Assalamualaikum. Wr. Wb.
Jalan-jalan selalu kumanknai sebagai suatu bentuk kesenangan. Terlebih lagi jika kita melakukannya bersama orang-orang terdekat. Tentu akan sangat banyak kesan dan kebahagiaan yang kita tuai. Kali ini, aku berkesempatan mengunjungi Borobudur (lagi!) bersama salah seorang sahabat yang ku panggil "sister Mince". Seperti biasa, mengunjungi suatu tempat dengannya selalu menghadirkan sejuta tawa. Meskipun dalam perjalan kali ini, kami juga merasakan rasa lain selain enjoy, seperti cuapek (pastinya),
lapar, ngantuk (terutama waktu duduk berjam-jam di bis), dan bahkan sampai sempat ketipu pula, it was all fun. We totally enjoyed it.
Selasa kemaren, setelah 12 jam berlelah-lelah di kereta kelas ekonomi (Edisi Backpacker, peeet), akhirnya mereka tiba juga dengan selamat dari Jakarta. Mince bersama temannya Neng Eka dan K Bucek, menyambangi Solo untuk pertama kali. Mince dan Eka nginap di tempatku, sementara K bucek "kutitipkan" di kostan Nasir. Rencananya mereka akan berada di Jawa selama 6 hari, 3 hari di Solo, 3 hari di Jogja. Hari pertama, mau keliling Solo, hari ke dua ke Borobudur, Hari ke 3 mau ke Cokro_Klaten, berikutnya ke Prambanan, and the last would be Tour De Jogja. Tapiiiiiiii,,, rencana itu harus terhenti hanya sampai hari ke 3, dan destination area pun jadinya berubah karena ada pereschedulan jadwal yudisiumnya si Mince yang dimajukan dari hari Senin tanggal 8 Oktober menjadi Jum'at 5 Oktober. Well, meskipun sempat sedih karena rencana tour de Jogja batal, setidaknya kami sempat ke Borobudur. And, as I told you, it was totally fun and enjoyable.
Memang selalu seperti itulah ketika bersama sahabat terdekat, Mince, yang sudah seperti saudara sendiri. Aku mengenalnya sejak jaman kuliah. Kami dulunya membentuk gank yang kami namakan Big Gank. Gank ini terdiri dari macam-macam karakter yang sungguh berbeda, kecuali dalam memaknai persahabatan. Ada aktivis Islam, ada yang menganut liberalisme, ada yang cuek bebek, ada yang penggila segalanya tentang korea, jepang, dan manga, ada yang membenci segala sesuatu yang bermata sipit, sakura, dan Harajuku style, ada yang menunjuk Eropa adalah kiblatnya, ada miss perfects, ada computer and games freaks, dan ada juga yang cuek bebek. Dalam segala perbedaan itu, aura kami bergerak dinamis membentuk pelangi persahabatan yang indah. Kami tak perlu menjadi apapun selain diri kami sendiri. Dan bagiku itu sangat berharga. Tak perlu harus ikut menyukai kegemaran mereka untuk bisa diakui dalam kelompok ini. Ini bukan tentang memperdebatkan aliran mana yang palin OK. Ini tentang kami yang mengakui seluruh entitas yang ada pada masing-masing sahabat. Dan olehnya kami menjadi tak terpisahkan.
Seperti yang kami lakukan kemaren, demi memanfaatkan setiap menit yang berjalan, aku dan Mince berbincang layaknya tak ada topik yang tak bisa kami bahas. Waktu seolah tak pernah cukup untuk mengumbar tawa. "Calla" (baca: Ledekan2) yang tak pernah membuat kami tersinggung, meski mungkin orang lain akan tebakar telinga dan juga hatinya, pekat memenuhi atmosfer dunia kami. Ini baru berdua mince, belum lagi jika semua pesonnel big gank, percayalah, waktu akan berdesing layaknya peluru. Waktu yang melesat itulah yang membuat kami selalu saling merindukan. Bahwa jarak yang memisahkan tidak menghalangi gosip-gosip kami berkeliaran. Thx to pecipta dan pengembang satelit...hehehehe...
