Assalamualaikum.
Wr. Wb.
Firstly,
I just wanna say thx to my dear maknyak, Diah Alfa Saadah, for her latest
posting about her trip to her home town. That’s really awesome – the trip. It’s
her story that encourages me to post my own trip to Bandung on last December.
Flash Back...
2009 yang lalu, di Front office JILC kendari, 5 orang yang
terdiri atas Farhan, K Arum, Aminah, Ahdiat dan saya sendiri ngobrol-ngobrol
seru tentang liburan. Yeah, at that time,
we were sooo tired and sooo bored. Banyaknya jam ngajar dan juga kegiatan
ekstra ketat yang dibuat JILC membuat kita-kita, khususnya para staff, ingin break sejenak, menghilang dari
peredaran. Bisa dibilang itu cuman ajang curhat-curhat asal saja. Karena waktu
yang kita punya sangat-sangat tidak memungkinkan buat menset liburan. Jangankan yang jauh, yang dekat saja susah. Ini semua
bermula dari sebuah inspiring book
punya Donny Dhirgantoro_5 cm. Kita semua, yang memang selalu tergila-gila
dengan petualangan di alam bebas, berencana
mau ke Mahameru. Kita planningnya
beberapa tahun kedepan lah at least.
Percakapan itu membawa kita ke dreaming
trip selanjutnya yaitu liburan ke Bandung, di tempat Farhan. Katanya, kalau
kesana, dia siap jadi supir sekaligus guide
kita. Akomodasi dan sebagainya aman. Kita cukup bawa diri saja, katanya.
Pertanyaannya adalah: “kapaaaannnn???”
Waktu itu kami hanya bilang “suatu saat nanti”.
Masing masing kami menyadari dalam hati, waktu yang tepat untuk kita semua
tidak sibuk, kapannnn??? Obrolan saat itu pun berakhir, seiring kedatangan Big Boss dengan setumpuk kegiatan ekstra
buat minggu ini. Lagi!!!!
Waktu berjalan dengan kesibukan yang
tak berkurang membuat planning waktu itu
terpinggirkan dari ingatan. Pada tahun 2010, karena sesuatu dan lain hal, saya off dari JILC dan kemudian bekerja di
Universitas Muhammadiyah Kendari. Aminah juga sebelumnya telah hijrah ke Ibu
Kota dalam rangka lanjut study. Di
penghujung tahun 2010, K arum pun off
dari JIlC karena telah terangkat menjadi PNS di pulau lain. Intinya, kita
berlima sudah saling berjauhan. Pertengahan 2011, ahdiat dan saya, pada waktu
yang hampir bersamaan, terbang ke Jawa untuk urusan yang sama, lanjut sekolah.
Ahdiat lanjut ke UGM di Jogja, saya sendiri mengambil program Double Degree di UMS_Solo. Rupanya benar
kata trainer motivasiku dulu, semua
yang kita impikan, jika itu telah tersimpan didalam pikiran bawah sadar, hanya
tinggal menunggu waktu untuk bisa terwujud. Rupanya ketika 3 personil (Aminah, Ahdiat dan Saya)
berada di Jawa lah, satu persatu perjalanan impian itu terwujud. Mulai dari
keliling Jogja bareng Ahdiat, Kemah di Segoro Gunung, mengunjungi Kota Tua
Jakarta bareng V’bie dan yang terakhir adalah liburan ke Bandung dengan
personil lengkap (Aminah, Ahdiat, K Arum Farhan, saya, plus Agus).
