Teh Diah sedang menunduk khusyuk pada bacaan yang sedang berusaha ia pahami. Di luar burung terbang riuh rendah. Aku sendiri sedang pe-we di atas kasur, mendekam diatas selimut, dengan laptop di pangkuan. Jendela kamar sedikit terbuka, kami membiarkannya begitu karena tak sanggup menahan hawa pengap pemanas ruangan. Tapi juga tak sanggup membukanya lebar-lebar karena angin musim gugur bisa membuat tubuh gemetar saking dinginnya.
Di telingaku, Danilla menyanyikan 'terpaut oleh waktu." Dan seketika membuatku ingin menyapamu. Iya, kali ini "kamu" yang bukan "dia." Dia sedang berusaha aku lupakan saat ini. Jadi, aku memanfaatkan ingatan tentang "kamu" untuk mengaburkan kenangan-kenangan dengan "dia", yang sekarang sudah harus kuhapus dari ingatan. Aku juga memakai "dia" untuk mengusir "kamu" dari hatiku waktu itu. Jadi, impas lah ya... So, hallo, "kamu"...
Di telingaku, Danilla menyanyikan 'terpaut oleh waktu." Dan seketika membuatku ingin menyapamu. Iya, kali ini "kamu" yang bukan "dia." Dia sedang berusaha aku lupakan saat ini. Jadi, aku memanfaatkan ingatan tentang "kamu" untuk mengaburkan kenangan-kenangan dengan "dia", yang sekarang sudah harus kuhapus dari ingatan. Aku juga memakai "dia" untuk mengusir "kamu" dari hatiku waktu itu. Jadi, impas lah ya... So, hallo, "kamu"...
No comments:
Post a Comment