Begitulah, pada akhirnya waktu yang bijak itu memutuskan kalau untuk kali ini, pertemuan kami hanya sampai disini. Akan ada kali lain untuk berpetualang ke negeri-negeri lain, tempat kita akan berusaha segigih mungkin membekukan setiap moment melalu kamera dan tulisan. Kisah yang akan kami tunjukkan dengan bangga pada generasi penerus kami kelak, tentang para sahabat yang telah menjelma menjadi keluarga baru, kebutuhan paling urgent dalam sel-sel kehidupan kami. Sebuah kisah yang akan kami kenang selamanya, sebagai kisah klasik untuk masa depan,,,^^
Jalan-jalan selalu kumanknai sebagai suatu bentuk kesenangan. Terlebih lagi jika kita melakukannya bersama orang-orang terdekat. Tentu akan sangat banyak kesan dan kebahagiaan yang kita tuai. Kali ini, aku berkesempatan mengunjungi Borobudur (lagi!) bersama salah seorang sahabat yang ku panggil "sister Mince". Seperti biasa, mengunjungi suatu tempat dengannya selalu menghadirkan sejuta tawa. Meskipun dalam perjalan kali ini, kami juga merasakan rasa lain selain enjoy, seperti cuapek (pastinya),
lapar, ngantuk (terutama waktu duduk berjam-jam di bis), dan bahkan sampai sempat ketipu pula, it was all fun. We totally enjoyed it.
Selasa kemaren, setelah 12 jam berlelah-lelah di kereta kelas ekonomi (Edisi Backpacker, peeet), akhirnya mereka tiba juga dengan selamat dari Jakarta. Mince bersama temannya Neng Eka dan K Bucek, menyambangi Solo untuk pertama kali. Mince dan Eka nginap di tempatku, sementara K bucek "kutitipkan" di kostan Nasir. Rencananya mereka akan berada di Jawa selama 6 hari, 3 hari di Solo, 3 hari di Jogja. Hari pertama, mau keliling Solo, hari ke dua ke Borobudur, Hari ke 3 mau ke Cokro_Klaten, berikutnya ke Prambanan, and the last would be Tour De Jogja. Tapiiiiiiii,,, rencana itu harus terhenti hanya sampai hari ke 3, dan destination area pun jadinya berubah karena ada pereschedulan jadwal yudisiumnya si Mince yang dimajukan dari hari Senin tanggal 8 Oktober menjadi Jum'at 5 Oktober. Well, meskipun sempat sedih karena rencana tour de Jogja batal, setidaknya kami sempat ke Borobudur. And, as I told you, it was totally fun and enjoyable.
Memang selalu seperti itulah ketika bersama sahabat terdekat, Mince, yang sudah seperti saudara sendiri. Aku mengenalnya sejak jaman kuliah. Kami dulunya membentuk gank yang kami namakan Big Gank. Gank ini terdiri dari macam-macam karakter yang sungguh berbeda, kecuali dalam memaknai persahabatan. Ada aktivis Islam, ada yang menganut liberalisme, ada yang cuek bebek, ada yang penggila segalanya tentang korea, jepang, dan manga, ada yang membenci segala sesuatu yang bermata sipit, sakura, dan Harajuku style, ada yang menunjuk Eropa adalah kiblatnya, ada miss perfects, ada computer and games freaks, dan ada juga yang cuek bebek. Dalam segala perbedaan itu, aura kami bergerak dinamis membentuk pelangi persahabatan yang indah. Kami tak perlu menjadi apapun selain diri kami sendiri. Dan bagiku itu sangat berharga. Tak perlu harus ikut menyukai kegemaran mereka untuk bisa diakui dalam kelompok ini. Ini bukan tentang memperdebatkan aliran mana yang palin OK. Ini tentang kami yang mengakui seluruh entitas yang ada pada masing-masing sahabat. Dan olehnya kami menjadi tak terpisahkan.
Seperti yang kami lakukan kemaren, demi memanfaatkan setiap menit yang berjalan, aku dan Mince berbincang layaknya tak ada topik yang tak bisa kami bahas. Waktu seolah tak pernah cukup untuk mengumbar tawa. "Calla" (baca: Ledekan2) yang tak pernah membuat kami tersinggung, meski mungkin orang lain akan tebakar telinga dan juga hatinya, pekat memenuhi atmosfer dunia kami. Ini baru berdua mince, belum lagi jika semua pesonnel big gank, percayalah, waktu akan berdesing layaknya peluru. Waktu yang melesat itulah yang membuat kami selalu saling merindukan. Bahwa jarak yang memisahkan tidak menghalangi gosip-gosip kami berkeliaran. Thx to pecipta dan pengembang satelit...hehehehe...
Begitulah, pada akhirnya waktu yang bijak itu memutuskan kalau untuk kali ini, pertemuan kami hanya sampai disini. Akan ada kali lain untuk berpetualang ke negeri-negeri lain, tempat kita akan berusaha segigih mungkin membekukan setiap moment melalu kamera dan tulisan. Kisah yang akan kami tunjukkan dengan bangga pada generasi penerus kami kelak, tentang para sahabat yang telah menjelma menjadi keluarga baru, kebutuhan paling urgent dalam sel-sel kehidupan kami. Sebuah kisah yang akan kami kenang selamanya, sebagai kisah klasik untuk masa depan,,,^^
No comments:
Post a Comment