At this Moment…
Siang hari, pada hari Rabu tanggal 7
Desember, sebuah sms dari K arum masuk. Dia mengingatkan rencana ke Bandung
beberapa tahun lalu, dan mengajak untuk kumpul di sana. Tak lama berselang, sms
dari Farhan masuk juga dengan tujuan
yang sama. “Waaahhh pasti seru sekali”,
pikirku. Tak buang waktu aku segera mengontak Aminah, dan ahdiat. Keduanya
kompak bilang kalau mereka juga menerima sms yang sama dari K arum dan Farhan
dan meraka sudah tak sabar untuk kumpul-kumpul lagi. Maka tanpa ba bi bu aku
pun mengiyakan. Sebenarnya, aku sedikit merasa bersalah juga dengan teman-teman
di Solo. Karena sebelumnya, kami telah merencanakan ke Borobudur pada hari
minggunya. Tetapi, tawaran ke Bandung sangat mustahil untuk aku lewatkan. Ke
Brobudur bisa kapan saja. Lokasinya lumayan dekat dari Solo. Lagi pula
teman-temanku selalu ada, kan?? Tapi ke Bandung bersama sahabat-sahabat
terbaikku, kapan lagi?? Ini saja K arum bela-belain bolos dari Ereke, Ahdiat,
Agus, n Aminah juga rela kabur dari kuliah demi bisa ngumpul. Jadi dengan tekad
bulat I said: “I’m in” hehehe
K arum berangkat ke Bandung dari
Kendari pukul 15.00 WITA hari kamis tanggal 8 Desember. Tiba dibandung sekitar
jam 1 dini hari. Saya, ahdiat dan Agus sepakat berangkat kamis malam dari Jogja
naik kereta Bisnis, which meaned that I
had to go to Jogja first. Aku sampai di Stasiun Tugu kurang lebih pukul 7.
Agus dan Ahdiat belum ada disana. Ketika ku telpon, mereka masih ngepak-ngepak,
lagi pula kereta berangkat jam setengah sepuluh. Maklumlah perjalanan ini
dadakan sekali. Sehingga mereka baru bisa ngepak malam ini karena seharian
kuliah dan praktikum. Sembari menunggu mereka, aku memutuskan untuk
berjalan-jalan di Malioboro. Suasana Maliboro pada malam hari sangat
mengesankan. Musisi Jalanan, penari, dan seniman mengadakan pertunjukan di
sepanjang jalan. Hmm.. sayangnya tidak ada kamera, padahal aku sangat terkesan
dengan penampilan seniman jalanan itu.
Aku kembali ke Statisiun Tugu 15
menit sebelum kereta berangkat. Ahdiat dan Agus masih belum tampak. Aku sedikit
kesal juga sih, tetapi tak lama kemudian kulihat kedua sosok itu muncul dengan
tanpa berdosanya. AKu pun terkena senyum mereka yang menular. Kami pun
bersalaman dan ber high five. Aku
teringat sesuatu, penyesalanku karena tak ada kamera untuk merekam perjalanan
kami. Tetapi Ahdiat dan Agus langsung memamerkan kamera Cannonnya tepat di depan hidungku. Senyumku pun mengembang,
perasaanku berkata liburan kali ini akan benar-benar berkesan.
Pose bersama Ahdiat sebelum berangkat, hehehe
Kami tiba di Bandung pukul 6 pagi.
Kami memlih turun di Statsiun Kiara Condong bukannya di Statisun Bandung karena
statsiun inlah yang paling dekat dari rumah Farhan. Kami pun menunggu Farhan
dan K arum yang katanya sedang perjalanan menjemput kami. Kami menunggu lumayan
lama sekitar hampir setengah jam. Tak sabar menunggu, kami memutuskan untuk
berjalan-jalan di pasar di sekitar statsiun, Kesibukan pagi yang sangat terasa.
Aroma sayur mayor menguak diuadara pagi yang masih sangat segar itu. Tiba-tiba
ponselku bergetar, panggilan dari K arum yang mengabarkan 3 menit lagi mereka
sampai dan meminta kami menunggu di depan stasiun. Keakraban dan kerinduan yang
kental sangat terasa dalam jabatan tangan kami ketika kami bertemu mereka.
