Assalamualaikum. Wr. Wb.
Deeuhh,, penyakit pikun saya kumat lagi. Kemarin HP saya LAGI-LAGI ketinggalan di suatu tempat. Sempat panik juga awalnya, tetapi lalau saya diberi tahu K titin (yang sampai rela berpayah-payah naik ke lantai 3 dimana kamarku berada) kalau hapeku ketinggalan di kampus dan sekarang ada sama Pak Pur, tapi baru bisa diambil besok karena beliau sudah pulang. Apessnya lagi, setelah terkaget2 karena bangun pada saat khurbah Jum'at berkumandang (yang artinya sudah sangat telaaat), pas mau ke kampus untuk mengambil HP ternyata langit menagis demikian kencangnya, sehingga saya pun batal ke Kampus. Usai hujan reda, saya mati-matian menggenjot si Ijo, tetapi oh tetapi,
si Pak Pur sudahberpulang ke rumahnya. Mesti nunggu besok lagi. Walaaaahh...
Nah, rasanya tidak bersama satu benda mungil yang selama ini telah menjadi jembatanku untuk terus berhubungan dengan orang-orang di luar sana itu seperti kehilangan sebagian anggota badan. Jempolku serasa kehilangan sebagian besar fungsinya. Kamar, yang memang sepi ini kian menjadi sunyi. Duniaku sontak hanya benar2 terbatas pada keempat dinding kamar ini. Ditambah lagi modem yang tak berfungsi, sempurnalah sudah heningku. Aku tak tau sudah berapa banyak sms dan panggilan masuk untukku saat ini. Yang pasti perasaanku mengendus adanya seliweran protes dan bete dari teman-temanku (ddeuuhh sok penting bgt, heheheh). Indah sampai harus bolak-balik ke kamarku jika ada telepon dari K rahmah atau teman-teman yang lain. Maafkan daku yang cantik ini, pals.. :P
Aku seakan terputus dari dunia luar. Jika tak menyalakan NB, aku otomatis mengalami disorientasi waktu. Matahari tak bisa diandalkan belakangan ini, karena awan tebal yang terus menggelayut diatas sana. Hanya dari suara Azanlah aku dapat menerka waktu. Mengapa begitu? Karena kamar ini tidak memiliki jam. Jam tangan yang kupunya pun telah RAIB (persisnya sih kelupaan disuatu tempat. AGAIN!!!)
Untuk menaklukkan sepi, aku memutuskan ke Bideo menyewa beberapa keping DVD. Salah satu DVD yang kupinjam adalah "Test Pack". Yeah, I know this is so last year, but so what??? Pada saat film ini tayang di bioskop, saya malah masih mendekam di Kendari, dan ketika sudah balik Solo lagi, filmnya sudah turun. Jadilah saya menunggu saja kasetnya available di tempat sewa film. Okeh, saya tidak akan berposting tentang kesanku terhadap film ini kali ini, karena the topic is about two days without hand phone.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, rasanya ada yang hilang dalam hidup ini. Seriously. Saya sempat takjub juga, betapa sikecil satu itu telah mengikatku secara psikologis selama ini. Betapa ternyata saya baru bisa benar-benar merasa terasing tanpa kehadirannya di dekatku. Well, saya sering sekali sendirian saja, tetapi selama saya masih punya HP dan modem, saya hampir-hampir tidak pernah merasa kesepian. Benar-benar kesepian. Karena selalu ada seseorang di luar sana yang bisa saya hubungi, untuk sekedar berbagi kabar dan merontokkan kangen. Tetapi kali ini, saya seakan menciut tak berdaya. Saya bengong sendiri, mendapati diri saya, yang selalu saya anggap mandiri dan tegar ini ternyata takut akan kesendirian.
