaskan lagi. Kalian hanyalah busur untuk melepas anak panah, kalian tidak punya kewenangan kemana dia akan melesat. Kalian hanya bisa berupaya membidik setepat dan semaksimal yang kalian bisa. Pada akhirnya anak panah itu akan membawa takdirnya sendiri. Begitupun film perdana kalian ini. Kalian telah begitu hebat membidani lahirnya karya ini. Biarlah ia dikritisi dan dikupas secara tajam. Bagaimanapun proses itu perlu demi menempa kalian menjadi berlian yang purna. Selamat dan sukses, ya... jangan cepat berpuas diri... ^^
Ternyata perasaan dag dig duerrr, seperti halnya bahagia dan sedih, bisa menular degan cepat. Tanganku turut dipenuhi keringat demi membantu adikku membuat bingkai unik untuk poster filmnya. Dia dan beberapa temannya sejak sore tadi sibuk mengerjakan frame yang cute untuk poster film indie yang mereka kerjakan. Film yang mereka buat bertemakan persahabatan. Dalam hal ini, adikku berperan di belakang layar, sebagai editor. Beberapa kali ingin ku intip hasil karya mereka, tetapi adikku melarang keras. "Kalau mau nonton, beli tiketnya dan datang nonton di Dinas Pariwisata", katanya.
Beberapa ahri ini, kulihat dia sibuk mondar mandir mengerjakan ini itu dan berkutat di depan lappy. penasaranku terpakasa ku redam demi surprise pada hari Hnya. Rupanya malam ini, sampai jam 12 adalah deadline mereka mengumpulkan film dan poster film mereka. Tak urung aku ikut panik juga ketika poster mereka belum punya bingkai. Dan dengan waktu yang terbatas, akhirnya dia minta bantuan dan ide dariku. Maka aku pun mengunjungi rumah mbah Google untuk mencari inspirasi. Sekitar 5 menit mencari, Hap!! dapat juga yang kena. lalu bahu membahulah keempat anak-anak itu berkreasi, mereka mengadaptasi model yang ada di Google, sehingga masih bisa dibilang original.
Sekarang 2 jam tersisa, dan keempat anak itu bahkan belum menyentuh makanan sedikitpun. Berkali-kali diingatkan ibuku, tapi mereka tidak mengindahkan, terlalu larut dalam kepanikan yang merembesi diriku juga. Bagaimanapun mereka telah berupaya maksimal untuk pembuatan filmnya. Akan sangat sayang jika untuk poster mereka sampai tak ikut lomba. Dan lihatlah, ruang tamuku menjadi tak berbentuk. Lem, gunting, sisa-sisa flanel bertebaran di lantai. Hmm.. aku jadi teringat kebiasan lamaku. Membuat handy craft yang unik-unik, cukup melelahkan, tetapi sangat menyenangkan. Meski akhirnya benda-benda itu tak pernah lama di kamarku (karena selalu saja teman yang datang meimintanya, baik secara paksa maupun secara halus,,hehehe) tetap saja, proses membuatnya terasa membahagiakan.
Nah, kuucapkan selamat berjuang padamu, adikku. Selamat menjadi juara. Bahkan jika dewan juri nanti menilai sebaliknya, aku dan kalian sendiri pun tahu kalian telah berupaya sampai batas maksimal. Tidak ada yang perlu dicemaskan lagi. Kalian hanyalah busur untuk melepas anak panah, kalian tidak punya kewenangan kemana dia akan melesat. Kalian hanya bisa berupaya membidik setepat dan semaksimal yang kalian bisa. Pada akhirnya anak panah itu akan membawa takdirnya sendiri. Begitupun film perdana kalian ini. Kalian telah begitu hebat membidani lahirnya karya ini. Biarlah ia dikritisi dan dikupas secara tajam. Bagaimanapun proses itu perlu demi menempa kalian menjadi berlian yang purna. Selamat dan sukses, ya... jangan cepat berpuas diri... ^^
No comments:
Post a Comment