Nyata tertuang dalam pelukan dan high
five kami. Aku segera menyadari bahwa aku sangaaaat merindukan
sahabat-sahabat terbaikku ini. Di dalam mobil yang dikemudikan Farhan,
banyolan-banyolan segar tak henti-hentinya membuat kami tertawa. Kami
mengomentari apa saja. Semuanya. Sampai-sapai K arum keceplosan mengakui kalau
sebenarnya ketika mengatakan “dalam perjalanan” menjemput kami itu sebenarnya
itu berarti “dalam perjalanan” menuju kamar mandi,,huahahahah,,,pantas saja
lama…
With Agus in Kiara Condong Statiun (Belom mandi,,xixiixix)
Dirumah Farhan, kami telah disambut
dengan menu sarapan yang bikin liur meleleh. Kami pun makan dengan lahapnya dan
kemudian mandi dan berganti baju untuk jalan-jalan. Rencana kami sebenarnya
adalah ke Tangkuban Perahu. Tetapi karena Aminah baru akan tiba pukul 12an dari
Jakarta, kami memutuskan untuk terlebih dahulu belanja-belanja di Pasar Baru.
Kami menemui sebuah insiden pada perjalanan menuju Pasar Baru, karena Ahdiat
lupa memakai sabuk pengaman, kami pun di tilang dan uang tunai 250 ribu ruiah
pun ludes. Ahdiaaaaattt.. !!!tetapi itu tidak mengurangi keceriaan kami. Kami
melewati Braga, Paris Van Java, dan apa yaaa aku lupa. Sayangnya kami tak
sempat ke Gedung Sate. Di Pasar baru
kami belanja beberapa oleh-oleh. Yang paling seru adalah ketika belanja
camilan. Di bagian ini, kami bebas mencicipi seeeemuaaa jenis makanan. Gratis!!
Waaaahhh benar-benar seru apa lagi para penjual seakan berebut untuk
mendapatkan kami,,hehheehe.. nyummmyyy
Di bagian camilan,,,
Belanja oleh-oleh |
Telepon dari Aminah menghentikan
kami dari kegiatan belanja-belanja. Kami segera menjempunya di Terminal Luwi
Panjang. Setelah cipika cipiki,kami segera meluncur ke Trans Studio Bandung
yang rupanya masih satu bangunan dengan BSM (Bandung Super Mall). Kami mencoba
hampir semua wahana yang ada, hehehehe. Perjalanan hari ini ditutup dengan
makan malam bersama di warung tenda sari laut. Hmm,,, jadi ingat jaman-jaman
suka ditraktir bos di sari Laut,,hehehe. Waktu menunjukkan pukul 10 malam
ketika kami tiba dirumah.
Hari ke dua, kami diajak Farhan Ke
Garut. Farhan membuktikan ucapannya menjadi supir sekaligus guide yang baik bagi kami. Tidak ada
tempat yang kami lalui yang tidak dijelaskan olehnya. Dari nama jalan, nama
bangunan, sejarahnya, dll. Top abiss dah si Farhan!! Masuk di Ranca Ekek,
jejeran penjual Tahu Sumedang memenuhi kiri dan kanan jalan. Kalau di Kendari
ini seperti di PJR (di pondidaha), setelah itu kami memasuki daerah deretan pabrik tekstil. Jalanan ramai oleh
para karyawan yang baru pulang sehabis shift
malam. Pemandangan yang tersaji pun luar biasa indah, di kejauhan deretan
gunung besar yang masih tertutup kabut menambah daya tarik tersendiri.
Pertanyaan demi pertanyaan ingin tahu kami pun terlontar. Dengan sabar Farhan
menjawab itu semua satu per satu. Tak terasa kami pun masuk jalan Nagrek,jalan
yang sebelumnya hanya ku lihat di TV ketika pak SBY meresmikan jalan ini. Jalan
ini katanya menghubungkan Tasik dan Jawa. Sekilas aku mendapat kesan seperti
jalan menuju Kolaka kalau dari Kendari. Berkelak kelok dengan Jurang yang cukup
terjal. Begitu cantik. Meski menurutku Kolaka masih lebih mempesona,,hehehehe…
Ditemani lagu lawasnya Sheila on 7, dan peterpan, perjalanan ini menjadi dua
kali lebih menakjubkan. Kami sesekali bersenandung riang meski dengan suara
yang jauh dari merdu,,:)
Tujuan kami ke Garut adalah
permandian air panas di Ci Panas dan belanja kulit. And here are the pics…
GUnung yang tampak samar dibalik kabut |
Tempat Belanja Kulit |
Ubi Cilembu |
Perjalanan pulang dari Garut,
ditingkahi hujan yang sangat lebat. Benar kata Farhan sebelumnya, yang
menyarankan kami untuk berangkat ke Garut Sabtu pagi karena kalau berangkat
sore akan sangat muuuuuaaacettt!! Benar saja, sepanjang perjalanan pulang, arah
menuju garut macet total. Dengan gak ada kerjaannya kami menghitung antrian
panjang kendaraan tersebut. Gila!! sampai lebih dari seratus
mobil!!!,,ckckckck.. Karena hujan, kami juga membeli beberapa jajanan khas
bandung disepanjang jalan, mulai dari Tahu Sumedang, Ubi Cilembu yang terkenal
manis itu, Peyem (semacamtape singkong kalo di Kendari), dll. Kami tiba dirumah
pukul 9 malam.