Well, sepertinya malam ini pun saya harus puas hanya ditemani DVD-DVD, bukannya ngobrol melepas rindu dengan mama... :(
Deeuhh,, penyakit pikun saya kumat lagi. Kemarin HP saya LAGI-LAGI ketinggalan di suatu tempat. Sempat panik juga awalnya, tetapi lalau saya diberi tahu K titin (yang sampai rela berpayah-payah naik ke lantai 3 dimana kamarku berada) kalau hapeku ketinggalan di kampus dan sekarang ada sama Pak Pur, tapi baru bisa diambil besok karena beliau sudah pulang. Apessnya lagi, setelah terkaget2 karena bangun pada saat khurbah Jum'at berkumandang (yang artinya sudah sangat telaaat), pas mau ke kampus untuk mengambil HP ternyata langit menagis demikian kencangnya, sehingga saya pun batal ke Kampus. Usai hujan reda, saya mati-matian menggenjot si Ijo, tetapi oh tetapi,
si Pak Pur sudah
Nah, rasanya tidak bersama satu benda mungil yang selama ini telah menjadi jembatanku untuk terus berhubungan dengan orang-orang di luar sana itu seperti kehilangan sebagian anggota badan. Jempolku serasa kehilangan sebagian besar fungsinya. Kamar, yang memang sepi ini kian menjadi sunyi. Duniaku sontak hanya benar2 terbatas pada keempat dinding kamar ini. Ditambah lagi modem yang tak berfungsi, sempurnalah sudah heningku. Aku tak tau sudah berapa banyak sms dan panggilan masuk untukku saat ini. Yang pasti perasaanku mengendus adanya seliweran protes dan bete dari teman-temanku (ddeuuhh sok penting bgt, heheheh). Indah sampai harus bolak-balik ke kamarku jika ada telepon dari K rahmah atau teman-teman yang lain. Maafkan daku yang cantik ini, pals.. :P
Aku seakan terputus dari dunia luar. Jika tak menyalakan NB, aku otomatis mengalami disorientasi waktu. Matahari tak bisa diandalkan belakangan ini, karena awan tebal yang terus menggelayut diatas sana. Hanya dari suara Azanlah aku dapat menerka waktu. Mengapa begitu? Karena kamar ini tidak memiliki jam. Jam tangan yang kupunya pun telah RAIB (persisnya sih kelupaan disuatu tempat. AGAIN!!!)
Untuk menaklukkan sepi, aku memutuskan ke Bideo menyewa beberapa keping DVD. Salah satu DVD yang kupinjam adalah "Test Pack". Yeah, I know this is so last year, but so what??? Pada saat film ini tayang di bioskop, saya malah masih mendekam di Kendari, dan ketika sudah balik Solo lagi, filmnya sudah turun. Jadilah saya menunggu saja kasetnya available di tempat sewa film. Okeh, saya tidak akan berposting tentang kesanku terhadap film ini kali ini, karena the topic is about two days without hand phone.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, rasanya ada yang hilang dalam hidup ini. Seriously. Saya sempat takjub juga, betapa sikecil satu itu telah mengikatku secara psikologis selama ini. Betapa ternyata saya baru bisa benar-benar merasa terasing tanpa kehadirannya di dekatku. Well, saya sering sekali sendirian saja, tetapi selama saya masih punya HP dan modem, saya hampir-hampir tidak pernah merasa kesepian. Benar-benar kesepian. Karena selalu ada seseorang di luar sana yang bisa saya hubungi, untuk sekedar berbagi kabar dan merontokkan kangen. Tetapi kali ini, saya seakan menciut tak berdaya. Saya bengong sendiri, mendapati diri saya, yang selalu saya anggap mandiri dan tegar ini ternyata takut akan kesendirian.
Well, sepertinya malam ini pun saya harus puas hanya ditemani DVD-DVD, bukannya ngobrol melepas rindu dengan mama... :(
2 comments:
iyo naaah, sampe tadi pagi tu orang dy SMS saya suruh dirimu ambil tu si kecil, anyway keknya habismi tu pulsamu Rin dipake balas sms yg masuk trus :p
td sa cuma triak Ririn dy balasmi jg tawwa..
eehh ndk adaji SMS dari eheeemm dii xixiixix
wkwkwkwkkw... eheeeeeem siapa ntuw???? (sangat berharap seandainya saja ada betul itu si eheeeeeemmm... hiks hiks hiks...)
Post a Comment