Sayang sekali, karena di hari
ketiga, hari Minggu, K arum dan Farhan sudah harus balik ke Kendari pukul 7,
padahal kami belum ke Tangkuban Perahu. Kami sendiri akan balik ke Jogja dan
Solo nanti pada malam hari pukul 8. Sedangkan Aminah akan balik ke Jakarta
pukul 10. Jadilah kami bertanya-tanya, “yaaaahh…masak
tidak sampai ke Tangkuban perahu, sih??” Atau setidaknya ke kawah putih di
CIwedey lah. Melihat kekecewaan kami, kang Deni, ipar Farhan, mengusulkan ke
Ciwedey saja karena masih bisa keburu kalau kami berangkat sekarang. Ahdiat, yang memang sangat ingin ke Ciwedey
langsung mengangguk setuju. Aku dan Agus pastinya juga setuju. Kami pun melirik
Aminah dengan tatapan membujuk. Akhirnya Aminah pun mengangguk.Horeee….!!! Kami berangkat ke Ciwedey
berempat saja karena tak enak merepotkan Kang Deni. Bemodalkan peta alakadarnya
yang dibuat oleh Kang Deni, kami pun berangkat. Modal nekat sebenarnya karena
kami sangat buta akan jalan, hehhehe. Perjalanan kesana sangat seru karena kami
harus naik kendaraan umum. Naik turun angkot beberapa kali, berimpit impitan
dalam elp, berkenalan dengan sesama
pengunjung yang juga akan kesana, sampai tawar menawar harga dengan supir
angkot. Sungguh tak akan terlupakan.
Sesampai di kawah putih, reaksi
pertama kami adalah ternganga. Pemandangannya sempurna indah. Kereeen bgt. Yang
menarik adalah suhu diempat itu kadang berubah secara drastic. Baru saja kami
menikmati teriknya mentari, sekonyong-konyong kabut turun dan suhu ngedrop
sampai 9 derajat. Bahkan ketika berbicara, ada asap keluar dari mulut kami. Kabut
itu sendiri malah semakin menambah elok panorama Kawah Putih. Bau blerang samar
tercium, hingga kami disarankan memakai masker. Segera setelah itu
jepret-jepret sana sini. Acara jalan-jalan memang tak sempurna tanpa ajang
narsis, yakan?? Yakan?? hehehehe
Sejarah ditemukannya Kawah Putih |
Acting Pose Prawed bareng Agus,,:P |
WIth Amince,,, itu gaya apaan yah?? |
Berempat,,, |
WIth akang-akang yang kenal di angkot..:P |
Kang Yoga n Teh Odah |
Pukul 2 siang kami pun pulang. Setelah
mengantar Aminah ke terminal, kami kembali ke rumah Farhan. Kami tiba pukul 6
sore. Setelah istirahat dan makan malam, kami pun diantar Ayahnya farhan ke
stasiun. Cium tangan dan peluk-pelukan adalah ritual terakhir kami di bandung.
Hmmm.. perjalanan yang sangat berkesan bagiku, bersama orang-orang terbaik
dalam hidupmu… see,,, benarkan?? Liburan kali ini memang sangat berkesan, Can’t
wait to the next expedition to Jogja…^^
No comments:
Post a Comment